Dark/Light Mode

Diyakini Bisa Sehatkan BUMN Karya

Konsolidasi Waskita Dan WIKA Alternatif Kerek Daya Saing

Sabtu, 20 Januari 2024 07:14 WIB
Istimewa
Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana konsolidasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, merupakan upaya yang patut ditempuh untuk mendongkrak kinerja. Sebab, langkah tersebut akan mengerek daya saing.

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, langkah tersebut menjadi salah satu jalan keluar bagi perusahaan dalam penyelesaian masalah utang jumbo yang tengah ditanggung oleh Waskita dan WIKA.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menilai, rencana konsolidasi kedua perusahaan tersebut merupakan alternatif dalam meningkatkan daya saing kedua perusahaan. Apalagi, keduanya memiliki kesamaan fokus bisnis. Karena seharusnya, sambung Reza, ada spesialisasi di antara BUMN Karya agar tak ada rebutan pasar.

“Dan diharapkan (konsolidasi) bisa meningkatkan efisiensi masing-masing perusahaan,” ujar Reza kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Lebih jauh, Reza memandang, kerugian yang dialami oleh Waskita dan WIKA sebenarnya tidak merugikan negara. Pa­salnya, pekerjaan keduanya merupakan penugasan yang mau tidak mau harus dikerjakan.

“Apa yang sudah jadi rencana Pemerintah, adalah amanat pembangunan yang harus dilakukan BUMN Karya,” terang Reza.

Baca juga : Ratusan Relawan Prabowo-Gibran Konsolidasi Menangkan Pilpres 2024 Sekali Putaran

Sehingga, menurut dia, penyelamatan kedua perusahaan tersebut oleh Kementerian BUMN akan membuahkan hasil. Baik dari sisi internal tata kelola perusahaan hingga jenis proyek yang disasar. Hal itu pernah terlihat pada upaya Pemerintah dalam menangani PT Garuda Indonesia (Per­sero) Tbk dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Karena itu Reza mendorong, agar BUMN Karya untuk meningkatkan aspek tata kelola perusahaan, baik di internal maupun eksternal. Misalnya hubungan dengan vendor maupun mitra kerja. Aksi korporasi dari BUMN Karya juga kudu digenjot, agar pertumbuhan perusahaan dapat terlaksana dengan lebih cepat.

Terlebih saat ini, Waskita dan WIKA tengah menjalani pro­ses restrukturisasi, dengan terus melakukan diskusi intensif, terkait proses peninjauan secara komprehensif terhadap Master Restructuring Agreement (MRA) dengan seluruh kreditur perbankan.

Termasuk upaya restrukturisasi terhadap pemegang obligasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi/Sukuk (RUPO/RUPSU).

“Proses restrukturisasi juga butuh waktu dan upaya kerja keras semua pihak. Kan perlu waktu untuk penyehatan, tidak bisa cepat,” ucapnya.

Restrukturisasi oleh Waskita telah disetujui oleh seluruh perbankan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), dan sebagian perbankan swasta yang me­wakili 97 persen dari nominal outstanding utang.

Baca juga : Restrukturisasi ID Food Dipatok Kelar Tahun Ini

Senior Vice Presiden (SVP) Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa berujar, Waskita secara intensif menjalin komunikasi dengan kelembagaan dan instansi terkait.

“Termasuk mempertimbangkan kekhawatiran para pemegang obligasi, untuk menghasilkan skema alternatif restrukturisasi yang dapat diterima oleh pemegang obligasi dan juga kreditur perbankan nantinya,” ucap Ermi, dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu (17/1/2024).

Dijelaskan Ermy, Waskita melakukan delapan Metode Restrukturisasi penyehatan kinerja operasional dan bisnis perusahaan. Yakni restrukturisasi keuang­an, Penyertaan Modal Ne­gara (PMN) dari Pemerintah, dan partisipasi publik me­lalui rights issue, fasilitas kredit dengan penjaminan peme­rintah, strategic partnershipruas tol, restrukturisasi anak pe­rusahaan. Dan transformasi bisnis, penyelesaian ruas Tol Sumatera, perbaikan tata kelola. Serta manajemen risiko.

Sedangkan SVP Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya mengatakan, WIKA melakukan restrukturisasi penyehatan keuangan dan perbaikan operasi serta bisnis, yang terdiri dari delapan stream penyehatan. Yaitu restrukturisasi keuang­­an, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, percepat­an penagihan piutang ber­masalah, asset recycling, perb­ai­kan portfolio orderbook, pe­nurunan operating expense. Lalu, penurunan saldo pinjaman talangan supplier, serta penguatan struktur permodalan.

“Saat ini seluruh perbankan Himbara dan sebagian perbankan swasta telah menyetujui skema restrukturisasi WIKA, yang mewakili sekitar 79,92 persen dari nominal outstanding utang,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Erick mengaku belum lama ini memanggil direksi dua BUMN Karya, yakni Waskita Karya dan WIKA. Mereka membahas langkah-langkah strategis dalam bentuk roadmap, untuk melanjutkan program transformasi bisnis.

Baca juga : AHY Instruksikan Kader Gerak Pagi, Siang, Malam

“Kami terus mendorong BUMN karya memiliki siklus kegiatan operasional yang lebih sustainable, agar berdampak positif bagi perusahaan,” kata Erick, Kamis (4/1/2023).

Ia mengatakan, saat ini konsolidasi restrukturisasi BUMN Karya memang tengah menjadi prioritas yang tengah didorong oleh kementeriannya. Erick berencana untuk mengintegrasikan sejumlah BUMN Karya dengan membentuknya sebagai holding, guna menekan angka pengeluaran negara.

“Kami juga dorong yang berdiri sendiri untuk ada ke depannya menjadi sister company, jadi holding dan tentu anak ataupun merger,” ucapnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.