Dark/Light Mode

Gandeng Industri Dan Petambak

Menperin Proyeksikan Serap Garam 1,1 Juta Ton

Rabu, 7 Agustus 2019 12:55 WIB
Menperin Airlangga Hartarto (Foto: Istimewa)
Menperin Airlangga Hartarto (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah menjamin ketersediaan garam bagi para pelaku industri. Diproyeksikan penyerapan garam periode 2019-2020 sebesar 1,1 juta ton.

Komitmen ini dituangkan bersama dengan 11 industri pengolahan garam dan 164 petambak garam. Penyerapan akan dilakukan langsung dari 6 provinsi sentra pergaraman nasional. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, lewat kerja sama penandatanganan nota kesepahaman bersama ini, penyerapan garam lokal bisa meningkatkan kesejahteraan para petani garam lokal. Selain itu, juga menjamin ketersediaan garam bagi para pelaku industri. 

“Para pelaku industri bisa menjamin harga beli kepada para petani dan para petani juga diharapkan bisa menjamin kualitas garam hasil produksi. Sehingga keterkaitan antara keduanya didasarkan pada harga dan kualitas,” katanya di Jakarta kemarin. 

Baca juga : Gandeng ITE Singapura, Kemenperin Latih Guru SMK

Nantinya, garam rakyat ini akan dibeli oleh para pelaku industri di kisaran harga Rp 800Rp 900 per kg. Airlangga mengungkapkan, sejauh ini, industri yang paling banyak menggunakan garam sebagai bahan di antaranya industri chlor alkali, farmasi, pengeboran minyak, hingga aneka pangan. 

Diakuinya, sebagian besar kebutuhan masih membutuhkan garam impor karena adanya permasalahan kualitas garam. Untuk itu, Kemenperin berharap agar ke depan petambak terus meningkatkan kualitas garam sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang digunakan industri. Salah satunya, kadar natrium klorida (NaCl) yang dipatok minimal sebesar 97 persen. “Kita dorong terus penggunaan teknologi seiring perluasan wilayah sentra garam,” jelasnya. 

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menjelaskan, nantinya kalangan pelaku industri yang menggunakan garam lokal ini berasal dari industri kertas dan petrokimia.

“Kalau untuk industri Chlor Alkali Plant (CAP) tidak karena memang 70 persen kebutuhan garam untuk industri ini bergantung di garam. Sementara harga garam lokal yang dibeli oleh industri itu cukup mahal dibanding garam impor,” katanya. 

Baca juga : Hadapi Industri 4.0, Pemerintah Wajib Ciptakan Regulasi Adaptif

Dia menambahkan, realisasi serapan garam lokal oleh industri untuk periode 2018-2019 mencapai 1.053.573 ton. Hanya 97 persen dari target serapan sebesar 1,12 juta ton. 

Adapun garam-garam yang diserap berasal dari sejumlah daerah seperti Cirebon, Indramayu, Karawang, Demak, Jepara, Rembang, Pati dan masih banyak lagi. Untuk diketahui, harga garam di beberapa daerah anjlok. Harga di tingkat petani merosot di angka Rp 550 per kg. 

Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin, mengatakan, garam rakyat yang diproduksi petambak tradisional masih dihargai Rp 400-Rp 600 per kg. Harga itu masih berada di bawah biaya produksi garam sebesar Rp 800 per kg. Jakfar menjelaskan, harga tertinggi sebesar Rp 600 per kg terdapat di Madura, Jawa Timur. Itu karena kualitas yang dihasilkan cukup baik didorong dengan keahlian petambak lokal. 

Sementara, harga terendah Rp 400 per kg dialami petambak di sentra garam Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Harga masih sama dan kita terus rugi. Pemerintah tak bisa intervensi harga karena garam bukan termasuk barang pokok,” katanya. 

Baca juga : Jokowi: Saya Tak Terbebani

Padahal, kata Jakfar, petambak dari hari ke hari terus berusaha keras untuk bisa menghasilkan kualitas garam yang lebih baik. Jakfar menuturkan, sebelum 2010, 80 persen dari garam yang dihasilkan petambak masuk kategori kualitas III. 

Saat ini, kondisinya sudah berbalik, 80 persen garam yang diproduksi masuk kualitas I dan memiliki kadar Natrium Clorida (NaCL) diatas 94 persen. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.