Dark/Light Mode

Nggak Kalah Sama Rival ASEAN

IK-CEPA Bisa Bikin Ekspor RI Ke Korsel Lebih Ngacir

Senin, 10 Oktober 2022 22:28 WIB
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu Marthini (Foto: YouTube)
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu Marthini (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu Marthini menegaskan, Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) memasuki era baru dalam hubungan kemitraan.

Terutama, setelah DPR mengesahkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea (IK-CEPA) dalam Rapat Paripurna DPR, pada 30 Agustus lalu.

“Saya percaya, perjanjian ini akan memiliki dampak yang luar biasa terhadap hubungan kerja sama ekonomi dengan Korsel,” papar Ni Made dalam acara Second Workshop Journalist Network 2022, yang dihelat Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), September lalu.

IK-CEPA memberikan kesempatan yang lebih luas bagi Indonesia, untuk meningkatkan nilai perdagangan barang, jasa, investasi, atau kerja sama ekonomi lainnya. Mulai dari level korporat, hingga individu.

Baca juga : Petambak Bandeng Binaan Desa BSI Ekspor Perdana Ke Korsel Dan Jepang

Melalui IK-CEPA, Korsel akan mengeliminasi 95,54 pos tarif terhadap produk-produk Indonesia. Sedangkan Indonesia, akan mengeliminasi 92,06 persen pos tarif terhadap aneka produk Korsel. Serta memberikan tarif preferensi hingga 0,96 persen untuk memfasilitasi investasi Korsel di Tanah Air.

“IK-CEPA memiliki komitmen yang lebih tinggi, dibanding Perjanjian Dagang ASEAN-Korea. Selain itu, IK-CEPA juga memiliki kerangka kelembagaan yang komprehensif untuk berbagai kerja sama bilateral,” imbuh Ni Made.

Bagi Indonesia, Korsel adalah mitra yang sangat penting. Baik dari segi populasi penduduk, daya beli, serta nilai dagang dan investasi.

Kedudukan sebagai mitra penting bagi Korsel ini, juga dimiliki Indonesia yang merupakan center of ASEAN. Indonesia yang menduduki peringkat empat negara berpenduduk terbanyak dan peringkat 16 ekonomi dunia, merupakan pasar potensial bagi Korsel.

Baca juga : Airlangga Yakin, Doa Ulama Bisa Bikin Ekonomi RI Tumbuh Stabil 5,2 Persen

Proliferasi K-wave (Korean Pop dan Drama Korea) yang memiliki nilai positif, terbukti berdampak pada peningkatan nilai ekspor Korsel ke Indonesia.

Tren ekspor mie instan (ramyeon) dan kosmetik dilaporkan meningkat dalam kurun waktu 2013-2020. Masing-masing dengan angka 36 dan 35 persen.

“Indonesia adalah partner dagang strategis Korsel. Berada di peringkat 15 negara tujuan ekspor, dan negara pengimpor nomor 12,” ucap Ni Made. 

Saling ketergantungan di bidang ekonomi ini, tentunya harus dimanfaatkan dengan baik. Indonesia harus bisa meningkatkan pangsanya di pasar Korsel. Apalagi, posisi kita saat ini masih berada di belakang Vietnam, Malaysia, dan Singapura.

Baca juga : Nggak Mau Kalah Sama Pertamina, Pupuk Indonesia Siap Bikin Kios Pupuk Nonsubsidi

“IK-CEPA memungkinkan kita menyelaraskan posisi dengan pesaing dari ASEAN. Kita jangan tertinggal dari Singapura dan Vietnam, yang sudah memiliki perjanjian dagang dengan Korsel,” tutur Ni Made.

"IK-CEPA bukan rocket science. Saya berharap kesepakatan ini bisa menyatukan sudut pandang pemerintah, swasta, dan masyarakat Indonesia untuk menggali potensi ekspor yang bisa dikembangkan," pungkasnya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.