Dark/Light Mode

Energi Gelombang Laut Selamatkan Masa Depan Mangrove Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 12:28 WIB
Budi daya tanaman mangrove (Sumber: wikipedia.org)
Budi daya tanaman mangrove (Sumber: wikipedia.org)

Indonesia, negara dengan luas mangrove terbesar di dunia

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tercatat memiliki panjang garis pantai sejauh 99.093 km (Aisyah Arifin et al., 2020). Berdasarkan data tersebut, menjadikan Indonesia sebagai negara pemilik garis pantai terpanjang kedua di dunia. Besarnya ketersediaan lahan pesisirlah yang menjadikan wilayah negara tropis ini sebagai tempat yang cocok dan mendukung pertumbuhan kawasan hutan mangrove hingga menjadikan wilayah Indonesia sebagai pemilik ekosistem mangrove terbesar di dunia, dengan luasan mencapai 3,63 juta hektare menurut data Badan Pusat Statistik per Desember 2021.

Keberadaan ekosistem mangrove hampir dapat ditemui di setiap pulau, terlebih di pulau-pulau berukuran besar hingga sedang seperti Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa, Maluku, dan Bali, serta Kepulauan Nusa Tenggara. Menurut peta mangrove nasional (PMN) yang disusun di bawah pertanggungjawaban Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Papua menjadi pulau pemilik luas ekosistem mangrove terbesar di Indonesia dengan luas kawasan mencapai 1.497.724 hektare pada tahun 2019. Namun, jumlah hutan mangrove di Indonesia terus mengalami perubahan, baik peningkatan jumlah lahan maupun penurunan akibat kerusakan dan pengalihfungsian lahan mangrove.

Kekayaan yang tersimpan di dalam hutan mangrove menjadi harapan hidup bagi sebagian besar warga yang tinggal di kawasan pesisir. Ekosistem mangrove yang terjaga dengan baik akan menjadi habitat biota laut sehingga memudahkan para nelayan dalam penangkapan hasil laut tanpa perlu berlayar ke tengah samudera. Limbah dari pohon mangrove yang berupa daun, batang, dan akar juga sering dimanfaatkan oleh para pengerajin kesenian menjadi bahan baku pewarna alami.

Pada umumnya, setiap periode tertentu para petani mangrove akan memanen buah mangrove yang kemudian dapat diproses menjadi berbagai macam olahan pangan. Namun, dalam proses pertumbuhan buah mangrove dari tahap bunga hingga mecapai buah yang matang memerlukan durasi panjang, berkisar selama 3,5 sampai 14 bulan tergantung dengan spesiesnya masing-masing (Chairil Anwar, 2006). Durasi perkembangan buah tentu dipengaruhi pula oleh kualitas dan keadaan lingkungan yang terus berubah.

Kondisi lingkungan yang dinamis tidak terlepas dari karakteristik habitat tanaman mangrove sendiri. Tumbuh di antara daratan dan perairan membuat mangrove sangat kerap terdampak beragam bentuk perubahan kondisi dan cuaca yang terjadi, baik di darat maupun di laut. Berhadapan langsung dengan berbagai fenomena hidrosfer membuat kawasan mangrove harus menjadi penahan abrasi alami yang melindungi kestabilan garis pantai dari pengikisan akibat energi gelombang laut. Dewasa ini telah banyak kekacauan iklim dan bencana alam di lautan yang menyebabkan hancurnya area ekosistem mangrove di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Rusaknya hutan mangrove menjadi mimpi buruk bagi para nelayan dan petani mangrove di Indonesia. Bukan tanpa alasan, banyak dari warga pesisir pantai menjadikan nelayan dan petani mangrove sebagai pekerjaan utama guna memenuhi kebutuhan hidup akibat minimnya fasilitas di pesisir untuk mengakses mata pencaharian lain. Padahal, Maya Fujiani et al. (2022) menyatakan bahwa rendahnya pendidikan, kecakapan terhadap teknologi, dan jumlah infrastruktur yang terbatas masih menjadikan masyarakat di pesisir pantai belum bisa terlepas dari kemiskinan.

Setiap pohon mangrove tentu akan mengalami penurunan ketahanan, terlebih akibat menghadapi cuaca yang semakin ekstrem dan tidak menentu. Untuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove Indonesia, baik pemerintah maupun seluruh warga negara memiliki kewajiban untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam upaya konservasi kawasan mangrove maupun pencegahan abrasi yang terus terjadi.

