Dark/Light Mode

Gandeng Thailand Dan Malaysia

Jokowi Minta 2 Menteri Dongkrak Harga Karet

Kamis, 25 Juli 2019 06:29 WIB
Gandeng Thailand Dan Malaysia Jokowi Minta 2 Menteri Dongkrak Harga Karet

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia bersama Thailand, dan Malaysia merupakan tiga negara produsen karet terbesar yang paling terdampak penurunan harga komoditas karet.

Saat ini, harga karet dunia masih rendah di bawah 2 dolar Amerika Serikat (AS) per kilogram (kg). Untuk mencegah kerugian lebih besar, Indonesia bersama Malaysia dan Thailand sepakat bekerja sama mengeluarkan jurus penangkal anjloknya harga karet. 

Kesepakatan ini diambil di Bangkok, Thailand saat pelaksanaan International Tripartite Rubber Council (ITRC) beberapa waktu lalu. “Saat kita berkumpul di Bangkok pada pelaksanaan ITRC, Thailand, Indonesia dan Malaysia menyepakati beberapa hal untuk memperbaiki harga karet, seperti menahan ekspor dan meningkatkan konsumsi karet di dalam negeri,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono usai rapat soal karet di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Menteri Rini: BUMNShop Dongkrak Kesejahteraan Warga Desa

Untuk pengurangan ekspor, tiga negara sepakat mengurangi ekspor 240.000 ton, Indonesia kebagian menahan ekspor 98.000 ton. Dengan langkah ini, diharapkan stok dunia turun, sehingga harga akan naik. 

Untuk meningkatkan konsumsi karet di dalam negeri masing-masing, Indonesia menerapkan penggunaan karet sebagai campuran aspal jalan. Presiden Jokowi telah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menggunakan getah karet sebagai campuran aspal. Jalan berbahan karet ini sudah dicoba di Sumatera Selatan, Riau, dan Jambi. 

Hasilnya bagus, tapi harganya lebih mahal sedikit. Presiden juga meminta Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyiapkan regulasi yang bisa menarik investor membangun pabrik pengolah karet di Tanah Air. 

Baca juga : Cak Imin Marah?

Namun, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo menilai, kedua jurus itu belum mampu mengerek naik harga karet. 

“Aneh ya? Tidak ada barang, harga tidak naik. Market ini kenapa sih? Thailand juga ekspor Januari-Mei turun, tapi market tertekan. Jadi, ada anomali apa di pasar internasional?” keluh Moenardji yang juga menghadiri rapat bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution. 

Di sisi lain, meski penjualan mobil sedang turun, Moenardji meyakini tak akan mempengaruhi permintaan karet untuk bahan baku ban. Alasannya karena kebutuhan ban tak hanya untuk mobil baru, permintaan ban untuk mobil seken juga tetap ada. “Mobil yang lama kan tetap ganti ban. Kalau tidak jalan ke Jakarta-Bogor, ban pecah bisa celaka. Jadi itu di luar dari pemahaman kita,” pungkasnya. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.