Dark/Light Mode

Nurul Khorina Ilmi, Mahasiswa Universitas Brawijaya

Greencosmetic Aluve: Enkapsulasi Gel Lidah Buaya dengan Aerogel Silika dan Silk Fibroin sebagai Upaya Wujudkan Low Carbon Living

Rabu, 4 Januari 2023 13:44 WIB
Pemanfaatan lidah buaya sebagai green cosmetic (Foto: Abama Resort)
Pemanfaatan lidah buaya sebagai green cosmetic (Foto: Abama Resort)

Dewasa ini, industri kecantikan memiliki nilai bisnis sebesar 532 miliar dolar AS yang diperkirakan akan tumbuh lebih jauh dari waktu ke waktu. Namun, tidak dipungkiri bahwa industri kecantikan dan kosmetik sangat berdampak pada emisi karbon global dan akibatnya sangat berbahaya bagi lingkungan (Zafar, 2021). Diperkirakan sekitar 70% limbah industri kecantikan berasal dari kemasannya. BBC menyebutkan, industri kosmetik merupakan salah satu penyumbang terbesar pencemaran lingkungan, terutama mikroplastik atau microbeads yang digunakan dalam shampoo dan lulur, serta wadah-wadahnya yang kebanyakan terbuat dari plastik sekali pakai (BBC, 2016). 

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2OLIPI) memperkirakan, pada 2050 jumlah sampah plastik akan melebihi jumlah tangkapan ikan di perairan Indonesia. Secara global, diperkirakan 8 juta ton jumlah plastik yang terbuang ke lautan dan mengganggu kehidupan biota biota laut (P2OLIPI, 2019). Oleh karena itu, suatu suatu packaging dengan material khusus ramah lingkungan yang mampu mempertahankan kualitas produk alami 100% tanpa penambahan bahan kimia berbahaya.

Di Sidoarjo, fenomena lumpur Lapindo dan volumenya yang terus bertambah secara cepat mengkhawatirkan berbagai pihak meski berbagai upaya yang dilancarkan oleh pemerintah dan pihak perusahaan (Salam, 2017). Cara mengurangi dampak yang diakibatkan oleh luapan lumpur adalah dengan mengetahui dengan baik sifat dan karakter lumpur serta memanfaatkannya dengan baik. Kandungan lumpur Lapindo antara lain terdiri dari 53,08% SiO2, 18,27% Al2O3, 5,60% Fe2O3, dan 0,57% TiO2 (Dananjaya, et al., 2016). Kandungan silika yang besar ini menyebabkan lumpur Lapindo memiliki potensi yang besar jika dimanfaatkan untuk pembuatan aerogel silika.

Baca juga : Terima Kasih Pak Silmy, Krakatau Steel Kini Lebih Tangguh

Silika aerogel merupakan smart material dengan sifat fisika yaitu nanopore, struktur internal cross linked sehingga memiliki luas 1000 m2/g, konduktivitas termal rendah (~ 0,05 W/m), massa jenis rendah 50 g?cm−3, dan digunakan secara luas dalam aplikasi sains dan teknik (Hrubesh, 1998). Aerogel silika juga dapat dimodifikasi secara kimia sesuai dengan penggunaan yang spesifik, serta mampu menambah masa simpan suatu produk. Pada tahun 2013, Haris Zaemy telah berhasil melakukan penelitian dengan memanfaatkan lumpur Lapindo untuk memproduksi silika aerogel yang memiliki kualitas hampir sama dengan komersil. Aerogel silika dari lumpur Lapindo dapat disintesis dengan metode pengeringan pada tekanan ambient. Analisa gugus fungsi menggunakan spektrofotometer IR menunjukkan bahwa permukaan aerogel silika berhasil dimodifikasi yaitu ditunjukkan adanya puncak pada bilangan gelombang 848,62; 1379,01; dan 2962,46 cm-1. Aerogel silika yang diperoleh berbentuk bongkahan. Akan tetapi, aerogel silika merupakan material yang cukup rapuh saat digunakan dan menghasilkan partikel debu (NASA, 2014; Akhinov, dkk., 2014). Oleh karena itu, kelebihan aerogel silika yaitu sifat ultra ringan dan ketahanan panasnya harus dikombinasikan dengan material lain yang biodegradable, kuat serta fleksibel.

Ulat sutra Bombyx mori telah banyak dimanfaatkan dalam aplikasi berteknologi tinggi (Kwak, et al., 2017). Penambahan silk fibroin Bombyx mori oleh Olivia Hallisey (2016) pada penelitiannya mampu membuat reagen ELISA harus disimpan di suhu es, bisa bertahan pada suhu ruang dengan masa simpan selama satu minggu. Pada proses ekstraksi, dilakukan beberapa modifikasi pada metode dan bahan. Prosedur oleh Nandagesta Aurelia & Nasim Mubarok (2019) memiliki kelebihan yakni, lebih murni dari sericin, lebih halus, membutuhkan waktu dan energi yang lebih sedikit, dan lebih murah dari aspek lama penggunaan alat labolatorium dan bahan modifikasi. Larutan silk fibroin yang dihasilkan agak kental. Penambahan senyawa silika juga berperan dalam penambahan lama simpan produk, dimana penambahan bionanosilika maupun nanosilika komersial mampu menambahkan lama simpan reagen ELISA menjadi kurang lebih 28 hari.