Besarnya peluang pemanfaatan energi gelombang laut

Gelombang laut yang berpotensi merusak hutan bakau dapat dialihkan menjadi sumber energi listrik melalui pengadaan pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) di kawasan ekosistem mangrove Indonesia. Strategi ini didukung dengan besarnya intensitas gelombang laut di Indonesia, terlebih setelah mengalami peningkatan pascafenomena El Nino dan La Nina (Sevti Viqa Haiyqal et al., 2023).

Pengkonversian energi ombak agar dapat berubah menjadi energi listrik adalah dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) dengan tipe oscillating water column (OWC) (Alek Rahmatullah, 2013). Lelly Erlita Safitri et al. (2016) memaparkan bahwa PLTGL-OWC membangkitkan listrik dari naik turunnya air laut yang mengakibatkan keluar masuknya udara pada kolom turbin generator.

PLTGL-OWC yang direncanakan dengan tepat memberikan kemudahan dengan memberi akses listrik bagi warga yang miskin dan kurang mampu. Selain itu, kemudahan mendapatkan listrik bagi seluruh warga pesisir juga memberikan kesempatan penuh untuk meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi warga setempat. Proses pengolahan hasil hutan mangrove menjadi lebih stabil, efisien, dan modern berkat penyaluran listrik yang terjangkau dan merata.

Pembangunan PLTGL-OWC juga dapat menahan gelombang tinggi yang menjadi salah satu penyebab kerusakan ekosistem mangrove. Tubuh bangunan yang dirancang dapat menerima dan memecah ombak dengan sekaligus akan memperkecil gelombang laut dari aspek tinggi dan energi yang diterima di kawasan mangrove. Dengan demikian, risiko kerusakan mangrove akibat aktivitas ekstrem laut akan terminimalisasi dengan diiringi perkembangan produktivitas mangrove yang berkelanjutan.

Kesempatan bagi warga pesisir untuk maju

Budi daya mangrove akan menjadi salah satu kegiatan agrikultur yang menjanjikan. Dukungan berjalan melalui ketersediaan lahan tanam yang melimpah di sepanjang garis pantai Indonesia, komoditas hasil hutan dan perikanan dari ekosistem mangrove yang berkelanjutan, serta penurunan risiko kerugian dengan pembangunan infrastruktur yang meningkatkan mutu, produktivitas, dan kelestarian lahan pertumbuhan mangrove.

Kemudahan akses listrik yang bersumber dari pembangkit listrik tenaga gelombang laut tidak hanya memudahkan kehidupan rumah tangga masyarakat di kawasan pantai, melainkan juga dirasakan oleh para petani dan pembudidaya tanaman mangrove. Elektrifikasi secara perlahan akan mendorong seluruh sistem budi daya mangrove ke tahap modernifikasi. Pencapaian ini akan merubah budi daya secara konvensional berkembang menjadi lebih bebas hambatan, praktis, dan fleksibel.

Proses pembibitan mangrove dapat dilakukan dengan lebih cepat dengan bantuan listrik dan penerangan, tidak terpaku lagi dengan cuaca dan penyinaran matahari yang tidak dapat diprediksi dan diluar kendali manusia. Segala keperluan dapat dipermudah dengan memanfaatkan teknologi berbasis listrik, baik dari proses pembibitan, transportasi, perawatan, pemantauan, penyimpanan, pengolahan, hingga proses evaluasi guna terus meningkatkan mutu aktivitas agrikultur ini.

Realisasi pengadaan PLTGL-OWC guna konservasi mangrove tentu membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang sangat panjang. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, diperlukan kerjasama dari seluruh elemen pemerintah dan masyarakat. Kolaborasi yang baik dengan memberikan wadah bagi orang-orang yang kompeten dalam berinovasi dan berkreasi, diiringi dengan keinginan untuk maju dan mengabdikan diri untuk membangun negeri yang adil, bersih, dan lestari.

Penutup

Pembangunan PLTGL-OWC di sekitar kawasan hutan mangrove dapat mendukung upaya konservasi hutan mangrove, elektrifikasi dan modernifikasi sistem budi daya mangrove, serta segala bentuk pengolahan komoditas sumber daya hayati hutan mangrove. Semua ini tentu akan berjalan baik apabila didukung oleh seluruh warga Indonesia dan disikapi dengan bijak dan berani. Suatu kesuksesan dapat dicapai dengan berani berkreasi dan berinovasi. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi negara dengan alam yang kaya, terjaga, asri, dan lestari.

Maximilianus
Maximilianus
Biology Enthusiast

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.