Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hasil Survei Lembaga Kredibel

Ekonomi Pulih Belum Merata

Senin, 25 Juli 2022 07:31 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Instagram/smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Instagram/smindrawati)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan Sri Mulyani berkali-kali bilang, ekonomi Indonesia sangat baik. Bank Dunia hingga Dana Moneter Internasional (IMF) juga ikut mengaminkan pernyataan Sri Mul dan memuji ekonomi Indonesia. Apakah ekonomi saat ini sudah pulih total, ternyata survei membuktikan, membaiknya ekonomi saat ini belum merata. Sebagian masyarakat menganggap ekonomi masih buruk.

Dalam berbagai kesempatan, baik di forum nasional maupun internasional, Sri Mul selalu membangga-banggakan kondisi perekonomian Indonesia. Sri Mul bahkan menggaransi, krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka dan bikin dunia ketar-ketir, tidak akan menular ke Indonesia. 

Terkait ancaman resesi, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga tidak khawatir. Kalau pun terkena resesi, sesuai prediksi banyak pihak, tidak lebih dari 3 persen. “APBN kita masih mampu menahan goncangan yang akan datang,” kata Sri Mul, dalam pertemuan menteri keuangan G20 di Bali, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Desa Digital Kerek Ekonomi Pedesaan

Tak hanya Sri Mul, IMF juga optimis Indonesia aman dari ancaman resesi yang kini sedang melanda banyak negara. Keyakinan itu disampaikan langsung Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, pekan lalu.

Lantas bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di mata rakyat? Untuk mengetahui ini, bisa dilihat dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis, kemarin. Survei LSI ini digelar pada 27 Juni hingga 5 Juli 2022. Metodologi survei ini menggunakan kontak telepon kepada responden secara acak atau random digit dialing (RDD).

Target populasi survei ini adalah WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, sekitar 83 persen dari total populasi nasional. Kemudian, sampel dikumpulkan adalah 1.206 orang yang dipilih acak. Margin of error survei ini diperkirakan +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga : Plastik Berperan Penting Gerakkan Ekonomi Sirkular

Apa hasilnya? Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengatakan, mayoritas responden menilai ekonomi Indonesia masih buruk atau negatif. Dari seluruh responden yang menilai sangat baik dan baik, totalnya 25,4 persen. Sedangkan yang buruk dan sangat buruk ternyata lebih besar, yakni mencapai 35,1 persen.

Menurut Djayadi, tren persepsi publik terhadap ekonomi Indonesia yang dianggap buruk ternyata tidak berubah dibanding survei sebelumnya. Pada survei LSI di Mei, gambaran penilaian publik terhadap ekonomi tanah air cenderung sama, masih buruk. "Masih stagnan. Lebih banyak yang menilai negatif daripada positif," kata Djayadi dalam konferensi pers yang digelar secara daring, kemarin.

Dengan kondisi ekonomi yang masih buruk, kata Djayadi, mayoritas responden juga menolak kenaikan harga BBM. Meskipun saat ini harga minyak mentah dunia alami kenaikan, publik berharap pemerintah tetap melakukan subsidi dan tidak menaikkan harga BBM.

Baca juga : Prabowo Dianggap Kunci Koalisi Pemilu 2024

“Ada 48,1 persen responden yang meminta pemerintah berupaya menjaga agar harga BBM di dalam negeri tidak naik. Sedangkan 32,7 persen yang memahami kalau akhirnya pemerintah naikkan harga BBM,” jelas Djayadi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.