Dark/Light Mode

Bisa Berdampak Pada Perekonomian Nasional

Pemerintah Waspadai Ekonomi China Lambat

Rabu, 22 November 2023 07:10 WIB
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Kementerian Keuangan Abdurohman memberikan pemaparan dalam seminar Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Selasa (21/11/2023). (ANTARA/Imamatul Silfia)
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Kementerian Keuangan Abdurohman memberikan pemaparan dalam seminar Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Selasa (21/11/2023). (ANTARA/Imamatul Silfia)

 Sebelumnya 
Permintaan domestik juga masih cukup kuat. Hal ini ter­cermin pada kinerja konsumsi masyarakat dan investasi yang tumbuh masing-masing sebesar 5,06 persen dan 5,77 persen.

“Kementerian Keuangan opti­mistis kinerja positif pada manu­faktur dan konsumsi domestik dapat mengimbangi pelemahan kinerja ekspor,” katanya.

Secara bersamaan, Pemerintah akan tetap mewaspadai gejolak yang terjadi pada sektor ekspor dan impor.

Baca juga : Yandri Susanto Ajak Teladani Pahlawan Nasional KH. Abdul Chalim

Abdurohman juga memasti­kan, kebijakan fiskal Indonesia disusun untuk fokus mengatasi tiga tantangan utama, yaitu sum­ber daya manusia, infrastruktur dan institusional.

“Tiga hal itu yang akan dijawab oleh Pemerintah melalui Ang­garan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujarnya.

Abdurohman memastikan, ke­bijakan fiskal jangka menengah dan panjang konsisten diarahkan untuk melanjutkan arah per­baikan jangka pendek, dan isu struktural demi mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Baca juga : Kota Sorong Punya Perpustakaan, Jadi Modal Pembangunan Ekonomi

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, lambatnya pertum­buhan ekonomi mitra dagang Indonesia seperti China berisiko merembet pada pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2024.

Dia menjelaskan, outlook pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat berpotensi terus menu­run dari 1,6 persen pada 2023 menjadi 1,1 persen pada 2024.

Sementara pertumbuhan ekono­mi Jepang diperkirakan melambat dari 1,3 persen tahun 2023 men­jadi 1 persen pada 2024. Sedang­kan pertumbuhan ekonomi China diprediksi akan melambat dari 5,2 persen pada 2022 menjadi 4,5 persen pada 2024.

Baca juga : Menko PMK: Jangan Ragu, Pemerintah Indonesia Dukung Palestina Sampai Merdeka

Suahasil mengatakan, semua ingin ekonomi Indonesia terus tumbuh, tahun depan kalau bisa juga 5,2 persen. Tapi di saat yang bersamaan, Indonesia harus mewaspadai dan memitigasi beberapa isu jangka menengah dan jangka panjang.

“Salah satunya perlambatan ekonomi negara-negara maju yang juga menjadi mitra dagang kita,” kata Suahasil.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Rabu 22/11/2023 dengan judul Bisa Berdampak Pada Perekonomian Nasional, Pemerintah Waspadai Ekonomi China Lambat

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.