Dark/Light Mode

IndoHCF Award Cari Pemenang,

Yuk Berlomba Lahirkan Inovasi Kesehatan

Minggu, 27 Oktober 2019 00:43 WIB
Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS saat melihat stand alat kesehatan di Jakarta, belum lama ini. Foto: istimewa
Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS saat melihat stand alat kesehatan di Jakarta, belum lama ini. Foto: istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhelatan IndoHCF Innovation Awards III-2019 segera mencapai puncaknya. Pengumuman pemenang lomba inovasi kesehatan masyarakat ini akan digelar di ICE BSD, Tangerang, 9 November bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. 

Lima finalis dari empat kategori yang diperlombakan pasti dag dig dug menunggu pengumuman ini. Yang jelas siapapun yang juara, jerih payah mereka menelurkan inovasi kesehatan untuk membantu masyarakat, pasti terbayar lunas. 

Soalnya, selain mendapat hadiah uang tunai, pemenang juga berkesempatan  memamerkan karya inovasinya langsung kepada calon penanam modal.

Ketua Umum IndoHCF, Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS mengemukakan, target dari Innovation Award ini adalah
bagaimana pelbagai inovasi di bidang kesehatan, baik hasil karya akademisi, praktisi maupun kelompok masyarakat, dapat dihilirisasi atau menjadi model/contoh. Sehingga ada pihak-pihak yang tertarik untuk mengembangkan sampai ke tingkat nasional bahkan dapat bersaing di pasar global.

Baca juga : Mendagri: Penyaluran Duit Otsus Akan Dievaluasi Agar Tepat Sasaran

Menurutnya, adanya kompetisi ini memunculkan inisiatif luar biasa bagi institusi di bidang kesehatan baik pemerintah maupun swasta untuk menghasilkan inovasi baru. Mereka, kata dia, berlomba menghadirkan solusi yang inovatif dan aplikatif guna meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Ambil contoh aplikasi Kreki-119 yang dikembangkan Komunitas Emergensi Kesehatan Indonesia (Kreki).  Aplikasi ini bisa digunakan untuk mendapat pertolongan pertama pada kondisi kegawatdaruratan.

Aplikasi ini berbasis komunitas di mana penolongnya adalah masyarakat yang telah dilatih menjadi relawan. Mereka yang butuh pertolongan pertama bisa memakai aplikasi ini. Dalam hitungan menit, relawan yang lokasinya paling dekat dengan si peminta tolong sudah bisa tiba di lokasi, dan memberi pertolongan dan penanganan gawat darurat secara cepat dan tepat. 

Untuk sementara, aplikasi ini baru efektif digunakan di Jakarta Timur, karena sudah banyak relawan terlatih di kawasan ini.

Baca juga : Mahfud: Masjid Pemerintah Harus Sebarkan Kedamaian

“Seringkali pada saat terjadi kegawatdaruratan, orang yang paling cepat memberikan pertolongan adalah mereka yang paling dekat pada saat kejadian. Kreki melatih masyarakat untuk menjadi relawan agar bisa memberikan pertolongan,” kata Supriyantoro.

Kreki dibangun guna mendukung program Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) untuk meningkatkan mutu dan kecepatan pertolongan pertama terhadap penanganan gawat darurat.

“Waktu menjadi unsur terpenting dalam kondisi gawat darurat. Bayangkan jika orang itu tak ditangani secara cepat dan tepat. Seharusnya bisa selamat, justru malah memperparah kondisi korban. Inilah yang melatarbelakangi pembentukan komunitas ini,” kata Supriyantoro.

Dia mengatakan, peristiwa gawat darurat seperti kecelakaan, penyakit akibat gaya hidup tidak sehat, atau bencana alam bisa terjadi pada siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Menurutnya, keadaan-keadaan tersebut membutuhkan penanganan yang tepat dan akurat agar tidak berakibat pada kecacatan permanen atau kematian.

Baca juga : Dorong Anak Muda jadi Konglomerat, Kementan Luncurkan Program Kewirausahaan

Untuk menjadi relawan, minimal telah mendapatkan pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) tentang teknik menolong orang dalam kondisi gawat darurat seperti henti jantung, tersedak benda asing, tersengat petir dan listrik, tenggelam, cara mengangkut korban.
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.