Dark/Light Mode

Dinanti Petani

Jagung Bioteknologi Pertama Dengan Keunggulan Ganda Mulai Dipasarkan

Selasa, 27 Februari 2024 18:41 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Syngenta Indonesia hari ini meluncurkan sekaligus mulai memasarkan NK Pendekar Sakti, jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda.

Varietas yang sudah dinanti-nanti petani ini toleran terhadap Herbisida Glifosat dan sekaligus tahan terhadap Ulat Penggerek Batang (Asian Corn Borer/Ostrinia furnacalis).

Dengan keunggulan ganda tersebut, petani mendapatkan tiga manfaat sekaligus.

Pertama, mudah dalam merawat tanaman dari Gulma dan Serangan Hama Penggerek Batang.

Kedua, murah dalam biaya usaha tani, karena lebih sedikit menggunakan pestisida dan juga biaya tenaga kerja.

Ketiga, meningkatkan hasil karena kehilangan hasil dari kompetisi nutrisi antara gulma dan jagung serta kerusakan dan penurunan hasil panen akibat serangan hama penggerek batang dapat dihindari secara bersamaan.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Yudi Sastro dalam sambutannya menegaskan bahwa benih unggul bermutu merupakan komponen utama dalam usaha budidaya tanaman.

Benih unggul bermutu secara nyata memberikan kontribusi yang cukup dominan dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman.

Diungkapkannya, Kementan menargetkan produksi jagung pada tahun 2024 dapat mencapai 16,56 juta ton atau meningkat jika dibandingkan 2023 yaitu sekitar 14,46 juta ton atau setara 1,15 persen.

“Untuk mendukung peningkatan produksi tersebut, pemerintah mendukung pengembangan benih jagung varietas unggul baru,” tegas Yudi.

Ditambahkannya, pemanfaatan benih bioteknologi mampu meningkatkan produksi pertanian dan mengurangi biaya dalam usaha budidaya tanaman.

Baca juga : Kepala BNPT Letakkan Batu Pertama Museum Nasional Penanggulangan Terorisme

Sejak tahun 2021 hingga kini, Kementan sudah melepas 8 varietas jagung hibrida bioteknologi yang telah melewati serangkaian sertifikasi ketahanan pangan, pakan, dan lingkungan sehingga dapat dipastikan keamanan produk tersebut.

Yudi menjelaskan, jagung hibrida bioteknologi memiliki potensi produksi berkisar 10,6-14,04 ton/ha.

Varietas ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dengan pencapaian potensi hasil panen, tanaman yang tahan terhadap hama dan adaptif terhadap iklim di Indonesia.

Di sisi lain, lanjut Yudi, industri benih memiliki peranan yang cukup penting dalam penyediaan dan penyaluran benih varietas unggul bermutu.

Dengan diluncurkannya produk jagung hibrida bioteknologi terbaru NK Pendekar Sakti tersebut, Yudi berharap akan memberikan dampak nyata bagi peningkatan produksi jagung.

Sehingga mendukung tercapainya swasembada jagung melalui penggunaan benih jagung hibrida unggul oleh petani di Indonesia.

Selain grand launching di Kabupaten Lamongan, pada tanggal 29 Februari 2024, Syngenta juga menggelar kegiatan serupa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Syngenta Indonesia mendukung pemerintah lewat Kementan dengan berupaya menjamin kemandirian pangan, kesejahteraan pedesaan dan efisiensi tenaga kerja di bidang pertanian.

“Kami senang dapat berperan dengan memperkenalkan benih jagung bioteknologi,” kata Presiden Direktur Syngenta Indonesia Kazim Hasnain saat Grand Launching Benih Jagung Bioteknologi di Lamongan.

Sementara itu, Fauzi Tubat, Seed Business Head Syngenta Indonesia menjelaskan bahwa Syngenta Indonesia sudah lebih dari 20 tahun menghasilkan benih berkualitas.

Serta, membantu petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan terus melakukan inovasi berkelanjutan dalam memberikan solusi yang terbaik termasuk dalam penyediaan benih berkualitas.

Baca juga : Mastercard Jalin Kerjasama dengan ALTO, Perluas Jaringan Kartu Debit Domestik

Fauzi menjelaskan jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 318 juta jiwa pada tahun 2045.

Kebutuhan pakan untuk menghasilkan protein hewani akan meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sekitar 62 juta ton jagung per tahun.

Produksi jagung ditargetkan mencapai 70 juta ton sehingga diharapkan akan ada surplus 8 juta ton untuk diekspor. Untuk mencapai jumlah tersebut, luas panen minimal rata-rata produksi jagung nasional harus mencapai 7-8 ton per hektare.

Pada saat itu nilai uang yang berputar di industri ini diperkirakan akan mencapai Rp 350 triliun.

Industri jagung memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan yang sangat besar.

Namun, di sisi lain, juga terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti alih fungsi lahan, ketersediaan pupuk, ancaman penyakit dan perubahan iklim.

“Jagung bioteknologi adalah salah satu kunci menjawab tantangan sekaligus menjadi jalan meraih potensi besar tersebut,” tutur Fauzi.

Potensi peningkatan hasil panen dari jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda ini berkisar 10 persen dibandingkan benih non bioteknologi.

Dengan harga pipilan jagung saat ini yang cukup tinggi, hasil ini cukup signifikan bagi petani.

Benih jagung unggul NK Pendekar Sakti merupakan jawaban yang selama ini diharapkan oleh para petani.

Benih ini akan lebih meningkatkan hasil keuntungan yang didapat petani. Jagung bioteknologi ini sangat mempermudah petani bercocok tanam dan biayanya pun lebih murah.

Baca juga : Mentan Ingin Program Pertanian Era Presiden Jokowi Dilanjutkan

Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahudin mengatakan sudah sangat lama menunggu hadirnya benih jagung NK Pendekar Sakti ini diluncurkan.

"Hampir 20 tahun kami menunggu-nunggu hadirnya benih unggul ini," katanya.

Munip, petani dari Tuban, Jawa Timur menyampaikan ketika tanaman jagung pada umumnya terserang ulat, akan sulit sekali dibasmi, karena ulatnya ada di dalam jagung.

Tapi ketika benihnya sedari awal sudah tahan terhadap ulat, maka secara otomotis biaya untuk menanggulangi serangan hama pun bisa dikurangi karena tidak perlu melakukan penyemprotan dan tentu saja menghemat waktu dan biaya.

Hasil panen NK Pendekar Sakti juga sangat menyenangkan, dengan warna jagung yang bagus dan cerah dengan bulir yang penuh di setiap tongkolnya.

“Kami sudah buat hitung-hitungan dan kami yakin biaya untuk menanam jagung varietas baru dengan keunggulan ganda ini pasti lebih murah. Kami benar-benar senang dan berharap bisa segera menanam jagung ini di lahan yang lebih luas,” katanya.

Hadir dalam acara tersebut, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, MBA berserta Jajaran MUSPIKA, jajaran Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Pusat Perlindungan Varietas dan Perizinan Pertanian, Tim Teknis Keamanan Hayati Bidang Lingkungan, Perwakilan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.

Hadir pula Kepala Bidang Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur, Denny Kurniawan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan Moch. Wahyudi, Anggota DPRD Lamongan Imam Fadli, Ketua umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor.

Juga, Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) H Sholahuddin, Pengasuh Ponpes Sunan Drajat Lamongan KH Abdul Ghofur, serta para undangan dan petani.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.