Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Cegah Dana Pensiun BUMN Digoreng Lagi
Erick Thohir Perkuat Pencegahan Korupsi
Sabtu, 14 Januari 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus melakukan upaya mencegah penyelewengan pengelolaan dana pensiun (dapen) di perusahaan pelat merah. Langkah itu antara lain dengan memperkuat pencegahan korupsi dan perbaikan sistem internal perusahaan pelat merah.
Erick mengumpulkan 41 direksi dari lembaga-lembaga danpen di lingkungan BUMN, di Jakarta, Rabu (11/1) malam. Pertemuan ini bertajuk Pencegahan Korupsi dan Perbaikan Sistem.
Mantan bos Klub Inter Milan ini menyebut, dari sekian lembaga dana pensiun yang melakukan korupsi, dua di antaranya BUMN yakni PT Asabri (Persero) dan PT Jiwasraya (Persero).
Baca juga : Jadi Cawapres Dambaan Milenial, Pengamat Sebut Erick Thohir Figur Pemimpin Muda
Erick menegaskan, penyimpangan itu tidak boleh terjadi lagi. Dia meminta, para direksi BUMN mewariskan kebaikan, bukan masalah.
“Sebagai profesional dengan amanah Merah Putih, kita wajib jaga legacy ini,” tegasnya, Kamis (12/1).
Ia menekankan, pencegahan korupsi yang terbaik harus di mulai dari orang dalam. Bahkan sejak awal, Kementerian BUMN telah memiliki kesepakatan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung (Kejagung).
Baca juga : Jaga Stabilitas Harga Sembako, Erick Thohir Lakukan Operasi Pasar
“Pencegahan korupsi dan perbaikan sistem harus dilakukan,” tegasnya.
Kedua hal ini, lanjut Erick, perlu dilakukan untuk memperkuat transformasi BUMN yang dalam tiga tahun terakhir terbukti membawa BUMN ke jalan yang lebih baik.
Perbaikan positif ini terlihat dari beberapa indikator seperti pertumbuhan aset, ekuitas, pendapatan usaha dan laba bersih yang terus meningkat.
“Insya Allah dengan sistem yang baik dan insan BUMN yang bertanggung jawab, BUMN bisa terus memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat dan berkontribusi untuk negara,” harapnya.
Erick juga mengingatkan, saat ini dana pensiun BUMN tidak dapat lagi dikelola seperti dulu, yang cenderung tidak transparan, akuntabel dan sering bocor.
“Track record-nya sudah ada. Ada aset yang hilang, investasi yang dimainkan atau dana yang dikorupsi,” sebut Lulusan Glendale University ini.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya