Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
![Anggota Komisi VI DPR Muhammad Husein Fadlulloh. (Foto: Dok. DPR RI) Anggota Komisi VI DPR Muhammad Husein Fadlulloh. (Foto: Dok. DPR RI)](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka - Senayan meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) gerak cepat alias gercep merespons keluhan masyarakat mengenai mahalnya harga beras. Memasuki bulan Ramadan, beras sangat dibutuhkan masyarakat dengan harga terjangkau.
Anggota Komisi VI DPR Muhammad Husein Fadlulloh mengatakan, permasalahan beras mahal ini harus ditanggapi serius oleh Pemerintah. Kemendag sebagai garda terdepan pembuat kebijakan sistem jual beli di Indonesia kudu mengontrol dan memantau harga kebutuhan pokok di lapangan. Tentunya ini bekerja sama dengan Pemerintah Daerah.
Baca juga : Biaya Logistik Dipangkas, Indonesia Timur Bergeliat
“Lakukan sidak guna memastikan rantai pasok dari hulu betul-betul bisa tersalurkan sampai ke tingkat konsumen. Jangan sampai ada penimbunan-penimbun bahan pokok dari mulai hulunya dan pengecernya, sehingga akan menimbulkan kenaikan harga yang di luar batas wajar,” tegasnya.
Terpisah, Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, produksi beras dalam negeri dari berbagai daerah akan segera memasok kebutuhan nasional. Jumlah produksi pada awal tahun 2024, dari Januari hingga Maret, akan mengisi pasokan kebutuhan nasional.
Baca juga : Harga Beras Rawan Semakin Ugal-ugalan
“Sebab pada Januari ini saja, dari seluruh daerah di Indonesia, diprediksi produksi padi berjumlah 1,6 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),” ungkapnya.
Berikutnya, pada Februari 2024, lanjut Ismail, diprediksi produksi padi berkisar di angka 2,4 juta ton GKG. Kemudian pada Maret 2024, produksi padi diprediksi berjumlah 6,1 juta ton GKGdan diprediksi April lebih tinggi lagi dibandingkan Maret.
Baca juga : Pangan Murah Nggak Boleh Salah Sasaran
Ismail menegaskan, banyak daerah sentra padi sudah mulai musim panen. Salah satunya di Jawa Timur, seperti Kabupaten Ngawi saja, sudah mulai memasuki musim panen dan siap berproduksi. Ngawi ini merupakan salah satu sentra produksi nasional.
“Di Jawa Timur ini diprediksi panen padi 239 ribu hektare pada Maret 2024 dan 300 ribu hektare akan panen di April. Sementara di Ngawi saja diprediksi lahan padi yang panen seluas 18 ribu hektare. Itu membuktikan kemampuan berproduksi padi,” imbuh Ismail.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya