Dark/Light Mode

Airlangga Hartarto Hadiri IPEF, Pengamat: Momentum Diplomasi Politik Dan Ekonomi

Sabtu, 10 September 2022 07:28 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Ist
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar perdagangan ekonomi dunia dan politik internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Riza Noer Arfani mengatakan, Indonesia akan merasakan manfaat secara politik dan ekonomi dengan bergabung bersama kerangka Ekonomi Indo-Pasifik yang baru atau IPEF (Indo-Pacific Economic Framework).

“Untuk jangka panjang, akan banyak dampak pada keseimbangan kekuatan politik maupun ekonomi di kawasan,” kata Riza, Jumat (9/9).

Dia juga masih agak meragukan apa yang diinginkan China dalam keterlibatan mereka di kawasan. Terutama isu-isu profile macam laut China Selatan.

“Sehingga kita masih butuh pertimbangan dari kelompok yang lain seperti Amerika, Indo Pasifik,” ucapnya.

Dalam jangka pendek, secara politik bisa memperkuat posisi Presidensi G20 dan Kekuatan ASEAN di tahun depan.

Karena bagaimanapun, Amerika masih memegang kendali dalam bidang ekonomi tertentu. Maka dalam jangka pendek diplomasi bisa terbentuk dan bergabung dengan IPEF, sebagai pelengkap dari diplomasi ekonomi yang dibangun pada kawasan yang lain atau skema yang lain.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tengah berada di Amerika Serikat guna menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) IPEF.

Baca juga : Jokowi Senang Airlangga Maju Capres 2024, Pengamat: Kinerja Ekonomi Bagus

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Partai Golkar ini mendorong investor Amerika masuk ke Indonesia.

"Volume perdagangan bilateral RI-AS ditargetkan mencapai 60 miliar dolar AS. Saat ini baru mencapai sekitar 37 miliar dolar AS, sehingga terdapat opportunity lebih meningkatkan lagi kerja sama kedua negara," kata Airlangga.

Airlangga menjelaskan, realisasi investasi AS di Indonesia tahun 2021 sebesar 2,54 miliar dolar AS atau sekitar Rp 37,5 triliun.

"Investasi AS ke Indonesia masih sangat kecil, sehingga perlu didorong lebih banyak investasi AS ke Indonesia," kata Airlangga, saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Gina Raimondo, di sela Pertemuan Tingkat Menteri IPEF for Prosperity, 8-9 September 2022 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Kondisi perekonomian Amerika memang tidak baik-baik saja. Mereka dibayangi resesi dan perlambatan perekonomian. Namun, menurut Riza, masih besar peluang Amerika sebagai negara dengan kekuatan ekonomi besar.

“Kita lihat langkah Amerika selama ini fokus mengatasi dampak kemungkinan resesi. Saya kira kalau dikaitkan dengan kerangka kerja IPEF, sebetulnya yang disasar Amerika utamanya mengalihkan sumber-sumber, atau akses ekonomi mereka dari China,” ungkap Riza.

Dari kerangka kerja sama IPEF ini, diharapkan bisa membawa manfaat bagi Indonesia dan 13 negara anggota lainnya.

Baca juga : Kenaikan Harga BBM Momentum Maksimalkan Pemanfaatan Energi Bersih

Ini forum gagasan untuk kerangka kerja bersama 14 negara yang terlibat di dalamnya. Impact-nya perlu dilihat apakah ada hal hal konkret, misal dalam hal peningkatan investasi Amerika di negara ASEAN, terkhusus Indonesia. Seberapa peluang bisnis industri mereka bisa mendorong untuk melakukan ekspansi sesuai dengan kerangka kerja yang dirancang.

Sokong Pemulihan

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, upaya pemerintah menarik investasi dan mempromosikan potensi kerja sama ekonomi hal wajar, patut dilakukan.

"Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Menko wajar. Sesuatu yang normatif sekali. Semua pejabat apalagi Menko Perekonomian memang harus menyampaikan ajakan itu," ujarnya. 

Menurutnya, Indonesia membutuhkan masuknya modal asing untuk memajukan perekonomian dalam negeri, sebagaimana negara-negara lain.

Piter menegaskan, tidak ada negara di dunia ini bisa maju tanpa adanya modal asing. Bahwa upaya pemerintah itu sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang tengah berupaya memulihkan diri usai pandemi Covid-19 dan memajukan perekonomian.

Jadi, ajakan ini sangat relevan dengan kondisi indonesia saat ini yang membutuhkan modal asing untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sekaligus menciptakan lapangan kerja sehingga bisa menurunkan angka kemiskinan.

Baca juga : Pengalihan Subsidi Untuk Jaga Ketahanan Ekonomi

Airlangga juga mempromosikan Undang-Undang Cipta Kerja sebagai upaya Indonesia mendorong reformasi struktural, dan meminta dukungan AS terkait masalah pangan terutama impor kedelai dari AS.

Terkait hal itu, Piter mengatakan, ketidakstabilan kondisi global sangat berpengaruh terhadap pasokan pangan.

Sementara, Indonesia masih melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga kestabilan impor kedelai sangat berpengaruh terhadap harga pangan di dalam negeri.

Menurutnya, sangat strategis di tengah kondisi gejolak harga pangan saat ini. Pemerintah harus memastikan impor pangan dalam hal ini kedelai tidak terganggu.

“Sehingga pasokan kedelai di dalam negeri tercukupi dan harga pangan yang menggunakan kedelai bisa stabil," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.