Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Sejumlah Harga Pangan Merangkak Naik
Harga Cabe Paling Pedes
Kamis, 9 November 2023 07:20 WIB
Sebelumnya
Nailul menuturkan, kenaikan harga sebenarnya baik untuk petani. Namun, jika harganya terlalu tinggi di tingkat konsumen, ada kecenderungan permintaan cabe akan menurun.
“Jika permintaan turun, stok cabe di tingkat petani jadi terbuang. Dan pada akhirnya akan merugikan petani juga,” ungkapnya.
Untuk itu, Nailul meminta, stok dan harga pangan dijaga. Apalagi Pemerintah sudah memiliki sejumlah BUMN yang fokus pada penanganan pangan.
Baca juga : PHE WMO Kembangkan Salt Center Terintegrasi
“Kan ada RNI (PT Rajawali Nusantara Indonesia), Perum Bulog dan lainnya. Mereka bisa menjadi instrumen Pemerintah, baik untuk operasi pasar, pendistribusian dan lainnya,” katanya.
Dengan begitu, lanjut Nailul, akan semakin banyak pihak yang turut merasakan keuntungan bila komoditas pangan tersebut bisa diawasi dengan baik oleh Pemerintah. Terlebih, kenaikan harga ini berkaitan dengan ketersediaan produksi dan pasokan yang terbatas.
Terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menuturkan, kenaikan harga komoditas pangan dalam beberapa waktu terakhir telah menjadi perhatian Pemerintah.
Baca juga : SMBI Gelar Pertandingan Peduli Palestina
Untuk itu, pihaknya melakukan sejumlah langkah untuk mengatasinya. Di antaranya, melakukan intervensi stabilisasi harga untuk cabe melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) cabe dari daerah sentra ke daerah defisit.
“Harga komoditas cabe yang mengalami kenaikan ini, kami tekan dengan memfasilitasi pengangkutannya dari daerah-daerah yang masih berproduksi dan harganya relatif lebih rendah,” kata Arief di Jakarta, Senin (6/11).
Pihaknya pun sudah mengidentifikasi sentra cabe di luar Jawa, seperti di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang siap memasok ke wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga : Awas, Wabah Jelang Pemilu
Sebagai tahap awal, kata dia, sebanyak 2,4 Ton (80 coly) Cabe Rawit Merah (CRM) dikirim dari petani CRM Sulawesi Selatan ke Jakarta pada Minggu (5/11).
Ia mengakui, komoditas cabe rawit merah mengalami lonjakan paling signifikan di beberapa titik.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya