Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Cegah Dana Pensiun BUMN Digoreng Lagi
Erick Thohir Perkuat Pencegahan Korupsi
Sabtu, 14 Januari 2023 07:30 WIB
Sebelumnya
Saat ini, pihaknya telah bekerja sama dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk menyusun blacklist, siapa saja direksi yang korup. Mereka akan dimasukkan dalam daftar blacklist.
“Yang bisa mencabut dari blacklist hanya Presiden. Kita baru selesai dengan Asabri dan Jiwasraya,” tegas Erick.
Direksi yang hadir juga diingatkan untuk sadar bahwa pengelolaan dana pensiun BUMN yang akuntabel, merupakan bagian dari upaya bersama Pemerintah untuk menarik kepercayaan investor.
Baca juga : Jadi Cawapres Dambaan Milenial, Pengamat Sebut Erick Thohir Figur Pemimpin Muda
Apa yang diharapkan Erick pun didukung berbagai pihak. Salah satunya oleh pakar asuransi Irvan Rahardjo.
Ia mengatakan, pengelolaan dapen di BUMN sangat dibutuhkan pengawasan ekstra. Sebab, celah penyelewengan selalu ada di setiap kesempatan.
“Dengan menggandeng KPK maupun BPKP, saya rasa ini menjadi komitmen nyata yang harus didukung,” ungkapnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Jaga Stabilitas Harga Sembako, Erick Thohir Lakukan Operasi Pasar
Meski begitu, sambung Irvan, banyaknya masalah perusahaan asuransi maupun dapen BUMN yang belum terselesaikan dengan tuntas dan maksimal, secara tidak langsung membuat kepercayaan publik terhadap industri tersebut kian tergerus.
“Untuk itu, perlu adanya upaya untuk dapat mengembalikan kembali kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi, agar industri ini terus tumbuh,” ujar Irvan.
Salah satu caranya, lanjut Irvan, adalah dengan meningkatkan tata kelola dan penambahan modal usaha. Dengan begitu, perusahaan punya kesempatan tumbuh lebih optimal dan menerapkan tata kelola yang baik.
Ia turut menyambut baik upaya Kementerian BUMN yang belum lama ini melalui holding pelat merah IFG dan anak usahanya PT Bahana TCW Investment, menggandeng delapan dapen BUMN untuk pengelolaan bersama investasi secara terintegrasi.
“Aksi konsolidasi diperlukan, mengingat banyaknya jumlah dapen BUMN namun secara ukuran dana kelolaan atau AUM (Asset Under Management) sangat mini. Sehingga menimbulkan inefisiensi biaya,” kata Irvan.
Ia mengungkapkan, tantangan terbesar lainnya adalah bagaimana mengedukasi masyarakat, bahwa dapen penting untuk menjaga gaya hidup mereka saat ini ketika terjadi apa-apa di kemudian hari.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya