Dark/Light Mode

Jokowi Rajin Cek Beras

Sabtu, 17 Februari 2024 08:13 WIB
Presiden Jokowi menyapa warga saat meninjau persediaan beras, serta penyerahan bantuan beras kepada Keluarga Penerima Manfaat KPM, di Gudang Bulog Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2). (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi menyapa warga saat meninjau persediaan beras, serta penyerahan bantuan beras kepada Keluarga Penerima Manfaat KPM, di Gudang Bulog Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2). (Foto: Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Persoalan beras masih belum beres. Di pasaran, harga beras masih tinggi. Stoknya pun menipis. Menanggapi persoalan tersebut, Presiden Jokowi tak tinggal diam. Kepala Negara kini rajin mengecek beras. 

Dua hari terakhir, Jokowi selalu mengecek ketersediaan beras. Pada Jumat (16/2/2024), eks Gubernur DKI Jakarta itu mengecek stok beras di Gudang Perum Bulog Cibitung, Kabupaten Bekasi. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi memastikan stok beras masih mencukupi.

"Kalau stok, nggak masalah. Tadi kita lihat sendiri stoknya sangat melimpah seperti itu," kata Jokowi, setelah pengecekan itu.

Menurut Jokowi, persoalannya adalah distribusi. Bagaimana agar stok yang melimpah tersebut bisa tersalur lancar hingga ke tingkat penjual dan masyarakat.

"Yang paling penting memang bagaimana mendistribusikan secara baik dan sampai ke pasar, sampai ke masyarakat, sampai ke supermarket. Semuanya bisa tersedia," kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga memastikan stok beras untuk bulan Ramadhan akan terjaga. "Ya semua stok disiapkan. Setiap tahun sudah rutinitas yang selalu kita jaga terus," terangnya.

Baca juga : Jokowi Pastikan Stok Beras Aman Di Gudang Bulog

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan baik untuk pelaksanaan program-program seperti bantuan pangan berupa beras 10 kilogram kepada sekitar 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton dan sangat cukup untuk kebutuhan penyaluran Bantuan Pangan Beras sampai dengan Juni, penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dan menghadapi Puasa serta Lebaran," ungkap Bayu.

Sehari sebelumnya, Jokowi meninjau langsung ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), di Jakarta Timur. Jokowi ingin memastikan stok dan suplai beras aman. Di kesempatan itu, Jokowi mengatakan, tingginya harga beras bukan karena bantuan beras yang distop sementara, tapi akibat supply-demand yang distribusinya terganggu.

“Saya datang di Pasar Induk Cipinang ini untuk memastikan bahwa stok beras di sini ada. Karena dari sinilah didistribusikan ke ritel, ke supermarket, ke daerah, dari Pasar Induk Cipinang ini. Sehingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada, tersedia, jumlahnya cukup, dan saya melihat melimpah,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, harga beras yang belum normal saat ini disebabkan oleh belum masuknya hasil panen. Selain itu, jalur distribusinya juga terganggu oleh banjir di sejumlah daerah seperti di Demak dan Grobogan.

Untuk mengatasi persoalan ini, Jokowi menginstruksikan jajaran terkait mendistribusikan suplai beras ke pasar dan ke daerah, baik beras SPHP maupun beras komersial.

Baca juga : Jokowi Instruksikan Erick Pastikan Stok Beras Aman

“Sudah, pokoknya pasar minta berapa pun, beri. Daerah minta berapa pun, beri. Baik yang SPHP maupun yang komersial, beri. Barangnya ada,” ucapnya.

Sebelumnya, beras premium dilaporkan menipis di sejumlah gerai ritel modern. Peritel mengaku tak menyetok beras karena harganya sudah terlalu tinggi, sementara harus dijual sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey meminta pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi atau HET beras premium. "Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern dan pasar rakyat (pasar tradisional)," kata Roy. 

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, kelangkaan dan kenaikan harga beras awal tahun ini terjadi bukan karena bansos. Menurut dia, kenaikan harga beras lantaran defisit produksi beras yang mencapai 2,8 juta ton di awal tahun. Di sisi lain, banyak agenda besar pada awal tahun ini, mulai dari Pemilu hingga Lebaran yang menyebabkan kenaikan permintaan beras.

Khudori mengatakan, kondisi beras saat ini memang krusial karena ada ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Terlebih panen besar diprediksi baru terjadi pada Maret dengan surplus yang diperkirakan mencapai 0,97 juta ton.

"Ini memang krusial, Maret ada Ramadan dan April ada Idul Fitri, Penting buat pemerintah untuk memastikan pasokan beras dalam jumlah memadai. Jika tidak, harga potensial naik dan bisa menimbulkan kegaduhan, bahkan berdampak ke soal sosial-politik," jelas Khudori.

Baca juga : Jokowi; KTA Banteng, Hati PSI

Di dunia maya, warganet ramai mengeluhkan persoalan beras. Akun @akuubobi heran kenapa beras yang kemasan 5 kilogram jadi susah dicari. "Dan kenapa harga beras jadi mahal sekarang," kicaunya.

Akun @didikiesgooners menyebut, kelangkaan beras mungkin dikarenakan efek kemarau panjang tahun lalu. "Sekarang di Jawa lagi musim tanam. Jadi kemungkinan stok beras berkurang. Kalau sudah masuk musim panen mungkin stok nya banyak," cetusnya.

Akun @slametR77 meminta Jokowi segera menstabilkan harga beras. "Pak, yang penting itu segera stabilkan harga beras dulu. Masa selisih 1 minggu harga beras sudah naik dari 10.000 sampai 15.000," cuitnya.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Sabtu (17/2), dengan judul “Jokowi Rajin Cek Beras”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.