Dark/Light Mode

Relokasi Warga Rempang Berjalan Aman Dan Nggak Ada Gejolak

Kamis, 21 Maret 2024 20:23 WIB
Rumah contoh untuk Warga Rempang di Tanjung Banon. (Foto: Ist)
Rumah contoh untuk Warga Rempang di Tanjung Banon. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kapolresta Barelang, Nugroho Tri Nuryanto menegaskan, relokasi warga Rempang telah dimulai dan berjalan dengan aman. 

Menurutnya, semakin banyak warga yang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City bersedia pindah ke lokasi yang disediakan BP Batam di Tanjung Banon, Pulau Rempang.

"Alhamdulillah tidak ada gejolak. Kita, Babinsa, semua pendekatan dengan masyarakat, tokoh masyarakat, sekarang ini baik-baik aja komunikasinya," kata Nugroho, Kamis (21/3/2024). 

Merujuk data dari BP Batam, terdapat 4 Posko Pelayanan bagi warga yang akan mengikuti program relokasi, yakni di RSKI, Kantor Camat Galang, Kantor Lurah Cate dan PTSP. Total warga yang mendaftar 392 hunian, total warga yang konsultasi 595 hunian.

Nugroho menjelaskan, kepolisian kawasan setempat tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai tim pengamanan sehingga relokasi warga dan pembangunan proyek Rempang Eco City tetap berjalan baik dan sesuai target. 

"Kita cuman mengamankan aja, jadi nanti teknis pemindahannya bagaimana, relokasi seperti apa, kita dari kepolisian hanya mengamankan, mengawal PSN itu biar aman, tidak ada gejolak, itu saja," ujarnya. 

Baca juga : Awas, Persija Belum Aman Dari Jeratan Zona Neraka

"Misalnya, kalau nanti ada masyarakat yang menyebarkan berita hoaks soal Rempang, ya berarti urusannya sama kita. Kalau ada yang menghasut, mengintimidasi, berarti urusannya sama kita, ya itu aja," sambung Nugroho.

Pernyataan Nugroho senada dengan kesaksian sejumlah warga Rempang. Seperti yang diutarakan Yuliana, salah satu warga Kampung Tua Pasir Panjang, Rempang. Dia mengaku, tidak ada tekanan apapun dalam pemindahan yang dilakukan BP Batam. 

Yuliana dan keluarga sudah dipindahkan dari Rempang ke Kecamatan Batu Aji, Batam. “Tidak ada tekanan. Semula tinggal di daerah Kampung Tua Pasir Panjang, Pindah ke Batu Aji,” ucapnya.

Hal serupa juga dirasakan Wulan Ratna Sari, warga Sembulang Camping RT 02 RW 02, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, yang sudah mengikuti program relokasi.

"Dari awal saya percaya bahwa BP Batam akan menepati janji untuk membangun rumah untuk warga rempang yang terkena proyek industri di Rempang. Kami paham kok jika prosesnya tidak mudah, yang pasti kami senang akan mendapat rumah yang lebih bagus dan layak serta bersertifikat," kata Wulan. 

Sementara itu, Suharti, warga Sembulang Tanjung berharap BP Batam segera menyelesaikan pembangunan rumah permanen agar bisa ditempati warga yang terdampak. Suharti pindah dari Rempang ke hunian sementara perumahan RCP Batu Aji. "Harapan saya, semoga pembangunan ini lancar, aman, dan cepat selesai," harap Suharti.

Baca juga : Cara Mudik Gratis Sepeda Motor Naik Kapal Laut Bareng Pelni, Aman Dan Nggak Capek

Sementara, BP Batam menargetkan pembangunan 961 unit rumah permanen bagi warga Rempang yang terdampak proyek Rempang Eco City selesai September 2024. Konstruksi ratusan rumah baru itu dilakukan di Tanjung Banon, kota Batam. 

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan, pengerjaan 961 unit rumah baru akan dikerjakan pada April tahun ini, setelah perusahaan merampungkan proses lelang yang diperkirakan selesai pada minggu kedua bulan ini. Saat ini, BP Batam juga masih melihat proses pematangan lahan dari Kementerian PUPR. 

"Kami juga masih melihat proses pematangan lahan dari Kementerian PUPR. Pada prinsipnya, semua pihak ingin pembangunan seluruh rumah baru ini bisa rampung pada September 2024," ujar Ariastuty. 

Terkait pembebasan lahan untuk pembangunan hunian warga, lanjut dia, hampir selesai. Saat ini, hanya tinggal 3 persil dengan luas 1,05 Hektare (ha) dari luas keseluruhan, 93,87 hektar.

Ariastuty menjelaskan, di atas lahan pembangunan hunian masyarakat Rempang terdapat 46 persil dengan luasan 93,87 hektare yang digarap oleh warga. Sampai dengan 8 Maret 2024 sudah 43 persil lahan seluas 92,82 hektare yang telah diserahkan kepada pemerintah. Hanya tersisa, sekitar 1,05 hektare lahan atau 1,12 persen lahan yang belum bebas.

Warga yang menyerahkan tanahnya secara sukarela akan menerima sagu hati alias kompensasi atas penggantian lahan, bangunan hingga tanaman yang tumbuh.

Baca juga : Fuso Targetkan Penjualan Tahun Ini Ngegas Lagi

Seluruh bangunan hingga tanaman yang tumbuh akan dihitung oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan sesuai dengan NJOP yang telah disepakati seluruh FKPD Kepri serta FKPD Kota Batam. Dia menyebut, setiap masyarakat akan menerima sagu hati yang berbeda-beda, sesuai dengan luasan lahan yang digarapnya selama ini.

"Setiap warga yang telah sepakat, langsung kita fasilitasi untuk pembukaan rekening dan menyelesaikan administrasi sagu hati yang akan diterima," tuturnya. 

Pembangunan Empat Rumah Contoh Capai 90 Persen

Konstruksi 961 unit rumah permanen bagi warga Rempang akan dimulai setelah BP Batam menyelesaikan pembangunan empat rumah contoh di di Tanjung Banon. Hingga kini realisasi pengerjaan keempat rumah tersebut sudah hampir 90 persen.

Ariastuty memastikan tidak ada kendala signifikan dalam penyelesaian proyek tersebut. Meski ada deviasi sekitar 3,9 persen di awal pengerjaan, namun BP Batam mampu mengoptimalkannya hingga seluruh proses pun hampir rampung sesuai target yang ada.

"Seluruh proses terus berjalan sebagaimana mestinya. Berdasarkan laporan tim di lapangan, pengerjaan hampir mencapai 90 persen. Ini menjadi kabar baik bagi pihak yang sudah menunggu gambaran dari bangunan tersebut," jelasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.