Dark/Light Mode

APPKSI Dukung Jokowi Cabut Bea Keluar Ekspor CPO

Rabu, 27 Juli 2022 13:02 WIB
Tandan buah segar kelapa sawit. (Foto: Istimewa)
Tandan buah segar kelapa sawit. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) mendukung pemerintah untuk mencabut bea keluar untuk produk minyak sawit atau crude palm oil (CPO).

Dengan pencabutan bea keluar, diharapkan ada stimulus bagi pabrik untuk melakukan ekspor, dan memberi ruang bagi tangki-tangki penyimpanan CPO. Sehingga pabrik bisa kembali menyerap TBS sawit petani.

"Cabut bea keluar CPO supaya bisa meningkatkan harga tandan buah segar (TBS) petani, meningkat tidak seperti saat ini," kata Ketua Umum APPKSI Marrie Andi Muhammadiyah dalam keterangannya Rabu (27/7).

Baca juga : Sunindo Adipersada Dukung Penyandang Disabilitas Bersaing Di Pasar Ekspor

Saat ini, harga CPO di kisaran 1.185 dolar Amerika Serikat per metrik ton, dan dibebani bea ekspor sebesar 288 dolar AS per metrik ton. Sama seperti ekspor CPO dikenakan sebesar 24,4 persen dari harga.

"Importir tentu saja tidak mau dibebani bea ekspor dan bea keluar ekspor ditanggung eksportir CPO," tambahnya.

Lebih lanjut, dia menyebut selama ini pungutan ekspor CPO hanya untuk mensubsidi oligarki industri biodiesel. Sedangkan petani tidak pernah menikmati dan juga tidak memberikan dampak pada kenaikan harga TBS yang signifikan. Karena masih dibebani dengan bea keluar ekspor CPO yang sangat tinggi.

Baca juga : Dua Menteri Jokowi Sambut Kepulangan Jemaah Haji Kloter Pertama

Karena itu, APPKSI meminta presiden Jokowi mencabut bea ekspor CPO, atau menurunkan menjadi kisaran 10-50 dolar AS per metrik ton. Agar harga TBS petani bisa meningkat secara signifikan.

Sehingga dengan demikian bisa meningkatkan daya beli petani sawit yang akhir berdampak pada tingkat kesejahteraan petani.

"Pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja baru disektor industri sawit dan sektor ekonomi lainnya pun akan tumbuh," tutup Muhammadiyah. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.