Dark/Light Mode

Akan Perluas Lahan Sawit

Erick Patok Palm Co Ungguli Golden Agri

Senin, 6 Maret 2023 07:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Antara).
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Palm Co berencana memperluas lahan sawit setelah melakukan IPO (Initial Public Offering). Langkah ini diyakini akan mengantarkan subholding PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN III tersebut menjadi perusahaan besar. Targetnya mengalahkan perusahaan minyak sawit asal Singapura, Golden Agri Resources (GAR).

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pemegang saham akan segera mengkonsolidasikan tanah BUMN menjadi perkebunan sawit dengan luas mencapai 600 ribu hektare (ha). Menurut­nya, penguasaan di sektor hulu harus dilakukan untuk menentu­kan dan menjaga faktor hilir.

Dijelaskannya, bila mayoritas kepemilikan lahan sawit dimi­liki BUMN, maka perusahaan pelat merah bisa mengontrol pasokan dan harga minyak goreng di pasaran.

Baca juga : Ekonomi Perubahan Iklim Perkuat Kolaborasi Pusat Dan Daerah

“Makanya kita dorong, bisa le­wat konsolidasi tanah BUMN na­manya Palm Co sebesar 600 ribu hektare ini. We will be the biggest, lebih besar dari Golden Agri,” kata Erick, di Jakarta, Kamis (2/3).

Menurut dia, pasar minyak goreng di Indonesia masih dikua­sai produsen swasta. Sementara perseroan negara hanya mampu memasok 3 persen saja.

Kendala ini, diakui Erick, menjadi penyebab operasi pasar BUMN tidak berdampak signifi­kan dalam mengendalikan ke­naikan harga komoditas. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan BUMN mengintervensi pasar saat gejolak harga pangan.

Baca juga : Mentan Puas Lahan Padi Luas Di Food Estate Kalteng

Erick membeberkan, secara kepemilikan, produsen swasta menguasai 56 persen lahan perkebunan sawit. Sedangkan penguasaan lahan oleh BUMN hanya di angka 4 persen. Selebihnya sebesar 40 persen milik perkebunan rakyat.

“Karena itu, kita harus bangunkan BUMN dari tidurnya dengan mengkonsolidasikan lahan-lahan milik perusahaan menjadi perkebunan kelapa sawit. Apalagi, (masalah) harga minyak goreng tidak selesai-selesai,” tegasnya.

Dijelaskan Erick, konsolidasi lahan BUMN akan membentuk satu ekosistem baru. Pasalnya, kelapa sawit tidak hanya diguna­kan sebagai bahan dasar minyak goreng. Namun juga digunakan untuk bahan baku produk kecan­tikan, seperti make up.

Baca juga : Hasil Liga Champions: Benfica-Dortmund Unggul Di Leg Awal

Namun sekali lagi, kata bos Persatuan Sepak Bola Seluruh In­donesia (PSSI) ini, bukan berarti memotong jatah pihak swasta. Justru BUMN siap melakukan hal tersebut bersama-sama.

Tujuannya adalah untuk me­mastikan minyak goreng ada di rakyat. Namun akan dipastikan dulu, apa swasta keberatan buat Bioetanol (B35). Misalnya keberatan, maka BUMN yang akan membuat B35.

“Swasta silakan buat industri turunan, misalnya make up atau apa pun. Karena itu turunan dari kelapa sawit. Artinya apa? Kami bangun ekosistemnya,” ucap Erick.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.