Dark/Light Mode

Dukung Peningkatan Ekonomi

Askrindo Berdayakan UMKM Dan Petani Kopi Arabika Kintamani

Sabtu, 24 Februari 2024 13:12 WIB
Askrindo konsisten dalam pemberdayaan UMKM secara nasional melalui program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Askrindo konsisten dalam pemberdayaan UMKM secara nasional melalui program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain keindahan alamnya, Pulau Dewata atau Pulau Bali juga terkenal sebagai penghasil biji kopi arabika terbaik.

Di kaki Gunung Batur, tepatnya Kecamatan Kintamani, terdapat perkebunan kopi lokal yang menggunakan proses penanaman secara tradisional.

Kopi Arabika yang berasal dari Pulau Dewata ini memiliki cita rasa serta aroma yang cenderung citrusy yang segar.

Kopi Kintamani ini juga tidak memiliki cita rasa atau aroma spicy atau rempah-rempah khas jenis kopi di Indonesia lainnya.

Baca juga : Ekonomi 2024 Bakal Kinclong

Hal ini berkat proses penanamannya yang unik di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Sedangkan untuk body-nya cenderung medium dan tidak terlalu terasa pahit dengan rasa asam seperti jeruk.

"Inilah yang membuat Kopi Kintamani disukai pasar lokal dan ekspor. Selain itu kopi Kintamani juga memiliki kadar kafein yang tidak terlalu tinggi," kata Ketua kelompok petani Kopi Arabika Langit Bali, Wayan Sukadana Yasa di sela kunjungan jurnalis Media Gathering Askrindo, di Kintamani, Bali, Jumat (23/2/2024).

Wayan menjelaskan, sesuai dengan filosofi “Tri Hita Karana” yang masih dilestarikan hingga kini, semua proses penanaman hingga panen dilakukan secara alami dan tradisional.

Tri Hita Karana jika diterjemahkan artinya tiga penyebab kebahagian. Salah satunya adalah filosofi untuk menjaga keseimbangan alam.

Baca juga : Industri Manufaktur Kita Dan Berdaya Saing Mendunia

Perkebunan Kopi Kintamani juga menjaga keseimbangan alam dengan menggunakan sistem irigasi subak, pupuk organik, dan tanpa pestisida.

Selain itu penanaman pohonnya ditanam beriringan dengan pohon jeruk atau sayuran lain.

"Jadi, tidak heran jika Kopi Kintamani juga dikenal sebagai kopi yang ecofriendly karena proses penanamannya yang begitu memerhatikan lingkungan. Kopi Kintamani juga sudah memiliki sertifikat Geographical Indication yang artinya jenis kopi ini sudah diakui secara internasional keberadaannya," ujar Wayan.

Sekretaris Perusahaan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Cahyo Hari Purwanto menjelaskan, sesuai dengan misi Askrindo dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional, terutama program Pemerintah dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Askrindo konsisten dalam pemberdayaan UMKM secara nasional melalui program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSL).

Baca juga : Sorban NU: Program Makan Siang Gratis Sesuai Aspirasi Warga Nahdliyin

"Kami fokus terhadap proses pengembangan kualitas dan kuantitas pengolahan kopi Kintamani dari hulu ke hilir. Melalui program PUMK, kami membantu petani kopi Kintamani agar mampu bersaing dipasar domestik dan mancanegara sehingga para petani dapat menghasilkan nilai tambah," ujar Cahyo.

Selain Kopi Arabika Langit Bali, lanjut Cahyo, Askrindo juga telah membantu para mitra binaannya melakukan pemasaran hingga keluar negeri seperti Norwegia dan Turki.

Selain bantuan pendanaan, Askrindo juga memberikan bantuan sarana produksi agar Kopi Langit Bali Kintamani ini terus dikenal luas oleh wisatawan.

"Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu program Creating shared value (CSV) di masa yang akan datang bagi Askrindo yang sesuai dengan program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)," tegas Cahyo.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.