Dark/Light Mode

Dukung FOLU Net Sink 2030 Dan Komitmen NDC Indonesia

KADIN Luncurkan Program RFBSH, Dorong Multiusaha Kehutanan

Jumat, 7 Oktober 2022 14:59 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

 Sebelumnya 
Global Green Growth Institute (GGGI) yang merupakan organisasi berbasis perjanjian internasional untuk mendukung para mitra termasuk pemerintah untuk mencapai pertumbuhan hijau dengan pengadaan program yang mendukung NDCs dan SDGs juga turut bergabung pada diskusi tersebut.

Marcel Silvius selaku perwakilan Indonesia untuk GGGI menjelaskan Indonesia saat ini tengah mengalami pergantian paradigma dari bisnis kehutanan biasa menuju paradigma multiusaha kehutanan yang regeneratif dan inklusif.

Transisi menuju siklus bisnis hijau ini berpotensi meningkatkan kebersaingan Indonesia dan seluruh anggota KADIN secara individu.

Baca juga : Bank Indonesia Dan Kemendag Luncurkan SIAP QRIS Di Lippo Mall Kemang

"Transisi yang sedang dialami Indonesia ini membutuhkan banyak dukungan berbagai pihak untuk memastikan perubahan untuk pertumbuhan hijau dan GGGI siap bekerja dengan pemerintah dan multi donor,” pungkasnya.

Sependapat dengan pandangan Krisdianto mengenai transformasi paradigma menuju multiusaha kehutanan, Sekretariat Jenderal Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari APHI Purwadi Soeprihanto, turut membagikan pandangannya bahwa saat ini terdapat dua tantangan yang dihadapi dalam transisi menuju paradigma multiusaha kehutanan.

Yaitu, sulitnya mengubah konsesi manajemen kayu ke manajemen non kayu atau komoditas campuran dan tantangan dalam meyakinkan pemilik konsesi untuk mengoptimalkan produk non kayu sehingga sektor kehutanan dapat lebih kompetitif.

Baca juga : Pupuk Indonesia Luncurin Roadmap Riset Klaster Pupuk 2022-2031

"Saat ini KADIN sedang membuat hub untuk hutan regeneratif dengan harapan program ini bisa memfasilitasi multiusaha kehutanan dan menghadapi pemilihan komoditas sebab pengembangan komoditas dan multiusaha kehutanan tidak bisa dipisahkan dari upaya penanganan kehutanan yang berkelanjutan,” tambahnya.

Selaras dengan paparan dari pembicara lainnya, Rizal Algamar selaku Dewan Filantropi Indonesia menambahkan bahwa untuk mengimplementasikan multiusaha kehutanan melalui governance multi stakeholder diperlukan pembiayaan untuk mengakselerasi pembangunan inklusif di lapangan.

"Saat ini masih terdapat kesenjangan di sektor kehutanan dan masih sedikitnya bank dari sektor swasta yang membiayai produk bersih dan hijau di Indonesia. Blended financing dan dana hibah dapat menjadi alternatif untuk memfasilitasi lebih banyak modal swasta/venture capital berinvestasi pada tahap awal untuk tujuan keberlanjutan lingkungan," tambahnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.