Dark/Light Mode

Mobilitas Kembali Normal

AP I & II Pede Jumlah Penumpang Melonjak

Senin, 16 Januari 2023 07:30 WIB
Mobilitas Kembali Normal AP I & II Pede Jumlah Penumpang Melonjak

 Sebelumnya 
Pemulihan Lebih Cepat

Terpisah, Pengamat Penerbangan sekaligus Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjaji) Alvin Lie mengatakan, kebangkitan sektor penerbangan mulai terlihat dan sudah beranjak naik.

Namun, paparnya, saat ini jumlah penerbangan rata-rata baru mencapai 75-77 persen dibanding normal sebelum pan­demi. Sedangkan jumlah penumpang rata-rata sebesar 65-70 persen penumpang dari jumlah sebelum pandemi.

Baca juga : Jumlah Pemilih Muda Dan TPS Dipastikan Melonjak

“Namun angka itu sudah cu­kup baik, tetapi masih ada ruang karena kita belum mencapai titik normal sebelum pandemi,” ujar Alvin kepada Rakyat Merde­ka, kemarin.

Menurut Alvin, jika dibandingkan dengan tahun 2020-2021, capaian 2022 tidak bisa dibuat patokan. Lantaran di ta­hun 2020-2021 merupakan tahun sulit akibat pandemi Covid-19. Pencapaian di tahun 2022 masih jauh di bawah pra pandemi. Di mana standar normal terjadi di tahun 2019 dan 2018.

Tapi, menurutnya, tetap harus bersyukur, bahwa ada kenaikan dan proses recovery bagi AP I dan AP II. Terutama dicabutnya PPKM ini.

Baca juga : Ongkos Haji Bisa Turun?

“Semoga capaian kedua BUMN tersebut terus berlanjut dan meningkat di tahun 2023. Baik dari sisi penumpang mau­pun penerbangan. Terutama kargo juga masih banyak ru­ang perbaikan,” imbau mantan Komisioner Ombudsman ini.

Meski begitu, Alvin meya­kini, pertumbuhan penumpang pesawat akan lebih cepat dari prediksi semula pada 2024. Pertumbuhan tidak hanya ter­jadi pada penumpang domestik, tetapi internasional.

Pasalnya, beberapa negara ter­catat juga telah melonggarkan pembatasan mobilitas masyarakat dari pandemi. Hal tersebut akan dibarengi dengan upaya pemulihan kinerja maskapai penerbangan.

Baca juga : Diminati Warga, Kereta Panoramic Angkut 1.613 Penumpang Selama Nataru

“Para maskapai sepertinya akan menambah armada untuk mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang. Serta memanfaat­kan peluang pertumbuhan kinerja pada tahun ini,” katanya.

Alvin mengingatkan, ke depan, tantangan yang mesti diantisipasi dalam proses recovery industri penerbangan dan sektor pendu­kungnya adalah, kenaikan harga avtur yang masih tinggi meskipun harga minyak dunia telah berada di bawah level 80 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.