Dark/Light Mode

Produk Farmasi RI Laris Manis

Phapros Patok Ekspor Terkerek Double Digit

Selasa, 21 Februari 2023 07:30 WIB
Direktur Utama PT Phapros Tbk Hadi Kardoko. (Foto: Antara).
Direktur Utama PT Phapros Tbk Hadi Kardoko. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Phapros Tbk optimistis penjualan produknya ke luar negeri alias ekspor tumbuh double digit pada tahun ini. Sebab, produk farmasi dari Tanah Air masih menjadi primadona di sejumlah negara.

Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko mengungkap­kan, pasar ekspor produk far­masi masih terbuka cukup lebar. Antara lain multivitamin, antibiotik dan antianalgesik, antial­ergi hingga antituberkulosis. Ini belum termasuk produk-produk obat dari kelas terapi lainnya serta alat kesehatan (alkes) yang diproduksi Phapros.

Karenanya, lanjut Hadi, tahun ini pertumbuhan ekspor diper­kirakan dapat mencapai lebih dari 15 persen. Sasaran tujuan ekspor yakni negara-negara Asia antara lain Filipina dan Kamboja. Dan, Amerika Selatan seperti Peru.

“Kami optimistis bisa mening­katkan growth net sales di akhir 2023. Karena masih banyak negara-negara lain yang akan men­jadi target ekspor Phapros,” ujar Hadi di Jakarta, Senin (20/2).

Hadi meyakini, kue pasar ekspor produk farmasi di negara Asia dan Afrika masih sangat luas.Karena itu, pihaknya sangat agresif memperluas pasar ke negara lain, agar kontribusi perusahaan ter­hadap pertumbuhan ekonomi nasional bisa meningkat.

Baca juga : Relawan Pendukung Ganjar Berikan Alat Las Dan Steam Untuk Supir Truk Di Jaktim

Sebab berdasarkan data Ke­mentrian Perindustrian (Ke­menperin), industri farmasi me­nyumbang 4,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Saat ini kami sedang men­jajaki pasar Nigeria. Dan nanti akan melebar ke negara-negara Afrika lainnya,” akunya.

Pengamat BUMN dari Uni­versitas Indonesia Toto Pranoto mengamini pasar farmasi dan alat kesehatan di Asia secara umum cukup besar.

Menurut Toto, pasar farmasi di Indonesia pada tahun 2019 bernilai Rp 80 triliun. Angka ini belum termasuk alkes.

Toto bilang, jika melihat laporan beberapa emiten farmasi, pasar utama produk farmasi dan alkes Indonesia adalah di Asia Tenggara dan Afrika.

Baca juga : Biotek Farmasi Indonesia Buktikan Efikasi Obat Terbaik Dunia

“Ini di luar produk herbal yang sudah masuk ke pasar Taiwan dan China. Bahkan, ada juga produk vaksin kita yang diekspor ke negara lain,” beber Toto, kemarin.

Untuk itu Toto mengimbau, Phapros harus memperhati­kan cost structure yang efisien agar harga jual ekspor bersaing.

Termasuk pembeda produk yang dijual dibandingkan com­petitor sehingga potensi tumbuh­nya juga besar.

“Daya saing ekspor ditentukan oleh pricing dan diferensiasi produk. Semakin baik prospek perusahaan, maka kepercayaan investor akan semakin mening­kat,” ungkapnya.

Berdasarkan data dari United Nations Conference on Trade and Development, ekspor produk obat dan farmasi Indonesia dilapor­kan sebesar 130,395.780 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,98 miliar pada 2021.

Baca juga : LPEI Ajak Mahasiswa Berbisnis Hingga Jadi Eksportir

Angka ini naik dibanding­kan tahun sebelumnya, yaitu 100,826.464 dolar AS (setara Rp 1,5 miliar) untuk 2020.

Sedangkan ekspor tahunan rata-rata 116,605.830 dolar AS (setara Rp 1,7 miliar) dari 2003 sampai 2021 dengan 19 observasi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.