Dark/Light Mode

Waspadai Konflik Israel-Palestina

Airlangga Serukan Sinergi Jaga Laju Perekonomian RI

Senin, 23 Oktober 2023 07:10 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perlambatan ekonomi global akibat konflik Israel-Palestina berpotensi menghambat laju perekonomian Indonesia. Untuk itu, Pemerintah menyerukan semua pihak meningkatkan sinergi agar target pertumbuhan tetap tercapai.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perlam­batan ekonomi global akibat konflik Istael-Palestina dikha­watirkan meningkatkan risiko terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia, khusus­nya pada kuartal IV-2023.

“Untuk mengatasi risiko terse­but, dibutuhkan sinergi berbagai pihak untuk mempertahankan ekonomi Indonesia di tengah krisis perekonomian global,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Sabtu (21/10).

Baca juga : Konser Mathematic Tour, Ed Sheeran Siap Guncang Jakarta Tahun Depan

Dia menerangkan, selain konflik Israel-Palestina, saat ini dunia masih dibayangi ber­bagai risiko dan ketidakpastian. Mulai dari risiko pertumbuhan ekonomi China yang melemah, harga komoditas yang anjlok, geopolitik perang Ukraina-Rusia dan ancaman El Nino.

Berbagai kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi global masih lemah dan tidak merata. Pada 2023 diperkirakan hanya tumbuh 2,9 persen, dan pada 2024 menurun ke 2,8 persen.

Untuk 2024, lanjut Airlangga, peningkatan risiko global diper­kirakan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indo­nesia yang ditargetkan mampu mencapai 5,2 persen.

Baca juga : Konflik Israel Vs Hamas Memanas, Saudi-Iran Makin Lengket

Menurut Ketua Umum Partai Golkar itu, agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2023, kebutuhan investasi yang diperlukan diperkirakan sebe­sar Rp 6.189,10 triliun. Yakni, mayoritas porsi investasi dari non Pemerintah sebesar 84,7 persen. Kemudian, dari Pemerintah sebesar 9,7 persen, dan selebihnya dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sementara itu, untuk meraih target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen yoy pada 2024, kebutu­han investasi yang diperlukan dari berbagai pelaku ekonomi, yakni berada pada kisaran Rp 6.900 triliun.

“Jika dilihat dari sumber in­vestasinya, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari investasi Pemerintah, perbankan, pasar modal, capital expenditure BUMN, penanaman modal, serta internal pendanaan korporasi,” ujar Airlangga.

Baca juga : PBB Kudu Hentikan Perang

Dengan target pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan in­vestasi tersebut, sektor Pena­naman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada 2024 di­harapkan mampu memberikan sumbangsih investasi sekitar Rp 1.600 triliun.

Airlangga mengingatkan, Pemerintah, investor, asosiasi, perbankan dan pelaku usaha, maupun media berperan sangat penting dalam membangun op­timisme pembangunan ekonomi Indonesia.

“Seluruh pihak diharapkan dapat bersinergi. Dan mem­beri kontribusi terbaik dalam menghadapi berbagai tantangan global yang tidak mudah,” kata Airlangga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.