Dark/Light Mode

Prof Tjandra Paparkan Analisis Ilmiah Terkait Dampak Negatif Kebakaran Hutan

Rabu, 11 Oktober 2023 14:28 WIB
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama. (Foto: YARSI)
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama. (Foto: YARSI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan kebakaran hutan yang meluas di Indonesia telah menimbulkan sejumlah dampak serius, seiring terus meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.

"Koran Rakyat Merdeka 5 Oktober 2023 di halaman 8 menurunkan artikel “Waspadai Kebakaran Hutan”. Sebenarnya ada berbagai analisa ilmiah yang menggambarkan dampak dari kebakaran hutan ini," kata Prof. Tjandra, yang juga penerima Rakyat Merdeka Award 2022 bidang Edukasi dan Literasi Kesehatan Masyarakat.

Setidaknya, sebut Prof Tjandra, ada 5 dampak dari kebakaran hutan ini sebagaimana pernah dipublikasikan oleh Western Fire Chiefs Association (WFCA) tentang 5 Negative Effects of Wildfires. Berikut ini selengkapnya:

1. Pencemaran Udara dan Air 

Prof Tjandra mengatakan asap kebakaran hutan menghasilkan partikel dan mempengaruhi gas rumah kaca, berdampak pada cuaca lokal, regional, dan bahkan global. Asap tersebut juga mengandung pencemar berbahaya seperti logam berat yang dapat mencemari sumber air masyarakat, binatang dan makhluk hidup lainnya.

"Kalau kebakarannya besar akan mempengaruhi negara ,bahkan negara tetangga seperti berita tentang Malaysia belakangan ini, dan bahkan bukan tidak mungkin mempengaruhi cuaca dunia atau climate change," terangnya.

2. Dampak Kesehatan

Kebakaran hutan berdampak buruk pada kesehatan manusia, terutama sistem pernapasan dan kardiovaskuler. Gangguan pernapasan mulai dari iritasi hidung, tenggorok, paru hingga bronkitis dan asma bisa terjadi. Gangguan kardiovaskuler, termasuk gagal jantung, juga mungkin terjadi.

3. Kerusakan Lahan dan Infrastruktur

Baca juga : Soal Kebijakan Kemasan Pangan, Indonesia Diminta Tak Jiplak Negara Lain

Kebakaran hutan merusak lahan, kawasan perumahan, pertanian, serta infrastruktur seperti bangunan. Di Amerika Serikat, contohnya, pada tahun 2020 dilaporkan terjadi kerusakan pada sekitar 18.000 bangunan dengan 54 persen diantarnya adalan perumahan.

"Akan baik juga kalau kita punya data serupa di Indonesia, baik kerusakan rumah dan juga dampak pada pertanian dan perkebunan, hewan peliharaan serta kerugian lainnya," tutur Prof Tjandra.

4. Dampak Pada Sistem Ekologi dan Lingkungan

Kebakaran hutan merusak ekosistem, flora, dan fauna secara keseluruhan. Ini mencakup kerusakan pada pohon, vegetasi, dan kehidupan binatang. Debu dari kebakaran juga dapat mencemari aliran air dan menyebabkan erosi tanah, longsor hingga banjir.

5. Gangguan Logistik

Kebakaran hutan dapat mengganggu logistik, termasuk komunikasi, pasokan air, dan tenaga listrik. Sarana komunikasi elektronik dan pasokan air dapat terpengaruh, sementara kebakaran besar dapat memengaruhi pasokan listrik.

"Tentang air, kita sudah dengar di beberapa daerah maka para petugas kesulitan memadamkan api karena tidak tersedianya air," kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.

Selain itu, Prof Tjandra juga mengutip dampak kebakaran hutan yang dirilis laman Yonature.com, di antaranya:

1. Erosi

Baca juga : Prof. Tjandra Beberkan 7 Fakta Mikroplastik, Ngeri, Bisa Tembus Jaringan Paru

Prof Tjandra menjelaskan bahwa asap dan bahan yang terbakar menginfiltrasi tanah dan membentuk lapisan "waxy layer," yang menghalangi air terserap dengan baik saat hujan. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada akar pohon, tanah menjadi longgar, dan akhirnya terjadinya erosi.

2. Longsor dan Banjir

Erosi yang berkelanjutan dapat memicu terjadinya longsor. Ketika hujan turun, potensi banjir juga meningkat, khususnya jika curah hujan semakin tinggi.

3. Polusi Udara

Kebakaran hutan dapat menyebabkan polusi udara yang signifikan. Asapnya dapat terbawa hingga ke lapisan stratosfer dan bahkan menyebar ke berbagai belahan dunia. Asap juga dapat membentuk kabut atau smog yang mengandung gas seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan komponen organik volatil (VOCs). Ini berdampak pada kualitas udara dan kesehatan manusia.

"Kalau sinar matahari bereaksi dengan gas-gas ini maka dapat terjadi ozone di daratan atau ground-level ozone dengan berbagai akibatnya pada kesehatan," jelas Prof Tjandra.

4. Kerusakan Sungkup Vegetasi

Kebakaran hutan merusak vegetasi, termasuk pohon dan tanaman. Pohon dan tanaman berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Oleh karena itu, kebakaran yang menghancurkan vegetasi dapat meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di udara, memperburuk perubahan iklim global, seperti global warming.

5. Kerusakan Habitat

Kebakaran hutan merusak habitat, memengaruhi hewan, pohon, dan tanaman lainnya. Contohnya, jutaan hewan dapat mati atau terpaksa berpindah saat terjadi kebakaran semak atau bushfire seperti yang terjadi di Australia pada tahun 2019/2020.

6. Kerusakan Infrastruktur

Baca juga : Sekolah Hingga Kantor Pelayanan Publik Kota Tangerang Kompak Kenakan Batik

Kebakaran hutan juga dapat merusak infrastruktur, termasuk rumah, gedung, dan bangunan lainnya. Contohnya, kebakaran semak di Australia dan California telah menghancurkan ribuan struktur, menyebabkan kerugian besar.

"Di Alpine atauCanbera Australia tahun 2003 sudah menghancurkan 500 rumah, 3 jembatan dan 213 struktur di negara bagian Victoria. Juga, kebakaran di sekitar California tahun 2020 menghancurkan sekitar 8.500 struktur bangunan di daerah itu," papar Prof Tjandra.

7. Kerugian Ekonomi

Dampak ekonomi dari kebakaran hutan sangat signifikan. Kebakaran semak di Australia dan Amerika Serikat pada tahun 2020 menyebabkan kerugian hingga miliaran dolar. Ini mencakup disrupsi bisnis, penurunan pariwisata, biaya perawatan kesehatan, dan banyak lagi.

8. Dampak Pada Nyawa Manusia

Terakhir, kebakaran hutan dapat mengancam langsung nyawa manusia. Ini termasuk petugas pemadam kebakaran yang berisiko, orang-orang yang cedera akibat kebakaran, atau yang terkena dampak bangunan yang runtuh.

"Kita semua amat mengharapkan agar kebakaran hutan di negara kita segera dapat ditanggulangi, dan jangan makin meluas," pungkas Prof Tjandra.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.