Dark/Light Mode

Pupuk Indonesia Siapkan 102.469 Ton Pupuk Subsidi Untuk Sulawesi Hingga Papua

Rabu, 8 Februari 2023 19:37 WIB
Pupuk subsidi yang disiapkan PT Pupuk Indonesia. (Foto: Istimewa)
Pupuk subsidi yang disiapkan PT Pupuk Indonesia. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sementara dari sisi penyaluran atau pendistribusian pupuk bersubsidi di daerah Penjualan Wilayah 6, Yusri mengatakan, perseroan telah menyalurkan 21.648 ton per 7 Februari 2023. Menurutnya, angka ini terdiri dari 12.674 ton pupuk urea dan 8.974 ton NPK.

Sedangkan di Provinsi Sulsel, telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 70.232 ton hingga 7 Februari 2023, yang terdiri dari Urea sebesar 42.810 ton dan NPK Phonska sebesar 25.496 ton, serta NPK Khusus Kakao sebesar 1.927 ton.

Baca juga : Ke Indonesia, Delegasi Ukraina Bidik Kerja Sama Perdagangan Hingga HAM

"Jumlah ini, sudah mencapai 10 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan sebesar 743.691 ton. Terdiri dari alokasi pupuk Urea sebesar 420.521 ton, NPK Phonska 243.309 ton dan NPK Khusus Kakao sebesar 79.861 ton," jelasnya.

Yusri memastikan, seluruh pupuk bersubsidi yang didistribusikan perseroan kepada petani telah memenuhi persyaratan dalam Permentan (Peraturan Menteri Pertanian) Nomor 10 Tahun 2022.

Baca juga : Pupuk Indonesia Siapkan 16.770 Ton Pupuk Subsidi Untuk Banten

Berdasarkan beleid tersebut, petani yang berhak mendapatkan yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu).

Tak hanya itu, petani dapat menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi yang telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat.

Baca juga : Softskill Indonesia Siapkan SDM Unggul Bantu Program IKN Nusantara

Perlu diketahui juga, kata Yusri, Permentan Nomor 10 Tahun 2022 juga menetapkan sembilan komoditas saja yang mendapat pupuk bersubsidi. Yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.

"Kesembilan komoditas ini, merupakan pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi. Sehingga komoditi yang lain tidak lagi mendapat alokasi,” pungkas Yusri. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.