Dark/Light Mode

Rektor President University Berbagi Pengalaman Di Forum China-ASEAN

Senin, 13 November 2023 17:41 WIB
Rektor President University Prof. Dr. Chairy. (Foto: Ist)
Rektor President University Prof. Dr. Chairy. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam dunia bisnis, banyak produk atau jasa yang popular pada saat ini dengan cepat menjadi usang pada esok harinya. Saat ini siklus hidup suatu produk atau jasa menjadi semakin pendek.

Fenomena semacam itu terjadi juga dalam dunia pendidikan. Itu sebabnya untuk membuat lembaga pendidikan tetap relevan, termasuk lulusan yang dihasilkannya, mereka mesti mampu mengombinasikan penyelenggaraan pendidikannya dengan pendekatan yang bersifat praktis.

Hal tersebut ditegaskan Rektor President University Prof. Dr. Chairy dalam ajang China-ASEAN Human Resources Cooperation and Development Forum yang digelar di Kota Nanning, Guanxi, China, pada Sabtu-Minggu, 3-4 November 2023. Forum tersebut dihadiri oleh 300-an peserta dari China dan berbagai negara ASEAN.

Sebagian peserta adalah para pejabat pemerintahan, para ahli dan cendekiawan dalam berbagai bidang keahlian. Mereka, antara lain, Zhang Xiaoqin yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Otonom wilayah Zhuang Guangxi yang juga merangkap Ketua Serikat Buruh daerah setempat; Zhang Da, Inspektur Tingkat II di Departemen SDM dan Jaminan Sosial Republik Rakyat China (RRC); Wenma Xitisen yang Direktur Dinas Pengembangan Keahlian dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial, Republik Demokratik Laos.

Dari kalangan cendikiawan hadir Dr. Chen Yujie yang merupakan peneliti di Institut Penelitian Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial RRC. Dari kalangan bisnis, di antaranya, Tian Maosheng yang Direktur Wuhan Hauzhong CNC Holdings Co. Ltd. Lalu, ada juga peraih medali emas dalam ajang kompetisi CNC tingkat dunia, Yang Denghui, yang juga pengajar di Institut Teknik Mesin di Provinsi Guangdong.

Baca juga : Rektor Universitas Prasetiya Mulya Ajak Generasi Muda Perhatikan Bahasa Capres-Cawapres

Pada forum tersebut, Prof. Chairy memaparkan pidatonya yang bertopik The Role of University in Preparing Highly-Skilled Human Capital: The Case of Indonesia to Achieve Golden Indonesia in 2045. Untuk menyongsong Indonesia Emas, ujar Prof. Chairy, pemerintah menetapkan empat pilar, yakni SDM yang kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, akses infrastruktur yang adil, serta penguatan ketahanan nasional dan tata kelola.

“Meski begitu, dalam hal talenta yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia relatif masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN dan Asia Pasifik,” ujarnya.

Merujuk pada laporan World Talent Ranking (WTR) yang dipublikasikan 2023 oleh Institute for Management Development (IMD) yang berbasis di Swiss, Indonesia masih menempati peringkat ke-47. Sementara, negara tetangga, seperti Singapura menempati peringkat ke-8, atau Malaysia ke-33, dan Thailand ke-45.

Lima negara teratas ditempati oleh Swiss, disusul Luksemburg, Islandia, Belgia dan Belanda. Di kawasan Asia Pasifik, Hong Kong menempati peringkat ke-16, Australia ke-18, Taiwan ke-20, Korea Selatan ke-34, dan China di peringkat ke-41.

Merujuk laporan WTR, papar Chairy, negara-negara yang menempati peringkat atas menekankan betul pentingnya pelatihan profesional dan magang yang terintegrasi dalam sistem pendidikannya, ketimbang mata pelajaran yang bersifat akademis.

Baca juga : Bersama Presiden, Mentan Amran Hadiri Peringatan Hari Pahlawan Di TMP Kalibata

Strategi itulah yang kini ditempuh pemerintah dengan mendorong pendidikan yang berbasis vokasi. Strategi lainnya, kata Prof. Chairy, dengan meningkatkan anggaran dalam bidang pendidikan.

Berbicara tentang pentingnya pelatihan profesional dan magang, kata Prof. Chairy, President University sudah menerapkannya sejak lama. Menurut dia, sejak awal President University memang sudah merancang magang sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan.

“Itu sebabnya mahasiswa angkatan pertama, yang bergabung pada 2002, pun sudah menjalami program magangnya pada tahun 2005,” ungkapnya.

“Mengapa magang begitu penting bagi kami? Ilustrasinya sederhana. Kalau kita ingin bisa berenang, di mana tempat belajar yang paling tepat? Di kelas, atau di kolam renang? Lewat program magang, kami mendorong mahasiswa untuk langsung terjun ke kolam renang, yakni dengan magang di berbagai industri,” ujarnya.

Konsep ini diterapkan pula untuk mahasiswa yang setelah lulus ingin mendidikan usaha sendiri atau menjadi pengusaha.

Baca juga : Nicke Minta Universitas Pertamina Siapkan Lulusan Dengan Sustainability Skills

Prof. Chairy kemudian memaparkan tentang konsep magang di President University yang terbagi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, mahasiswa sedini mungkin diperkenalkan dengan konsep dan pentingnya magang, serta didorong terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mengasah kemampuan kepemimpinannya. Masih pada tahap ini, mahasiswa juga diajak mulai membangun portofolio dirinya.

Pada tahap kedua, mahasiswa belajar dari para praktisi bisnis dan alumni tentang sukses berkarier dan pentingnya membangun jejaring. “Untuk tahap ini diharapkan mahasiswa mulai dapat memvisualisasikan karier seperti apa yang mereka harapkan di masa mendatang. Ajang seperti ini diharapkan mampu membulatkan tekad mahasiswa untuk berhasil dalam studinya,” urai Prof. Chairy.

Tahap ketiga adalah ketika mahasiswa betul-betul menjalani program magangnya di perusahaan atau organisasi lainnya. Untuk mencapai kinerja terbaiknya, selama magang mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing dari President University dan dari pihak perusahaan atau organisasi. Pada tahap ini, mahasiswa memiliki kesempatan magang selama empat bulan hingga satu tahun.

Prof. Chairy mengungkapkan, karena kinerjanya yang baik selama magang, banyak perusahaan yang tertarik untuk langsung merekrut mahasiswa tersebut. Itu sebabnya banyak mahasiswa President University yang sudah diterima bekerja, padahal yang bersangkutan belum lulus atau belum di wisuda.

Data tahun 2022, lanjut Prof. Chairy, ada 55 persen mahasiswa President University ditawari oleh perusahaan untuk langsung bekerja sebelum mereka lulus atau di wisuda.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.