Dark/Light Mode

Jokowi-Prabowo Ketemu, Bos Hipmi: Investor Tak Wait and See Lagi

Minggu, 14 Juli 2019 22:14 WIB
Ketua Umum DPP Hipmi Bahlil Lahadalia. (Foto: Net)
Ketua Umum DPP Hipmi Bahlil Lahadalia. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka -
Presiden terpilih Jokowi akhirnya bertemu dengan rivalnya Prabowo Subianto akhir pekan ini di Jakarta. Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia menyambut baik pertemuan tersebut.

“Kita dari dunia usaha menyambut baik. Kita optimistis investor tidak lagi wait and see lagi,” ujar Bahlil di Jakarta, Minggu (14/7).

Bahlil mengatakan, pertemuan tersebut menimbulkan konfiden yang besar di kalangan dunia usaha dan pasar. Sebab itu, dia optimis pertemuan itu akan membawa sentimen positif di pasar saham dan nilai tukar pekan depan.

Baca juga : Ketemu Prabowo, Jokowi: Tak Ada Cebong Dan Kampret Lagi

Investor dan pasar kan lihat bahwa ternyata politik kita sudah matang. Demokrasi kita juga sudah proven,” ucap dia.

Bahlil optimistis investor akan memiliki keyakinan yang kuat untuk masuk dan berinvestasi ke Indonesia. Selama ini, investor masih menunggu menyusul lamanya Pilpres dan tahap-tahapannya sejak tahun lalu. HIPMI memuji kenegarawanan kedua pemimpin sehingga situasi menjadi lebih adem dan kondusif.

Sebagaimana diketahui, pertemuan antara Presiden Jokowi atau Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto digelar kemarin, Sabtu (13/7). Selain naik MRT bareng, keduanya juga santap siang di Sate Khas Senayan, FX Sudirman.

Baca juga : Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo Ditargetkan Sebelum Putusan MK

Bahlil mengatakan, timing pertemuan keduanya sangat tepat dan belum terlambat. Sebab, tahap-tahapan pemilu sudah selesai. Secara resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Presiden terpilih 2019-2024.

“Timing-nya sudah tepat. Belum terlambat. Apalagi hari Presiden Jokowi akan menyampaikan pidatonya tentang visi Indonesia ke depan,” ucap dia.

Bahlil mengatakan, agar investor dan pasar sepenuhnya optimistis, berbagai perbaikan regulasi dan iklim usaha harus secara mendasar dilakukan perbaikan. “Kita hadapi masalah current account deficit (CAD), sebagai cerminan belum produktifnya industri didalam negeri. Produksi migas kita rendah. Kemandirian energi masih lemah. Akibatnya kita sangat tergantung pada impor, sehingga CAD kita tinggi,” ucap dia.

Baca juga : Horee, Besok Pasar Tanah Abang Buka Lagi

Bahlil meminta semua pihak meninggalkan agenda-agenda dan  bergeser, bagaimana mengurus ekonomi yang demokratis. “Jadi, kita mesti siap bergerak dari agenda demokrasi politik ke agenda demokrasi ekonomi. Jangan politik terus. Mari kita bangun bangsa sama-sama,” tukas Bahlil. [DIT]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.