Dark/Light Mode

Tuntutan Pedagang Tanah Abang Tutup E-commerce Tak Masuk Akal

Ayo Adaptasi Kalau Tak Mau Jadi Kayak Komodo

Jumat, 13 Oktober 2023 07:20 WIB
Pengamat Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras Adha. (Foto: Tangkapan Layar YouTube)
Pengamat Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras Adha. (Foto: Tangkapan Layar YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pedagang offline diimbau untuk beradaptasi dengan tren perubahan cara masyarakat berbelanja jika ingin usahanya berkembang. Apalagi, perkembangan teknologi kini sudah menjadi keniscayaan.

Merasa tidak cukup jika hanya TikTok Shop yang ditutup Pemerintah, sejumlah pedagang di Ta­nah Abang menuntut platform e-commerce lainnya seperti Shopee dan Lazada juga ditutup.

Baca juga : Latihan Perdana, Barnabas Siap Adaptasi Bersama Macan Kemayoran

Hal tersebut disampaikan melalui poster-poster yang bertuliskan “Tolong hapuskan TikTok Shop, Shopee dan La­zada,” di sebuah toko di Tanah Abang. Permintaan ini justru membuat geram para warganet. Sebab, tuntutan itu sudah tidak masuk akal.

Menyoal ini, Pengamat Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras Adha mengimbau, agar para seller di e-commerce tetap tenang dan menjalankan seba­gaimana bisnis yang diatur oleh Pemerintah.

Baca juga : Warga Minta Uang Bau Naik Jadi Rp 900 Ribu

Terutama dalam menerapkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE), yang baru saja disahkan.

“Pelaku e-commerce cukup beradaptasi dan menyesuaikan bisnisnya dengan peraturan tersebut. Jika semua sudah sesuai, saya rasa mereka tak perlu khawatir dan tetap tenang,” ujar Farras kepada Rakyat Merde­ka, kemarin.

Baca juga : Dukung Pedagang Tanah Abang, Komunitas Ekonomi Kreatif Hadirkan Aplikasi Digital

Farras menilai, polemik yang terjadi di Tanah Abang merupakan sebuah keniscayaan karena berkembangnya era digital dengan pesat. Sehingga sudah seharusnya para pedagang melakukan adaptasi.

“Jika ingin tetap bertahan di dunia yang terus berubah, memang perlu adaptasi. Kita tidak bisa menolak itu. Baik on­line maupun offline sama-sama penjual. Karena yang online pun dulunya juga penjual offline,” beber Farras.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.