Dark/Light Mode

Modal Dan Likuiditas Memadai

Perbankan Punya Bekal Hadapi Tekanan Global

Rabu, 5 Juli 2023 07:30 WIB
Jajaran dewan komisioner dan kepala eksekutif OJK dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK daring, Selasa (4/7/2023). (ANTARA/Sanya Dinda)
Jajaran dewan komisioner dan kepala eksekutif OJK dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK daring, Selasa (4/7/2023). (ANTARA/Sanya Dinda)

 Sebelumnya 
Di kesempatan yang sama, Ketua Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan, resiliensi dari sisi perbankan ditandai dengan fung­si intermediasi yang terjaga.

Menurut Dian, OJK tetap mendorong perbankan memi­liki permodalan yang memadai di tengah pelemahan ekonomi mitra dagang utama.

“Sebab, kebijakan hawkish masih akan dilanjutkan se­cara terbatas di negara maju, dan masih tingginya tensi geopolitik, serta kecenderungan penurunan harga komoditas utama pe­nopang ekspor,” jelasnya.

Tercatat hingga Mei 2023, kredit tumbuh 9,39 persen year on year (yoy) menjadi Rp 6.577 triliun. Ini didorong pertum­buhan kredit investasi sebesar 12,69 persen. Per jenis kepemi­likan, pertumbuhan kredit Bank Umum Swasta Nasional do­mestik tumbuh tertinggi, yaitu sebesar 15,2 persen yoy.

Baca juga : Piala Dunia U-17 Diikuti 24 Negara, Rapat Perdananya Digelar Hari Ini

Dari sisi pengetatan likuiditas global, pertumbuhan tahunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2023 melambat menjadi 6,55 persen yoy atau sebesar Rp 8.007 triliun, utamanya didorong penurunan pada giro ke level 8,35 persen yoy.

Likuiditas industri perbankan pada Mei 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.

“Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio (Non Performing Loan) NPL net perbankan sebesar 0,77 persen dan NPL gross sebe­sar 2,52 persen,” sebut Dian.

Kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penu­runan, baik nominal maupun jumlah nasabah, yaitu sebesar Rp 13,96 triliun menjadi Rp 372,07 triliun, dengan jumlah nasabah turun 100 ribu menjadi 1,64 juta nasabah.

Baca juga : Gus Muhaimin: Kader PMII Bersiap Hadapi Tantangan Zaman

Dian memastikan, investor asing tetap tertarik berinventasi pada perbankan Indonesia. Ka­tanya, saat ini industri perbankan sangat atraktif dan cukup me­narik pihak-pihak asing.

Ini terlihat adanya permintaan dari Singapura, Korea Selatan, dan Jepang untuk mengakuisisi bank lokal.

“Saya kira performance bank-bank kita secara nasional, bahwa di pasar modal juga jadi peng­gerak utama industri perbank­an,” ucap Dian.

Ia juga mengungkapkan, tak lama lagi akan ada proses akui­sisi dan merger yang terjadi di perbankan Indonesia. Menurut Dian, sudah ada beberapa bank yang melakukan perjanjian bi­lateral membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). Untuk itu OJK masih melakukan ko­munikasi intensif.

Baca juga : Pekan Literasi Digital Kota Makassar: Pentingnya Teknologi Digital di EraTransformasi

Lalu dari sisi BPD (Bank Per­kreditan Daerah) memerlukan langkah-langkah yang bersi­fat breakthrough, serta tidak bisa mengikuti irama masing-masing bank tersebut. Mengingat, pe­menuhan modal BPD akan sangat tergantung APBD (Ang­garan Pendapatan dan Belanja Negara) masing-masing, dan hal itu cukup lama.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.