Dark/Light Mode

Beri Nilai Tambah Untuk Petani Sawit

Kemenkop Dan BUMN Berhasil Produksi Minyak Makan Merah

Jumat, 15 Maret 2024 07:05 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kedua kiri) memperlihatkan minyak makan merah. (Foto: Ist)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kedua kiri) memperlihatkan minyak makan merah. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Sesuai arahan Presiden Jokowi, lahirnya minyak makan merah adalah wujud dari proses hiliri­sasi kelapa sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi. Yang tujuannya untuk memastikan agar petani semakin sejahtera.

“Sekaligus memastikan keber­lanjutan pasokan minyak goreng sehat dengan harga terjangkau untuk masyarakat,” ungkapnya.

Menteri Teten mengatakan, awalnya minyak makan merah akan dibanderol di kisaran harga Rp 12 ribu per liter, namun saat ini minyak makan merah dijual seharga Rp 15 ribu per liter. Harga minyak makan merah juga mengikuti harga perkem­bangan kelapa sawit.

Namun, karena proses pem­buatannya yang lebih cepat dibanding minyak goreng pada umumnya. Dan, adanya sistem terintegrasi lahan dengan pusat produk di pabrik, sehingga me­mangkas ongkos produksi.

Baca juga : DKI Siapkan 18 Ribu Kursi Mudik Gratis

“Maka harga minyak makan merah akan selalu lebih murah dari harga minyak goreng di pasaran,” jelasnya.

Lebih jauh ia mengatakan, saat ini lebih dari 40 persen lahan perkebunan sawit di Indonesia dimiliki dan dikelola oleh petani swadaya. Namun ia menyayangkan, bahwa berpuluh-puluh tahun petani sawit dihadapkan dengan persoalan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang naik turun dan penuh ketidakpastian.

Menyoal ini, Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia sebagai negara penghasil sawit terbesar di dunia dengan luas lahan 15,34 juta ha. Dari jumlah itu, sebanyak 40,5 persen atau sekitar 6,2 juta ha adalah milik dan dikelola oleh petani rakyat. Pengelolaan sawit oleh petani menjadi minyak makan merah, bisa mem­beri nilai tambah.

“Kita ingin nilai tambah ada di dalam negeri. Oleh sebab itu kita bangun pabrik minyak makan merah yang pertama kali, dan di­harapkan dapat memberikan nilai tambah sawit utamanya dalam bentuk koperasi,” ucapnya.

Baca juga : Liga Champions, ATM Usir Si Ular Besar

Ia mengaku senang, karena ke­hadiran minyak makan merah ini memberikan beberapa manfaat.

Pertama, harga minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng di pasaran. Artinya barang ini bisa bersaing di pasar karena harganya kompetitif.

Kedua, vitaminnya tidak hi­lang. Vitamin A dan E, serta nutrien yang lain masih berada di minyak makan merah bisa dipakai untuk menggoreng apapun.

“Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan punya gizi lebih baik,” ungkap Jokowi.

Baca juga : Medvedev Gasak Dimitrov

Ketiga, proses hilirisasi. “Petani tidak hanya menjual TBS atau CPO (Crude Palm Oil)-nya saja. Karena itu CPO diolah ba­rang jadi, seperti minyak makan merah,” tutup mantan Gubernur DKI Jakarta itu. DWI

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 9, edisi Jumat, 15 Maret 2024 dengan judul "Beri Nilai Tambah Untuk Petani Sawit, Kemenkop Dan BUMN Berhasil Produksi Minyak Makan Merah"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.