Dark/Light Mode

Perpres Mobil Listrik Diteken Jokowi, Ini Kata Toyota

Kamis, 8 Agustus 2019 14:00 WIB
Teknologi mobil hybrid Toyota saat dipamerkan di GIIAS lalu. (Foto: Aditya Nugroho/Rakyat Merdeka)
Teknologi mobil hybrid Toyota saat dipamerkan di GIIAS lalu. (Foto: Aditya Nugroho/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyambut baik ditekennya Peraturan Presiden (Perpres) mobil listrik oleh Presiden Jokowi.

Direktur TMMIN Bob Azam mengatakan, dengan adanya Perpres ini, diharapkan industri mobil listrik berkembang di Indonesia. Jadi tidak hanya dipenuhi produk impor. 

“Dan Indonesia bisa jadi product based electrified car di Asia,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, Kamis (8/8). Namun, dia mengaku belum mengetahui isi dari Perpres tersebut.

Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, Toyota akan mendukung semua kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional.

“Kami (Toyota) berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah terkait dengan pengembangan kendaraan electric vehicle (EV) yang sesuai dengan kondisi Indonesia,” ujarnya.

Baca juga : Jokowi Akhirnya Teken Perpres Mobil Listrik

Menurut dia, pemahaman masyarakat mengenai kendaraan jenis listrik perlu diperkuat agar masyarakat siap mengoperasikan secara aman mobil ramah lingkungan ini. “Sekarang ini kita mengenal beberapa jenis EV, diantaranya Hybrid EV, Plug-In Hybrid EV, Battery EV, dan Fuel Cell EV,” ujarnya.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi mengaku sudah menandatangani Perpres mobil listrik pada Senin (5/8). "Sudah, sudah, sudah. Sudah saya tanda tangani hari senin pagi," kata Jokowi usai meresmikan Gedung Sekretariat ASEAN, di Jakarta, Kamis (8/8).

Melalui Perpres itu, kata eks Walikota Solo itu pemerintah ingin mendorong industri otomotif, dengan membangun industri mobil listrik di Indonesia. "Kami ingin mendorong agar industri otomotif mau segera merancang, mempersiapkan untuk, ya membangun industri mobil listrik di Indonesia," ujarnya.

Menurut Jokowi, sekitar 60 persen dalam mengembangkan mobil listrik kuncinya ada di baterai. Bahan baku untuk membuat baterai tersebut ada di Indonesia.

"Sehingga strategi bisnis negara ini bisa kita rancang agar kita nanti bisa mendahului membangun industri mobil listrik yang murah dan kompetitif, karena bahan-bahan ada di kita," ujarnya.

Baca juga : Beresin Kebakaran Hutan, Jokowi Main Keras

Dia menambahkan, membangun industri mobil listrik tak mungkin dilakukan hanya dalam waktu satu atau dua tahun. Dalam mengembangkan industri mobil listrik, juga perlu melihat pasar ke depan.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga mengatakan, dalam draft aturan kendaraan berbasis listrik ini juga mengatur mengenai peran masing-masing kementerian/lembaga plus pemberian fasilitas mengenai pengembangan baterai kendaraan listrik.

Sedangkan fasilitas lainnya, kata Airlangga, akan masuk dalam peraturan pemerintah yang merupakan hasil revisi dari PP No.41/2013 tentang tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

"Revisi PP 41 itu terkait dengan perubahan sistem fiskal perpajakan terkait PPnBM, jadi PPnBM ini nanti mengacu kepada berbasis emisi," tambahnya.

Nantinya, jika kendaraan berbasis listrik dan berbahan bakar energi terbarukan dengan emisi nol persen akan mendapatkan fasilitas bebas PPnBM. Mengenai teknologi sendiri, kata Airlangga juga tertuang dalam PP 41/2013 di mana dalam roadmap sudah dimasukkan berbagai jenis kendaraan berbasis elektrik, termasuk antisipasi kedepannya dipergunakannya teknologi yang menggunakan hidrogen atau fuel cell. Adapun, aturan ini berlaku hingga 2021.

Baca juga : Marah Listrik Mati, Senyuman Jokowi Hilang di Kantor PLN

Artinya, pemerintah memberikan waktu kepada industri selama dua sampai tiga tahun untuk melakukan investasi dan pengembangan. Dalam beleid ini juga diatur mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sampai 2023 sebesar 35 persen. Kewajiban itu agar bisa diekspor ke Australia.

Menurut Airlangga, hingga saat ini sudah ada empat perusahaan yang berkomitmen investasi di sektor kendaraan berbasis listrik. Realisasi dari komitmen itu diharapkan pada tahun 2022.

"Sekarang yang sudah, ada 3-4 principal sudah menyatakan minat untuk masuk ke electric vehicle," ungkap dia. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.