Dark/Light Mode

Sejumlah Harga Pangan Merangkak Naik

Harga Cabe Paling Pedes

Kamis, 9 November 2023 07:20 WIB
Direktur Ekonomi Digital dan ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nai­lul Huda. (Foto: Antara)
Direktur Ekonomi Digital dan ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nai­lul Huda. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Nailul menuturkan, kenaikan harga sebenarnya baik untuk petani. Namun, jika harganya terlalu tinggi di tingkat konsumen, ada kecenderungan per­mintaan cabe akan menurun.

“Jika permintaan turun, stok cabe di tingkat petani jadi terbuang. Dan pada akhirnya akan merugikan petani juga,” ungkapnya.

Untuk itu, Nailul meminta, stok dan harga pangan dijaga. Apalagi Pemerintah sudah memi­liki sejumlah BUMN yang fokus pada penanganan pangan.

Baca juga : PHE WMO Kembangkan Salt Center Terintegrasi

“Kan ada RNI (PT Rajawali Nusantara Indonesia), Perum Bulog dan lainnya. Mereka bisa menjadi instrumen Pemerintah, baik untuk operasi pasar, pendistribusian dan lainnya,” katanya.

Dengan begitu, lanjut Nailul, akan semakin banyak pihak yang turut merasakan keuntungan bila komoditas pangan tersebut bisa diawasi dengan baik oleh Pemerintah. Terlebih, kenaikan harga ini berkaitan dengan ketersediaan produksi dan pasokan yang terbatas.

Terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prase­tyo Adi menuturkan, kenaikan harga komoditas pangan dalam beberapa waktu terakhir telah menjadi perhatian Pemerintah.

Baca juga : SMBI Gelar Pertandingan Peduli Palestina

Untuk itu, pihaknya melakukan sejumlah langkah untuk menga­tasinya. Di antaranya, melakukan intervensi stabilisasi harga untuk cabe melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) cabe dari daerah sentra ke daerah defisit.

“Harga komoditas cabe yang mengalami kenaikan ini, kami tekan dengan memfasilitasi pengangkutannya dari daerah-daerah yang masih berproduksi dan harganya relatif lebih rendah,” kata Arief di Jakarta, Senin (6/11).

Pihaknya pun sudah mengiden­tifikasi sentra cabe di luar Jawa, seperti di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang siap memasok ke wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga : Awas, Wabah Jelang Pemilu

Sebagai tahap awal, kata dia, sebanyak 2,4 Ton (80 coly) Cabe Rawit Merah (CRM) dikirim dari petani CRM Sulawesi Selatan ke Jakarta pada Minggu (5/11).

Ia mengakui, komoditas cabe rawit merah mengalami lonjakan paling signifikan di beberapa titik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.