Dark/Light Mode

Tak Datang Ke Bali Karena Takut Dibunuh

Putin, Cemen!!!

Sabtu, 12 November 2022 07:30 WIB
Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Setkab)
Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Setkab)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Rusia, Vladimir Putin dipastikan tak akan datang ke acara KTT G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November ini. Salah satu alasan Putin nggak mau hadir di pertemuan para pemimpin dunia ini, karena takut jadi target pembunuhan. Duh, Putin kok cemen banget ya!!!

Kepastian Putin tak akan datang ke Bali itu disampaikan eks penasihat keamanan Putin, Sergey Lavrov, seperti dikutip Daily Mail, kemarin. Kata dia, Putin memilih tak hadir lantaran ada kemungkinan besar upaya pembunuhan terhadap Putin dari dinas rahasia AS, Inggris, dan Ukraina.

Alasan lainnya, lanjut Sergey, ada upaya untuk mempermalukan Putin dalam pertemuan di Bali itu. “Saya yakin situasi seperti ini sedang direncanakan oleh beberapa orang Barat yang benar-benar gila,” kata Sergey.

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menyampaikan, Putin direncanakan hadir secara virtual. "Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov akan memimpin delegasi Rusia ke KTT G20," kata Yulia Tomskaya, Kepala Protokol Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia. 

Baca juga : Polda Bali Pasang Kamera ETLE Di 8 Titik, Cek Di Sini..

Ketua Bidang Penyelenggaraan Acara G20 sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menghormati keputusan Rusia itu. 

"Mereka (Rusia) sepertinya akan virtual ya. Kita lihat, deh," kata Luhut, usai menghadiri Net Zero Summit 2022 yang merupakan rangkaian acara B20 Summit, di Nusa Dua, Bali, kemarin.

Awal pekan lalu, Presiden Jokowi sudah berbicara dengan Putin lewat sambungan telepon. Saat itu, Jokowi bilang, Putin belum bisa memastikan kehadirannya. 

Hingga kemarin, tercatat 17 kepala negara terkonfirmasi akan menghadiri puncak KTT G20 di Bali. Dua di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Baca juga : Sofyan Djalil: Mestinya BPN Hanya Tindaklanjuti Putusan Inkrah

Adapun sejumlah kepala negara lainnya yang terkonfirmasi akan hadir di perhelatan akbar secara langsung lainnya adalah Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. 

Pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini, bisa memahami alasan ketidakhadiran Putin di KTT G20. Kata dia, Putin sebenarnya ingin hadir terlihat dengan mengirimkan delegasi tingkat tingginya. Hanya saja, kondisinya sepertinya berbeda. Anggota KTT G20 kebanyakan adalah musuh Rusia.

"Sehingga faktor keamanannya akan sangat ketat," kata Connie. 

Menurut dia, ketidakhadiran Putin tidak mempengaruhi hubungan diplomatik Indonesia-Rusia. Putin menyebut Indonesia sebagai saudara dekat. "Putin tidak mau merepotkan brothernya gara-gara dia datang, kira-kira begitu,” kata Connie. 

Baca juga : Mak Ganjar Bantu Korban Bencana Angin Puting Beliung Di Pasuruan

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, bisa memahami ketakutan Putin. Hanya saja, kata dia, ketidakhadiran Putin merupakan kerugian bagi dunia. Ketidakhadiran Putin menutup peluang perang di Ukraina akan segera berhenti. Ini karena peluang terjadinya pertemuan informal antara Biden dan Putin di sela-sela pelaksanaan KTT G20, tidak akan terjadi.

"Padahal dunia berharap pertemuan informal ini terjadi," kata Hikmahanto, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Menurut Hikmahanto, ada dua alasan kenapa pertemuan Biden-Putin begitu penting. Pertama, tidak akan ada lagi peluang di masa mendatang yang dapat mempertemukan Putin dan Biden. Kedua, perang di Ukraina tidak akan berhenti bila tidak terjadi komitmen antara Putin dan Biden terhadap perdamaian di Ukraina.

Dalam konteks demikian, mengingat pelaksanaan pertemuan KTT G20 masih dalam beberapa waktu lagi, masyarakat internasional perlu mengimbau dan mendorong Putin untuk mengubah keputusannya. "Memastikan Presiden Putin untuk hadir dalam KTT G20 tidak seharusnya menjadi beban bagi Indonesia bila dunia ingin terhindar dari kehancuran," ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.