Dark/Light Mode

Teknologi Smart Grid: Mengoptimalkan Manajemen Energi Terbarukan

Sabtu, 20 April 2024 05:46 WIB
Teknologi Smart Grid (Gambar: stock.adobe.com)
Teknologi Smart Grid (Gambar: stock.adobe.com)

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 mencapai angka 278,7 juta jiwa. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,05% dari tahun sebelumnya, di mana jumlah penduduk pada tahun 2022 adalah 275,8 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar itu, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, dan memiliki peran yang sangat penting dalam kancah ekonomi global.  Karena hal tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G-20. Dikutip dari situs Kementerian Keuangan, G-20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Keikutsertaan Indonesia dalam G-20 sebagai negara industri baru mencerminkan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih signifikan dibandingkan negara berkembang lainnya di dunia. 

Jumlah penduduk yang besar disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan menyebabkan kebutuhan energi Indonesia lebih cepat meningkat. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM sedang berupaya untuk dapat menyediakan akses listrik secara merata di seluruh wilayah Indonesia yang ditunjukkan dengan rasio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2023 sudah mencapai 99,78%. Hal ini menandakan peningkatan sebesar 0,11% dibandingkan dengan rasio elektrifikasi pada tahun 2022. Peningkatan rasio elektrifikasi ini menyoroti pentingnya optimasi transmisi listrik guna meningkatkan efisiensi dalam pengiriman energi dari pembangkit ke konsumen. Dengan meningkatkan efisiensi ini, kerugian energi yang terjadi selama pengiriman melalui jaringan listrik dapat dikurangi sehingga dapat membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya energi dan dapat menurunkan biaya operasional. Teknologi Smart Grid hadir sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan terkait efisiensi transmisi listrik. 

Apa yang Dimaksud dengan Smart Grid?

Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN, Smart Grid dapat diartikan sebagai sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien, menyediakan keandalan pasokan tenaga listrik yang tinggi, pemanfaatan sumber energi terbarukan dan memungkinkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik. Teknologi Smart Grid dikembangkan dan diimplementasikan pada sektor pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik, serta secara khusus dapat mendukung pengembangan dan operasi sistem pembangkitan tersebar (distributed generation) yang akan memberikan manfaat keandalan dan kecukupan pasokan daya tenaga listrik.

Pada intinya, Smart Grid dapat menyesuaikan pasokan listrik secara real time dengan konsumsi listrik agar sesuai dengan permintaan dan tetap beroperasi sambil memasok listrik ke semua tempat yang membutuhkan pasokan listrik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi. 

Jaringan Konvensional vs Smart Grid

Aspek

Jaringan Konvensional

Smart Grid

Teknologi

Menggunakan jenis perangkat elektromekanis dan solid state. 

Menggunakan jenis perangkat elektronik digital dan mikroprosesor yang memungkinkan adanya komunikasi antar perangkat dan  pengendalian jarak jauh.

Baca juga : OPM Tembak Danramil, Syarief Hasan Minta Pemerintah Lebih Tegas

Jenis pembangkit listrik

Menggunakan pembangkit listrik terpusat. 

Menggunakan tenaga listrik terdistribusi yang tersebar. 

Efisiensi

Kurang efisien karena tidak memiliki sistem kontrol untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan sering mengalami inefisiensi karena aliran energi yang berlebihan. 

Lebih efisien karena smart grid memungkinkan pengelolaan pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik yang lebih baik, dan mengoptimalkan aliran energi yang disesuaikan antara pasokan dengan permintaan secara real-time.  

Distribusi 

Distribusi satu arah.

Distribusi dua arah. 

Sensor

Sensor sedikit sehingga apabila terjadi gangguan, akan sulit untuk mengetahui di mana lokasi terjadinya gangguan, sehingga membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.

