Dark/Light Mode

PLT Dirut PLN: Maaf, Kami Terlambat

Selasa, 6 Agustus 2019 08:33 WIB
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani  (Foto:Istimewa)
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (Foto:Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PLN mengakui lambat dalam proses pemulihan listrik pasca padamnya listrik di Jabodetabek dan sebagian wilayah Jawa Tengah, Minggu (4/8). Perusahaan setrum negara itu berjanji memberikan kompensasi pada masyarakat. 

Pengakuan itu dilontarkan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani di hadapan Presiden Jokowi, kemarin. 

Menurut dia, pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu kema rin ka rena transmisi Ungaran-Pema lang me ngalami gangguan. Akibat gangguan ini, pasokan listrik dari timur ke barat se ca ra o tomatis berpindah menuju selatan. Perpindahan yang seharusnya bisa berjalan normal itu terkendala perkara lain, yakni salah satu sirkuit di se latan, yakni Kediri sedang dilaku kan pemeliharaan rutin.

“Setiap Ming gu sudah rutin karena beban (listrik) rendah, sehingga kami, PLN melakukan pemeliharaan jaringan di selatan, tepatnya di Kediri,” imbuhnya. 

Dengan begitu, hanya tinggal satu sirkuit di Selatan yang tersisa. Yakni, Kasugihan-Tasikmalaya. Beban yang semula ditanggung dua sirkuit lalu menjadi satu ini memunculkan guncangan. 

Baca juga : Pensiun, Patrice Evra Siap Jadi Pelatih

“Sehingga aliran dari pasokan dari Timur ke Barat mengalami putus,” beber Sripeni yang baru menjabat dua hari sebagai Plt Dirut PLN saat kejadian itu terjadi. 

PLN pun berupaya memaksimalkan perbaikan atau proses transfer dari timur ke barat tetap berjalan, sedikit demi sedikit. Di sinilah Sripeni mengakui PLN lambat. “Kami memang mohon maaf Pak prosesnya lambat, kami akui Pak,” ucap Sripeni. 

Sripeni membeberkan, awalnya PLN mengharapkan aliran yang ma suk ke PLTU Suralaya masih bisa dalam posisi hot start. Maksudnya, PLTU masih da lam posisi bertegangan sedikit dan belum mati atau dingin. Kalau sudah cold start, bisa memakan waktu lebih dari 8 jam untuk kembali beroperasi dengan normal. 

Dalam kondisi tersebut, upaya untuk menggerakkan PLTU diestimasi memakan waktu kurang dari empat jam. Tapi rencana itu tak sesuai. Aliran listrik yang masuk ke PLTU Saguling baru tiba pukul 14.00 WIB. Dari Saguling, pasokan daya baru ditransfer ke Balaraja dan Suralaya. Di Suralaya, PLTU sudah cold start. Akibatnya upaya penormalan menjadi mundur. 

Sripeni menyatakan, gap yang muncul pada sistem penyaluran (cascading) dan distribusi daya listrik dari SUTET menuju pelanggan men jadi penyebab utama panjangnya wak tu pemadaman dan normalisasi. 

Baca juga : Anis Matta, Awas Berlinang Air Mata

“Kami mengakui di dalam proses kami ada beberapa hal yang harus dipangkas dalam hal penormalan kembali, terutama cascading,” tutur Sripeni. “Inilah kami mohon maaf karena cascading ini lah, kami akui akan dipangkas, kami akan satukan menjadi advance integrated control center,” imbuhnya. 

Usai menerima kunjungan Presiden Jokowi, Sripeni yang diwawancara wartawan di lobi gedung menyatakan, PLN masih melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab terjadinya gangguan di sirkuit Ungaran-Pemalang. Yang bisa dipastikan olehnya, pemadaman itu bukan sabotase. 

“Ini murni teknis, ya. Kadang-kadang kita suka tahu ya, ada layangan, itu juga bisa menyebabkan jaringan putus, kena da han pohon, itu juga bisa,” tuturnya. 

Atas kejadian itu, PLN akan memberikan kompensasi kepada pelanggan. “Mengenai kompensasi kepada masyarakat sudah ada aturannya Permen ESDM dan PLN berkomitmen untuk melaksanakan hal tersebut,” janji Sripeni. 

Peraturan yang dimaksud adalah Permen ESDM. nomor 27 tahun 2017 dan Undang-Undang nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Apakah kompensasi juga diberikan dalam bentuk pelayanan gratis? Sripeni menyebut tergantung hitungan-hitungan lamanya pelanggan tidak terlayani. Bisa saja ada konsumen yang bakal digratiskan selama dua sampai tiga hari. 

Baca juga : Di Mana Kain Kafanku?

“Tergantung dari tadi kelompokkelompoknya, kan ada kelompoknya. Kemudian di lokasi ini berapa jam, tidak dialiri listrik oleh PLN,” jawabnya. 

Tapi, sesuai deklarasi tingkat mutu pelayanan (TMP) dengan indikator lama gangguan, kompensasi di berikan sesuai dengan kategori. Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment. 

Kompensasi sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum diberikan untuk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesesuaian tarif tenaga listrik (nonadjustment). [OKT]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :