Dark/Light Mode

Tumbuh Tak Sampai 5 Persen, Kondisi Ekonomi Kita Apa Kabarnya

Selasa, 7 November 2023 08:18 WIB
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar. (Foto: Ist)
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada kuartal III-2023 tumbuh sebesar 4,94 persen. Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,17 persen. Angka ini juga tak sesuai dengan harapan Pemerintah yang menargetkan pertumbuhan sebesar 5,2 persen. Kondisi ekonomi kita apa kabar? Sedang baik-baik atau tidak ya?

Laporan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 ini disampaikan oleh Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar, di Jakarta, Senin (6/11/2023). Amalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III ini adalah yang terendah dalam 8 kuartal terakhir. Sebelumnya, Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen selama 8 kuartal berturut-turut.

Menurut Amalia, perlambatan ekonomi ini terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global, terjadinya perubahan iklim serta menurunnya ekspor komoditas unggulan. Meski pertumbuhan ekonomi turun ke level di bawah 5 persen, ia menegaskan, pertumbuhan ekonomi RI masih stabil.

Selain itu, lanjut dia, melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III  sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Sebab, pertumbuhan ekonomi kuartal III selalu lebih rendah dari kuartal II.

Amalia menambahkan, ada beberapa peristiwa yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri, yakni kondisi beberapa negara mitra dagang utama Indonesia tetap tumbuh meskipun pada umumnya pada kuartal III-2023 relatif lebih lambat dibandingkan kuartal II seperti China dan India. "Kemudian, penurunan harga komoditas global juga berpengaruh ke komoditas ekspor unggulan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit (CPO), nikel dan batu bara," terang Amalia.

Dari dalam negeri pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh aktivitas domestik, yakni peningkatan mobilitas dan peningkatan pariwisata. Lalu, daya beli masyarakat masih terlihat stabil, diindikasikan dengan inflasi yang terkendali indeks penjualan eceran riil yang tumbuh.

Baca juga : Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,94 Persen, Ini Kata Pengamat

"Penjualan domestik sepeda motor naik dan nilai transaksi uang elektronik dan kartu kredit juga tumbuh," tutup Amalia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto merespons, ekonomi Indonesia yang tumbuh tidak sampai 5 persen alias hanya mencapai 4,94 persen. Capaian itu disebut masih lebih baik dibandingkan berbagai negara lain.

" salah satu negara yang tumbuh kuat. Pertumbuhan kita masih lebih tinggi dibandingkan berbagai negara lain termasuk China, Malaysia, Amerika, bahkan Singapura," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati ikut mengomentari. Menurut dia, dari laporan BPS diketahui pertumbuhan ekonomi tak sesuai ekspektasi Pemerintah karena tingkat konsumsi yang rendah. "Kita lihat consumer confidence tinggi namun translation-nya kepada konsumsi tidak setinggi yang kita harapkan," ujarnya.

Hanya saja, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu belum bisa memastikan apa yang mempengaruhi penurunan konsumsi itu apakah faktor psikologis, El Nino, atau harga beras naik. "Ada berbagai faktor, kita perlu lihat," lanjutnya.

Meski begitu, Sri Mulyani bersyukur, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di kuartal III tumbuh positif di angka 5,7 persen. Industri manufaktur juga positif dan harus dijaga pemerintah Indonesia.

Baca juga : Koalisi Parpol KIM Rapatkan Barisan

Sementara itu sisi konsumsi pemerintah tercatat negatif. Ia menjelaskan, belanja pemerintah umumnya baru terealisasi pada kuartal keempat.

"Saya sudah hitung dari postur sampai Desember, melihat alokasi belanja masih ada 3 bulan terakhir itu belanja yang ada di APBN itu masih 1.078 triliun," jelasnya.

Sri Mulyani lalu menjelaskan, Pemerintah akan melakukan sejumlah perbaikan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di level 5 persen. Pihaknya, misalnya, akan memperbaiki outlook perekonomian kuartal IV.

Pemerintah juga bakal menetralisir kenaikan harga beras dan menjaga pasokan beras hingga akhir tahun. Sri Mulyani mengakui, harga beras yang meningkat cukup tajam dalam 6 bulan terakhir menyebabkan gejolak inflasi (volatile inflation).

Tak hanya itu, pemerintah juga akan menggelontorkan sejumlah bantuan, seperti memberikan bantuan beras pada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang akan diberikan pada November dan Desember. Selain itu, pemerintah juga memberikan BLT El Nino. Bansos ini dikucurkan kepada 18,8 juta KPM penerima sembako.

"Ini yang udah ada by name, by address, by account number, jadi tempatnya Bu Mensos ini surat sudah disampaikan dan prosesnya bisa diakselersasi bulan November-Desember kita transfer 1 kali," ujarnya.

Baca juga : Tumbuh 25,8 Persen, BCA Kantongi Laba Rp 36,4 Triliun

Total bansos ini sebesar Rp 400 ribu dan disalurkan oleh Kementerian Sosial. Menurutnya, untuk bansos El Nino ini, pemerintah menyiapkan Rp 7,52 triliun.

Sri Mulyani berjanji pemerintah akan melakukan transfer ketika DIPA selesai pada bulan ini. Lebih lanjut, pemerintah akan menggenjot KUR hingga Rp 297 triliun pada tahun ini, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 360 triliun.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, Pemerintah perlu waspada karena pertumbuhan yang rendah bisa berlanjut. Ada indikasi pelemahan konsumsi domestik. Masyarakat terutama kelompok menengah bawah sedang menghadapi tekanan naiknya harga beras, semakin ketatnya persaingan kerja dan kenaikan suku bunga.

"Sementara kelompok atas menahan belanja karena tahun pemilu, dan mempertimbangkan risiko geopolitik. Simpanan di atas Rp 5 miliar naik dan makin gemuk itu pertanda banyak saving daripada belanja," kata Bhima, saat dikontak Rakyat Merdeka, Senin (6/11/2023).

Bhima memprediksi, tren pelambatan ekonomi masih mungkin terjadi di kuartal IV yakni hanya tumbuh 4,8-4,97 persen meski ada libur panjang Natal dan Tahun Baru. Karena, investasi akan terdampak konflik Israel-Palestina dan masih perkasanya dolar AS.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.