Dark/Light Mode

Kapitalisasi Tembus Rp 9.500 Triliun

Bos OJK Pede Pasar Investasi RI Kinclong

Rabu, 4 Januari 2023 07:30 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja pasar modal Indonesia pada 2022 merupakan yang terbaik di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) dan Asia. Bahkan, dibanding bursa saham Eropa, bursa saham Indonesia masih lebih baik.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023 di Jakarta, Senin (2/1).

“Pencapaian positif tersebut tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2022, yang ditutup 4 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu,” ujar Mahendra.

Baca juga : Bos OJK Pede Pasar Investasi Indonesia Tahun Ini Tetap Baik

Selain itu, aktivitas perdagangan 2022 juga mengalami kenaikan signifikan. Terlihat dari frekuensi transaksi harian yang mencapai 1,31 juta kali, menjadi yang terbesar di ASEAN.

Kapitalisasi pasar juga tertinggi, mencapai 600 miliar dolar AS atau setara Rp 9.500 triliun. Artinya, angka tersebut mencapai 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Selanjutnya, dari sisi investor pasar modal, terdapat 59 perusahaan yang menerbitkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) di lantai bursa pada 2022.

Baca juga : Investor Semakin Terlindungi, Kinerja Pasar Modal Kian Kinclong

Jumlah investor pasar modal turut meningkat, mencapai 10,3 juta. Ini 10 kali lipat atau 1.000 persen meningkat dalam lima tahun terakhir sejak 2017.

Bahkan, jumlah investor pasar modal didominasi oleh investor domestik, mencapai 55 persen dari total seluruh investor.

“Jika dihitung, investor generasi milenial dan Z mencapai 58,7 persen. Capaian-capaian ini sangat luar biasa,” ungkap Mahendra.

Baca juga : Saksi Sebut Wilmar Merugi Rp 1 Triliun Karena Kebijakan HET

Menurut mantan Wakil Menteri Luar Negeri ini, pencapaian tersebut sangat positif, terlebih lagi di tengah suasana penutupan perdagangan bursa saham Eropa pada 30 Desember 2022, yang dinilai brutal oleh salah satu media keuangan internasional.

Mahendra menyebut, kondisi buruk saham Eropa tersebut terjadi akibat perang di Ukraina, inflasi yang tinggi dan kebijakan moneter yang ketat. Indeks Eropa turun 12 persen, artinya terburuk sejak 2018, bahkan lebih buruk dari pandemi pada 2020-2021.

Sementara, Euro Zone di tahun baru, masuk ke zona kelesuan yang berat. Bahkan Bank of England (BoE) mengatakan, ekonomi Inggris akan masuk ke dalam resesi berkepanjangan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.