Dark/Light Mode

Sudah 2 Hari Eror

ALFI Minta Pelayanan Dialihkan Ke Terminal Lain

Jumat, 18 November 2022 14:38 WIB
Ketua DPW ALFI DKI Jakarta Adil Karim. (Foto: Istimewa)
Ketua DPW ALFI DKI Jakarta Adil Karim. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gangguan sistem pada layanan terminal operating system (TOS) di Jakarta International Container Terminal (JICT) sejak Kamis (17/11) dini hari sampai dengan saat ini belum normal.

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta menyatakan dampak terganggunya sistem layanan berbasis TOS di terminal peti kemas tersibuk di Indonesia itu berakibat fatal bagi kegiatan logistik dan merugikan perekonomian nasional.

Ketua DPW ALFI DKI Jakarta Adil Karim mengatakan, manajemen Pelindo, JICT, dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, agar menempuh contingency plan yang lebih konkret lantaran pelayanan secara manual yang dilakukan sampai hari ini atas kondisi itu tidak mampu mengurai kepadatan yang terjadi.

Bila perlu, layanan kapal di JICT saat ini dialihkan saja sementara ke terminal peti kemas lainnya di Pelabuhan Tanjung Priok. Agar perdagangan ekspor impor tidak terhambat dan beban biaya logistik pengguna jasa terus melambung.

"Kalau barang tidak bisa masuk dan keluar, maka layanan terminal sudah tidak berfungsi lagi, dan kami mendesak segera kapal dialihkan saja ke terminal lain yang lebih siap," katanya di Jakarta, Jumat (18/11).

Baca juga : Ngeteh Bareng Ibu Negara Korsel, Ibu Iriana Pamerkan Kain Tenun Bali

Menurutnya, hingga Jumat pagi ini (18/11) untuk membuat e-ticket di JICT saja tidak bisa bahkan tidak ada keterangan dari manajemen terminal progres perbaikan sistem yang eror itu, saat ini sudah sampai di mana.

"Katanya bisa manual? Tapi, faktanya banyak perusahaan anggota kami saat melakukan layanan pembuatan kartu ekspor maupun impor tidak bisa dilakukan, bahkan yang sudah memegang kartu ekspor ataupun impor di JICT juga tidak bisa melakukan pemasukan maupun pengeluaran barang. Ini sudah amburadul semua sistem layanannya kalau seperti ini," tuturnya.

Bukan hanya itu, Adil juga mendesak pembebasan seluruh biaya yang muncul atas terganggunya sistem di JICT tersebut. Apalagi, kata dia, terhadap barang ekspor yang telah siap masuk pelabuhan terpaksa tidak bisa closing dan berpotensi tertinggal kapal sehingga biaya ekspor membengkak.

Begitu pun dengan impor, di mana barang yang sudah mengantongi surat perintah pengeluaran barang atau SP2 tidak bisa keluar gate out terminal karena sistem di pintu keluar juga eror dan peti kemas harus terkena tambahan biaya storage di container yard (CY) terminal.

Adil mengaku mendapat banyak pertanyaan dari anggota ALFI DKI lantaran shipment-nya sudah terkena closing, dan kalau tidak ada jawaban dan solusi, mereka (pelaku usaha) bingung mesti ganti kapal, atau ditunggu sampai pelabuhan berkembali aktivitas.

Baca juga : Prof Didik: Negara Wajib Berikan Pelayanan Kesehatan Ke Rakyatnya

Di sisi lain, biaya detention atau inap penitipan kontainer masih berjalan dan customer juga bertanya, bagaimana solusinya.

"Sebab seluruh biaya-biaya itu kini menjadi bengkak. Belum lagi kerugian inmateral di mana para petugas kami di lapangan antre menunggu layanan sejak kemarin hingga hari ini. Kami minta manajemen Pelindo dan JICT jangan lepas tangan atas kondisi ini," tegasnya.

Adil menilai, kerugian pelaku bisnis atas amburadulnya sistem layanan di JICT itu telah menyebabkan kerugian besar bagi pelaku usaha dan perekonomian nasional.

"ALFI mendesak Otoritas Pelabuhan di Tanjung Priok mesti lebih proaktif dengan diskresinya untuk bisa mengalihkan layanan kapal dari JICT ke terminal lainnya demi kepentingan ekonomi nasional yang lebih besar. Jangan sampai kondisi seperti ini berlarut-larut. Ini bahaya untuk stabilitas perekonomian," ujarnya.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menjelaskan, sistem IT layanan JICT tersebut diretas alias kena hack. Menindaklanjuti terganggunya sistem layanan tersebut, JICT telah melakukan mitigasi agar operasional tetap berjalan.

Baca juga : Sukseskan KTT G20, Smartfren Perkuat Layanan Di Bali

Arif tak menampik adanya gangguan yang berimbas kepada tersendatnya operasi pengguna jasa, tetapi secara garis besar masih dapat terpantau dengan baik.

"Hack-menghack ini kan selalu terjadi. Tapi itu bukan excuse. Kami meminta ke JICT memastikan pagarnya lebih kuat.Ini bagaimana merecover dengan cepat," ucapnya.

Seperti diketahui, sistem TOS yang eror ini menyebabkan kepadatan arus lalu lintas di kawasan pelabuhan Tanjung Priok. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.