Dark/Light Mode

Soal Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Menteri Erick Kawal Penanganan Korban

Minggu, 5 Maret 2023 07:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kiri) menyampaikan keterangan pers saat tiba untuk menjenguk korban terbakarnya pipa TBBM Plumpang di RSPP, Jakarta, Sabtu (4/3/2023). Erick Thohir menyatakan para korban terbakarnya pipa TBBM Plumpang menjadi prioritas Kementerian BUMN juga Pertamina serta memastikan semua korban yang dirawat mendapat pelayanan maksimal. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz).
Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kiri) menyampaikan keterangan pers saat tiba untuk menjenguk korban terbakarnya pipa TBBM Plumpang di RSPP, Jakarta, Sabtu (4/3/2023). Erick Thohir menyatakan para korban terbakarnya pipa TBBM Plumpang menjadi prioritas Kementerian BUMN juga Pertamina serta memastikan semua korban yang dirawat mendapat pelayanan maksimal. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz).

 Sebelumnya 
Bantuan tersebut berupa 60 box air mineral, 200 pa­ket makanan siap saji, 1.000 makanan ringan dan ratusan kasur, selimut serta masker.

“Bantuan akan terus dilan­jutkan di masing-masing posko sesuai kebutuhan warga terdampak di lokasi pengungsian,” imbuhnya.

Terkait korban, saat ini Pertamina masih melakukan pendata­an bekerja sama dengan aparat dan pihak terkait untuk memas­tikan jumlah korban terdampak.

“Kami berkomitmen penuh memberikan penanganan terbaik bagi warga, baik yang mening­gal maupun luka, serta yang berada di lokasi pengungsian,” ucapnya.

Baca juga : Selamatkan Diri Dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Ibu-ibu 80 Tahun Berlari Di Tengah Hujan

Menanggapi ini, pengamat ekonomi energi dari Unversitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengapresiasi langkah Pertamina dan Kementerian BUMN mengatasi insiden ter­bakarnya Depo Plumpang.

“Kalau insiden tersebut tidak cepat ditangani, kemungkinan korban pasti akan lebih banyak,” ujar Fahmy kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Fahmy mengusulkan ada evalu­asi atas kejadian tersebut. Diketa­hui, terbakarnya Depo Plumpang juga pernah terjadi pada 2009. Menurutnya, insiden yang beru­lang ini semakin memperkuat alasan Pertamina untuk melaku­kan pemindahan Depo Plumpang.

“Jika dipindahkan ke dekat pelabuhan, justru akan lebih efisien. Jangan dekat dengan permukiman. Sementara untuk kilang, tidak perlu pemindahan,” saran Fahmy.

Baca juga : Kapolri: Tim Investigasi Masih Dalami Penyebab Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Dengan dipindahkannya lo­kasi depo Pertamina tersebut, juga perlu diterapkan sistem ke­amanan berstandar internasional (zero accident).

Sebab, di beberapa negara untuk aset yang sangat strategis, kata dia, mengolah minyak atau menyalurkan BBM, pasti punya internal jangkar pemadam keba­karan (damkar). Dengan demiki­an, sebelum kebakaran meluas, bisa mematikan lebih dahulu.

Tak hanya itu, selanjutnya per­lu juga dilakukan audit berkala dan penggantian untuk peralatan yang sudah renta alias tua.

“Secara teknis, siapa yang melakukan audit? Bisa dari Kementerian BUMN atau Ke­menterian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)?” ujar Fahmy.

Baca juga : Korban Insiden Plumpang Dirawat Di RSPP, Pertamina Pastikan Penanganan Terbaik

Menurutnya, insiden Plum­pang harus jadi evaluasi soal sistem keamanan dan mitigasi bencananya ke depan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.