Terdapat sensor di seluruh jaringan yang ketika terjadi gangguan akan membantu mengidentifikasi lokasi gangguan dengan cepat dan memungkinkan adanya pengalihan daya ke tempat yang dibutuhkan sambil membatasi area dengan gangguang tersebut, sehingga waktu pemulihan lebih cepat.

Baca juga : Jelang Idul Fitri, Pelita Air Tuntaskan Program Energi Kebersamaan

Pemantauan

Distribusi energi harus dipantau secara manual.

Bisa melakukan pemantauan secara otomatis. 

Partisipasi pelanggan

Tidak memungkinkan untuk pelanggan berpartisipasi dalam distribusi energi. 

Ada partisipasi aktif dari pelanggan. Smart grid memberikan informasi real-time kepada konsumen yang memungkinkan konsumen untuk mengelola konsumsi energi.

Pemulihan

Jika terjadi kegagalan sistem, maka diperlukan pemulihan secara manual dengan bantuan teknisi yang melakukan perbaikan di lokasi kegagalan.

Smart grid memiliki kemampuan self-healing sehingga dapat mendeteksi masalah dalam sistem dan melakukan perbaikan sederhana tanpa bantuan teknisi.

Sistem proteksi

Menggunakan sistem proteksi manual atau semi-otomatis.

Menggunakan sistem proteksi yang sepenuhnya otomatis.

Baca juga : Menteri ESDM Antisipasi Lonjakan Konsumsi Energi Jelang Libur Lebaran

Manajemen energi 

Sistem memproduksi energi dan konsumen menggunakan energi secara simultan.

Menggunakan sistem penyimpanan energi.

Efek lingkungan

Melibatkan pembangkit listrik tenaga fosil yang memiliki efek buruk terhadap lingkungan.

Melibatkan energi baru terbarukan (EBT) yang mengurangi dampak terhadap lingkungan dan pemanasan global.

Peran Smart Grid dalam Optimasi Manajemen Energi Terbarukan

Berdasarkan data PLN, produksi listrik di Indonesia masih didominasi oleh energi fosil seperti batubara (66.55%), gas (21.99%), dan BBM (4.23%). Sedangkan penggunaan EBT baru mencapai 11.23%. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus berupaya untuk meningkatkan penggunaan EBT. Namun, pembangkit listrik berbasis EBT bersifat intermiten atau tidak stabil karena bergantung pada kondisi cuaca. Sebagai contoh, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hanya dapat menyerap daya secara maksimal apabila kondisi sinar matahari mendukung, dan pembangngkit listrik tenaga bayu (PLTB) hanya dapat beroperasi secara maksimal saat angin cukup kuat. Maka dari itu, dibutuhkan pengembangan teknologi smart grid yang cukup fleksibel sebagai komponen penting dalam pengembangan EBT di Indonesia untuk membantu mengatasi tantangan terkait ketersediaan energi yang tidak stabil tersebut. Kemampuan smart grid untuk memanajemen energi, termasuk melakukan penyimpanan energi memungkinkan pasokan listrik menjadi lebih lancar dan efisien serta memungkinkan peningkatan pemanfaatan EBT yang pada akhirnya akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Smart grid ini berpotensi mengurangi konsumsi listrik karena kemampuannya memberikan informasi kepada konsumen mengenai konsumsi energi mereka. Konsumen dapat memantau konsumsi energi mereka secara real-time, sehingga konsumen dapat mengatur konsumsi energi mereka secara optimal. Teknologi canggih yang terdapat dalam smart grid juga dapat mengurangi kehilangan energi selama proses distribusi listrik yang membantu efisiensi penggunaan energi yang sudah diproduksi. Maka dari itu, mari berperan aktif mendukung pengembangan teknologi smart grid iniDengan pemanfaatan energi terbarukan yang lebih besar dan pengelolaan energi yang lebih efisien, teknologi smart grid akan membantu mengurangi jejak karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim yang akan sangat bermanfaat bagi masa depan kita.

Ivy Diash Mahinda
Ivy Diash Mahinda
IDM

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.