Dark/Light Mode

Pertamina Resmi Integrasikan PLBC Dengan Kilang Cilacap

Selasa, 1 Oktober 2019 14:20 WIB
Pertamina Resmi Integrasikan PLBC Dengan Kilang Cilacap

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) selesai, secara resmi dilakukan integrasi pengoperasian dengan Kilang Cilacap existing, kemarin, Senin (30/9). 

Hal ini ditandai dengan serah terima PLBC dari Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) kepada Direktorat Pengolahan. 

Serah terima dilakukan dengan penandatanganan berita acara serah terima oleh Project Coordinator PLBC dan General Manager RU IV Cilacap dan disaksikan oleh Direktur MP2, Ignatius Tallulembang dan Direktur Pengolahan, Budi Santoso Syarif, di Kilang Cilacap, Senin, (30/9). 

Baca juga : Pertamina Peduli Kirim Bantuan Logistik Ke Pengungsi Wamena

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menjelaskan, acara serah terima ini menandai beroperasinya PLBC di bawah pengelolaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, yang akan memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak Gasoline berkualitas standar EURO 4. 

“Dengan beroperasinya PLBC, kemampuan produksi produk Pertamax RON 92 Kilang Cilacap meningkat signifikan menjadi 1,6 juta barrel per bulan dari sebelumnya 1 juta barrel," ujar Ignatius dalam rilis yang diterima RMco, Selasa (1/9/2019).

Selain itu, lanjut Ignatius, dengan beroperasinya PLBC akan mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan. "Sehingga berdampak positif pada upaya pemerintah memperkuat cadangan devisa negara," katanya.

Baca juga : Pertamina Resmikan Enam Titik SPBU 3T di Kalimantan

PLBC menelan investasi US$ 392 juta dengan lingkup pekerjaan meliputi :  1. Revamping unit Platforming I sehingga kapasitas produksi meningkat 30 persen menjadi 18.6 MBSD. 2. Pembangunan unit baru LNHT - Isomerization dengan kapasitas design 21.5 MBSD, serta pembangunan beberapa unit Utilities untuk mendukung unit proses PLBC. 

PLBC merupakan lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap, dimana selama 4 tahun pengerjaan proyek, pencapaian jam kerja aman tanpa Lost Time Injury (LTI) adalah lebih dari 17 juta jam kerja.

Saat konstruksi, PLBC menyerap sekitar 2.500 tenaga pekerja, dimana lebih dari 70 perseb di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap. 

Baca juga : Gubernur Papua: Hentikan Semua Kegiatan yang Ganggu Stabilitas

Direktur Pengolahan, Budi Santoso Syarif, mengatakan, Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional. 

"Dengan beroperasinya PLBC yang terintegrasi dengan Kilang Cilacap yang mempunyai kapasitas olah crude sekitar 33,4 perse  dari total kapasitas kilang nasional, akan meningkatkan profit kilang Cilacap” ujar Budi Santoso Syarif. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.