Dark/Light Mode

AS Dan Saudi Panas Soal Minyak, Pengusaha Ingatkan Dampaknya Ke RI

Senin, 12 Juni 2023 16:59 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (ASPEBINDO) Anggawira. (Foto: Ist)
Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (ASPEBINDO) Anggawira. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Amerika Serikat dan Arab Saudi memanas. Hal ini seiring rencana Saudi memangkas produksinya minyaknya. Pengusaha nasional meminta pemerintah waspada.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (ASPEBINDO) Anggawira. Menurut dia, adu kuat antara Amerika Serikat dan Arab Saudi ini dikhawatirkan akan memberikan sentimen negatif pada harga minyak global.

Baca juga : Sandi Kebanyakan Dramanya

“Harga minyak dunia bisa berpotensi naik seiring dengan kebijakan pengurangan produksi minyak dunia. Diitambah lagi dengan ancaman serius Arab Saudi yang akan memporakporandakan ekonomi Amerika Serikat.Ini bisa menjadi mimpi buruk bagi sektor energi, utamanya minyak,” tegas Angga, Senin (12/6).

Amerika Serikat adalah produsen sekaligus konsumen terbesar minyak mentah dunia. Negeri ini memproduksi 16,8 juta barel minyak per hari pada 2022 lalu atau setara 18 persen total produksi minyak global. Sementara konsumsi minyak dalam negeri paman sam mencapai 19 juta barel minyak atau setara 20 persen dari total konsumsi minyak dunia. 

Baca juga : Pangdam V Brawijaya Ingatkan Prajuritnya Netral

Di sisi lain Arab Saudi juga merupakan salah satu produsen terbesar minyak mentah dunia dengan kapasitas mencapai 10,95 juta barel minyak per hari atau setara 12 persen dari total produksi dunia.

“Sebagai net importer minyak, Indonesia bisa ikut terdampak serius dari kenaikan harga minyak dunia ini. Jika harga minyak dunia naik, pemerintah harus mengambil sikap untuk menjaga harga BBM tetap terjangkau dan tetap menjaga daya beli masyarakat,” tambah pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal BPP HIPMI ini.

Baca juga : Program Wirausaha Baru Dan Perempuan Pengusaha Dorong Ciptakan Lapangan Kerja

Sebagai catatan, pada 2022 lalu, pemerintah tak kurang menggelontorkan anggaran hingga Rp 502, 4 triliun untuk kompensasi dan subsidi energi ditengah lonjakan harga minyak dunia. Angka ini naik sebesar tiga kali lipat jika dibandingkan anggaran subsidi tahun 2021 sebesar Rp 152,5 triliun.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.