Dark/Light Mode

Hubungan Amerika-China Makin Panas

Sri Mul Minta Pengusaha Siapkan Antisipasi Bisnis

Rabu, 14 Juni 2023 06:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bersama Kepala Badan Pengembangan Keuangan Digital Kadin Indonesia yang juga Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Patria Sjahrir (kedua kiri) dan Direktur Utama Bank BRI Sunarso (kedua kanan) melakukan swafoto saat Sosialisasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) bagi Pelaku Usaha Inovasi Teknologi Sektor Jasa Keuangan (ITSK) dan Perkembangan Peraturan Turunannya di Jakarta, Selasa (13/6). (Foto: Mohamad Qori/Rakyat Merdeka/RM.id)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bersama Kepala Badan Pengembangan Keuangan Digital Kadin Indonesia yang juga Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Patria Sjahrir (kedua kiri) dan Direktur Utama Bank BRI Sunarso (kedua kanan) melakukan swafoto saat Sosialisasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) bagi Pelaku Usaha Inovasi Teknologi Sektor Jasa Keuangan (ITSK) dan Perkembangan Peraturan Turunannya di Jakarta, Selasa (13/6). (Foto: Mohamad Qori/Rakyat Merdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mengimbau para pelaku usaha mengantisipasi tantangan geopolitik global. Pasalnya, ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China belum mereda.  

Kondisi tersebut ikut mem­pengaruhi perekonomian dunia. Karena ASdan China merupakan dua sumber ekonomi terbe­sar di dunia saat ini.

“Pengusaha harus bersiap. Kalibrasikan model bisnis Anda. Atau bisa menjadi in­dependen, karena perusahaan harus bertanggung jawab den­gan keberlanjutan bisnis,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat sosialisasi Undang-Undang (UU) Pengem­bangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, kemarin.

Menurut menteri yang akrab disapa Ani itu, globalisasi kerap membuat pelaku ekonomi memiliki pola pikir bahwa dunia tidak memiliki batasan. Dengan begitu, pelaku ekonomi lebih fokus pada hal-hal yang menguntungkan, efisien dan membuat pertumbuhan bersama.

Baca juga : AS Dan Saudi Panas Soal Minyak, Pengusaha Ingatkan Dampaknya Ke RI

Namun, situasi akan berbeda ketika peperangan antara AS dan China pecah. Ani bilang, negara-negara ASEAN ke­mungkinan besar akan terjebak dalam kondisi untuk memilih keberpihakan kepada salah sa­tunya. Terutama dalam konteks perdagangan.

Dia pun mengimbau para pelaku usaha menyiapkan skenario antisi­pasi dari situasi tersebut.

“Kalau tidak ada antisipasi atau banyak yang memikir­kannya nanti, mungkin pengusaha bisa gelundung,” ujar Ani, mengingatkan.

Bendahara negara itu menga­takan, langkah antisipasi juga harus dilakukan oleh Kemente­rian Keuangan (Kemenkeu).

Baca juga : Menteri Arifin Tasrif Terima Penghargaan Anugerah Konservasi Energi

Menurutnya, selama me­nyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), Kemenkeu selalu mempertimbangkan kondisi geopolitik ke depan.

“Kami berkoordinasi terus. Kami juga berinteraksi dengan blok Barat maupun China dan Rusia. Itu suatu keharusan,” jelas Ani.

Kendati begitu, dia berpenda­pat, situasi geopolitik global bisa juga menjadi peluang. Se­bab, Indonesia berprinsip tidak berpihak pada bangsa tertentu, melainkan bersama dengan banyak bangsa.

Karena itu, pelaku ekonomi Indonesia memiliki kesempatan untuk tetap tumbuh, bergerak maju, dan semakin berkembang tanpa dibatasi oleh pilihan.

Baca juga : Pengusaha Ketar-ketir Biaya Listrik Melonjak

Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, konflik geopolitik yang terjadi saat ini bisa me­lemahkan daya beli masyarakat di tingkat global maupun do­mestik.

Menurut Arsjad, dampak paling besar akan dirasakan oleh masyarakat yang kurang mampu dan berpotensi menyebabkan krisis sosial.

Dalam kondisi tersebut, peningkatan angka kemiskinan dan kesenjangan sosial yang semakin melebar sangat mung­kin terjadi,

“Semua pihak, termasuk pelaku usaha harus menyiapkan antisipasi yang tepat,” kata Arsjad. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.