ALUVE merupakam produk dengan kemasan aerogel silika dari lumpur Lapindo yang ditambahkan dengan Silk Fibroin (SF) yang diambil dari kokon ulat sutra Bombyx mori yang didapat dengan prosedur sesuai dengan penelitian oleh Nandagesta Aurelia & Nasim Mubarok (2019) sebagai pembungkus gel lidah buaya sebagai produk perawatan rambut yang alami bagi wanita Indonesia. Digunakan teknologi enkapsulasi untuk melindungi kandungan senyawa aktif yang melimpah dari gel lidah buaya. Enkapsulasi dapat melindungi bahan aktif dari pengaruh lingkungan yang merugikan seperti kerusakan akibat oksidasi, hidrolisis, penguapan atau degradasi panas sehingga bahan aktif akan mempunyai masa simpan yang lebih panjang serta mempunyai kestabilan proses yang lebih baik (Nasrullah, 2010).

Baca juga : Telkom Hadirkan Data Center Energi Biru dan Ramah Lingkungan

Pengembangan ALUVE dimulai dengan ekstraksi silika dari lumpur Lapindo. Sampel lumpur Lapindo diambil dari Desa Jatirejo dan Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dilakukan tahap yaitu dikeringkan dengan oven (A), dihaluskan (B), dikalsinasi dengan furnace (C) kemudian diekstraksi dengan NaOH dan HCl (D).

Selanjutnya dilakukan pembuatan larutan SF dari kokon ulat sutra Bombyx mori. Kokon ulat sutra bombyx mori didapat dari peternakan ulat sutra lokal yang berlokasi di Kota Bogor, Jawa Barat. Preparasi yang perlu dilakukan untuk sampel kokon merupakan memisahkan kokon dengan kotoran yang masih menempel serta pemotongan kokon hingga berukuran kecil. Untuk mendapatkan larutan silk fibroin, sericin harus dihilangkan dari kokon ulat sutra melalui proses yang dinamakan degumming. Proses degumming dilakukan dengan merebus sebanyak 5 gr kokon ulat sutra bombyx mori dengan 0,02 M Na2CO3 dengan 1 liter akuades selama 2 x 60 menit (A – B). Selanjutnya dilakukan proses urifikasi untuk menghasilkan larutan silk fibroin yang lebih murni dengan dialisis (C), kemudian dengan sentrifugasi dengan kecepatan 9000 rpm selama 20 menit.

Dilakukan pengujian komposisi silika aerogel dengan larutan silk fibroin yang telah dipurifikasi untuk menentukan perbandingan yang paling optimal sebagai pembungkus ALUVE. Berdasarkan penelitian oleh Abdullah, et al (2016) bentuk dan warna yang ada dalam kemasan merupakan faktor yang menentukan ketertarikan konsumen. ALUVE dibentuk bola bola karena bentuk tersebut dinilai unik dan cantik oleh konsumen khususnya dari kalangan wanita. Bentuk bola dibuat menggunakan cetakan silikon dengan diameter 30 mm, terdapat lubang kecil pada bagian atas sebagai tempat untuk menyuntikkan gel lidah buaya dalam cetakan.

Baca juga : Mohon Perhatian, Subsidi Transportasi Umum Jangan Berat Ke KRL Jabodetabek

Terdapat beberapa uji yang dilakukan untuk menentukan kelayakan ALUVE, meliputi karakterisasi SF dan silika aerogel dengan SEM, daya tahan lidah buaya dalam kemasan SF dan silika aerogel, dan lain lain. Dari citra SEM dapat dilihat bahwa struktur silika berikatan dengan silk fibroin, mengisi rongga rongga sehingga menghalangi kontak senyawa aktif lidah buaya dengan udara luar sehingga mampu memperlambat oksidasi.

Dilakukan uji daya tahan lidah buaya murni dengan kemasan ALUVE pada suhu ruang dengan indikator secara fisik serta secara kimiawi. ALUVE menunjukkan potensi yang sangat baik serta membuka potensi bagi dunia industri untuk menggunakan kemasan bio-preservatif yang ramah lingkungan. Ke depannya, prototyping dan pengembangan produk ALUVE dapat berkolaborasi dengan masyarakat lokal daerah Lumpur Lapindo dan budidaya lidah buaya dalam memperoleh bahan baku, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Brawijaya dalam pengujian laboratorium.

Perwujudan dalam lingkup kecil, ALUVE dapat menggandeng komunitas remaja dengan ketertarikan pada lingkungan dan industri kecantikan, serta berkolaborasi secara lingkup yang lebih besar dengan Pemerintah Daerah, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) dan Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Selain itu, dengan kemasan dan produk ramah lingkungan, ALUVE merupakan produk yang tepat dalam mewujudkan Low Carbon and Sustainable Living di Indonesia.

Powered by Froala Editor

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.