Dark/Light Mode

Mitratel Siapkan Solusi Infrastruktur Digital Untuk Operator Telekomunikasi 

Rabu, 5 April 2023 22:34 WIB
Layanan Mitratel. (Foto: Istimewa)
Layanan Mitratel. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Kebutuhan menara telekomunikasi di Indonesia masih tinggi, karena rata-rata satu menara telekomunikasi di Indonesia menjangkau populasi sebanyak 2.700 jiwa, atau lebih tinggi dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand," katanya.

Menurut Ardi, hal ini mengisyaratkan bahwa dibutuhkan lebih banyak menara bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringan dan layanan seluler.

Perseroan juga telah bersiap apabila operator telekomunikasi (mobile network operator/MNO) berekspansi untuk memperluas layanan 5G. I

a memproyeksikan, penetrasi 5G pada 2025 sebesar 27,2 persen lebih tinggi dari potensi penetrasi 5G dibanding 2024 sebesar 13,4 persen.

Baca juga : Ingin Pemudik Nyaman, Ganjar Pranowo Pantau Kesiapan Fisik Infrastruktur Jalan Jelang Lebaran

 “Kami memiliki menara terbanyak di Indonesia dan lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, yakni 58 persen menara tersebar di luar Pulau Jawa dan yang 42 persen di Pulau Jawa serta memiliki fiber optic sepanjang 16.641 km,” bebernya.

Hingga akhir tahun 2022, Perseroan berhasil mendapatkan pesanan (order) untuk membangun 25 ribu km fiber optic dari MNO atau 30% dari total fiber roll out MNO di tahun 2022.

Hal ini menegaskan, perseroan telah dipercaya sebagai penyedia solusi infrastruktur digital (Digital InfraCo) independen yang memiliki menara telekomunikasi terbanyak, dilengkapi solusi pendukung digital lainnya, yakni fiber optic.  

Sementara itu Research analyst PT BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis menjelaskan, pendapatan Mitratel di tahun 2023 ini berpotensi tumbuh sekitar 11-12 persen.

Baca juga : Selamat, Bank DKI Dinobatkan Sebagai Bank Inovasi Digital Terbaik

 Pasca IPO, kata dia, Mitratel semakin profesional dan independen. Selain Telkomsel, operator telekomunikasi lainnya, yakni XL, Indosat Hutchison dan Smartfren juga melakukan kemitraan bisnis dengan Mitratel.

"Kepercayaan konsumen semakin tinggi kepada Mitratel, sehingga pendapatannya berpeluang tumbuh sekitar 11% hingga 12 persen di tahun 2023,” ungkapnya.

Niko menyebutkan, sejumlah faktor pendorong pertumbuhan bisnis Mitratel, antara lain memperoleh pendapatan dari monetisasi aset yang berasal dari akuisi tower dan fiber optic, serta penyewaan menara kolokasi di luar Pulau Jawa.

Niko mencermati, alokasi belanja modal Mitratel yang senilai Rp 7 triliun itu akan digunakan untuk membiayai rencana bisnis organik. Porsinya, sebesar 60 persen dari jumlah total capex. Kemudian, sekitar 40 persen dari capex ini akan digunakan untuk mendanai akuisi menara telekomunikasi dan fiber optic.

Baca juga : APJII Kukar Yakin IKN Majukan Infrastruktur Digital

“Dana hasil IPO dan arus kas Mitratel yang sehat akan mendorong kinerja fundamental Mitratel untuk meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan sumber pendapatan baru di tahun ini,” terangnya.

Tak hanya itu, skala bisnis dan jumlah tower Mitratel lebih dominan dibandingkan emiten menara telekomunikasi lainnya.

Menurutnya, kinerja fundamental Mitratel diyakini pelaku pasar berdampak terhadap harga saham Mitratel. ”Kami memproyeksikan, harga saham Mitratel hingga akhir tahun 2023 di rentang Rp930 - Rp950,” ujar Niko. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.