Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ubi Jalar Indonesia Dilirik Pasar Jepang dan Korea Selatan
Selasa, 6 Agustus 2019 20:38 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, menyebutkan pengembangan budidaya ubi jalar Indonesia di era pemerintahan Jokowi-JK menua hasil yang menggembirakan. Pasalnya, semakin diminati pasar ekspor terutama Jepang dan Korea Selatan sehingga terjadi peningkatan volume ekspor dari tahun ke tahun.
“Buktinya, di Korea Selatan dan Jepang, saat ini ubi jalar menjadi trend sebagai salah satu bahan pangan sehat, karena memiliki komposisi gizi yang baik. Ubi jalar adalah tanaman masa depan, komposisi kandungan vitamin, karbohidrat dan gulanya serta hampir seluruh kandungannya termanfaatkan oleh tubuh. Trend gaya hidup sehat di dua negara ini menjadikan permintaan ubi jalar dari Indonesia semakin meningkat,” kata Suwandi saat Rapat Koordinasi Program Upaya Khusus (UPSUS) se-Jawa Barat, di Bandung, Selasa (6/8).
Tercatat, pada 2016 ekspor ubi jalar 9.592 ton dengan nilai ekspor Rp 108 miliar dan meningkat di 2018 sebesar 10.856 ton dengan nilai ekspor Rp 137 miliar. Hingga Juni 2019 ekspor ubi jalar telah mencapai 4.856 ton dengan nilai ekspor Rp 55 miliar.
Baca juga : Hari ini, PSM dan Persija Siap Bertarung
“Kami optimis ekspor ubi jalar ini akan terus bertambah sampai akhir 2019. Sebab, menurut data FAO, Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara produsen ubi jalar. Produksi ubi jalar di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan rata-rata 6,01 persen,” beber Suwandi.
“Pada 2018, produksi ubi jalar mencapai sebesar 2,02 juta ton dengan cakupan wilayah sentra di 12 Provinsi seperti Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua dan tersebar di 68 Kabupaten,” tambahnya.
Suwandi menambahkan untuk mampu memasuki pangsa ekspor tentunya tidak hanya dari sisi produksi dan mutu saja yang diperhatikan. Jangan lupa sisi promosi juga harus dikencangkan. “Jalin kerjasama dengan luar negeri dan perkenalkan ke dunia luar bahwa ubi jalar kita berdaya saing dan punya kualitas tinggi,” tegasnya.
Baca juga : PBNU Berduka, Indonesia Kehilangan Tokoh Pengayom Umat
Peluang Ekspor
Salah satu eksportir ubi jalar dari PT Galih Estetika, Tommy Juniwar mengungkapkan mengembangkan ubi jalar sangatlah mudah. Di Indonesia, ubi jalar gampang tumbuh dan tidak memerlukan tanah dengan karakterisik khusus.
"Hanya persoalannya, belum banyak orang yang tertarik dan melirik. Padahal, kalau mau, hasil yang diperoleh cukup lumayan," ujarnya.
Baca juga : Bisa Bayar Non Tunai, Trik Pertamina Genjot Kehandalan Stok Elpiji
Perlu diketahui, selain Korea Selatan dan Jepang, negara tujuan ekspor ubi jalar yang lain adalah Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Hongkong, Thailand, China dan USA. Eksportir yang berkecimpung pada komoditas ubi jalar cukup banyak. Beberapa diantaranya PT Eka Dura Indonesia, PT Inecda, PT Sumber Boga Abadi, PT Tunas Prospekta Agritama, dan PT Galih Estetika. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya