Dark/Light Mode

UMKM Melekat Pada Transformasi BUMN, Lembaga Management FEB UI Jempolin Erick

Selasa, 6 Desember 2022 16:35 WIB
Associate Director BUMN Research Group LM (Lembaga Management) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto (Foto: FEB UI)
Associate Director BUMN Research Group LM (Lembaga Management) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto (Foto: FEB UI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Associate Director BUMN Research Group LM (Lembaga Management) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengapresiasi langkah Menteri BUMN Erick Thohir, yang menempatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai bagian tak terpisahkan dalam upaya transformasi BUMN.

Apalagi, sejumlah program yang mendukung UMKM juga terus dilakukan. Seperti Pasar Digital (PaDi) UMKM dan kredit usaha rakyat (KUR).

Toto menilai, keberpihakan BUMN terhadap UMKM sudah tepat.

"UMKM itu termasuk segmen usaha penyangga ekonomi yang penting. Sampai akhir 2020, jumlah UMKM hampir menembus angka 64 juta," papar Toto di Jakarta, belum lama ini.

Baca juga : Transformasi BUMN Sukses, ADB Suntik Dana Rp 7,84 Triliun

Total UMKM yang nyaris 64 juta itu, mampu menyerap 160 juta tenaga kerja. Namun, dari sisi baki kredit perbankan, UMKM baru menyerap sekitar 20 persen dari total kredit perbankan.

Artinya, banyak usaha di sektor mikro dan kecil yang feasible (layak), namun tidak bankable (memenuhi syarat perbankan). 

"Karena itu, intervensi pemerintah lewat BUMN, misal lewat program KUR dan pendampingan bisnis (coaching), sangat penting dilakukan," jelas Toto.

Dia menilai, kunci kebangkitan UMKM bukan semata pada akses terhadap sumber keuangan. Tetapi juga, kepada upaya peningkatan kapabilitas pelaku usaha.

Baca juga : Mas Menteri: Perkuat Kolaborasi Untuk Transformasi Pendidikan Lebih Baik

Contoh Korea

Toto mencontohkan Korea Credit Guarantee Fund (KODIT) atau lembaga pembiayaan penjaminan kredit Korea, yang tidak sekadar memberikan penjaminan.

KODIT melakukan pembinaan masif terhadap sektor mikro dan kecil, agar kapabilitasnya meningkat.

"Keberhasilan KODIT tidak tercermin dari besaran jumlah profit lembaga tersebut. Namun, lebih kepada jumlah segmen mikro-kecil yang sudah bisa naik kelas," terang Toto.

Baca juga : Wamen BUMN Tiko Bicara Transformasi Digital Untuk Pelayanan Perbankan

Toto menyebut, banyak perusahaan pelat merah yang fokus dalam pemberdayaan sektor UMKM.

Dia meyakini, sumber daya BUMN yang besar, akan semakin optimal dalam pengembangan UMKM, jika saling terintegrasi antar-BUMN.

"Alangkah baiknya, apabila holding BRI bisa bekerja sama dengan Askrindo-Jamkrindo, juga dengan Pefindo. Agar layanan terhadap sektor mikro-kecil bisa di bawah satu atap, terintegrasi. Sehingga, sinergitas BUMN dalam pemberdayaan UMKM, bisa lebih baik," papar Toto. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.