Dark/Light Mode

Majelis Taklim: Oase Dakwah, Kelola Sampah Menjadi Berkah

Jumat, 19 April 2024 22:40 WIB
Ilustrasi majelis taklim sebagai inovasi melalui mitigasi krisis lingkungan. (Gambar: bing.com)
Ilustrasi majelis taklim sebagai inovasi melalui mitigasi krisis lingkungan. (Gambar: bing.com)

Di bawah cakrawala yang memanas, perubahan iklim dan krisis sampah mengancam eksistensi manusia dan bumi dengan dampak seperti es mencair, permukaan laut meninggi, dan cuaca ekstrem. Sudah saatnya kita merenungkan peran kita di bumi ini. Apakah kita akan pasrah dan terdiam, membiarkan bumi terluka di tangan kita? Atau bangkit bersama untuk mencari solusi? Sebab masa depan bumi bergantung pada tindakan kita hari ini.

Kondisi Bumi Saat Ini

Langit di atas kita diselimuti kabut gas rumah kaca, emisi terus mengepul, dan dampaknya merambat ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Data statistik bagaikan lonceng pengingat: konsentrasi gas rumah kaca mencapai puncaknya di tahun 2023, dengan emisi tahunan menembus angka 51,1 miliar ton CO2 di tahun 2022. Aktivitas manusia, bak monster rakus, melahap sumber daya alam dan memuntahkan emisi berbahaya. (IPCC).

Menurut Bank Dunia, bumi menghasilkan 2 miliar ton sampah padat per tahun, dengan proyeksi mencapai 3 miliar ton pada tahun 2050. Di Indonesia, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan sampah nasional mencapai 72 juta ton per tahun, dengan 64% sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) liar.

Jika emisi gas rumah kaca terus meningkat, bagaikan kereta api melaju tanpa rem, suhu global diprediksikan akan mencapai 2 derajat Celcius pada akhir abad ini. Konsekuensinya? Bencana yang jauh lebih dahsyat bagi bumi dan manusia. (UNFCCC)

Krisis sampah bukan hanya masalah individu, tapi tanggung jawab bersama. (Manguju, Y.N, 2022). Majelis taklim, sebagai oase dakwah dan pencerah masyarakat, memiliki peran penting dalam mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap sampah.

Inovasi Majelis Taklim dan Aksi Mengelola Sampah Menjadi Berkah

KLHK mendorong lembaga sosial keagamaan nonformal, seperti majelis taklim, untuk terlibat dalam pengelolaan sampah, menjelang Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2022. (Greeners.co).

Baca juga : Telin Tingkatkan Kelola Layanan Suara & SMS Internasional

Sebuah studi tahun 2020 oleh The Pew Research Center menyatakan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia sangat menghargai peran agama dalam kehidupan mereka, dengan 98% responden menekankan pentingnya agama dalam kehidupan sehari-hari.

Majelis taklim, dengan jumlah mencapai 994 ribu di seluruh Indonesia (data Kementerian Agama), memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam mitigasi krisis sampah. Di berbagai daerah, majelis taklim telah beraksi, menghadirkan inovasi cerdas untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, misalnya:

1.    Majelis Taklim Koja

Majelis Taklim Pertama di Indonesia yang berhasil mengelola sampah menjadi tabungan zakat firtah. Melansir dari Detiknews, salah satu contoh inovasi yang telah dilakukan oleh Majelis Taklim di Kecamatan Koja ini menawarkan lima jenis program tabungan, meliputi tabungan zakat fitrah, tabungan untuk qurban, tabungan untuk memperoleh kredit sepeda motor, tabungan untuk membeli sepeda, dan tabungan untuk gigi palsu.

Menurut Iing Solihin, yang akrab disapa Gus'in, sebagai Direktur Bank Sampah Majelis Taklim menjelaskan bahwa jamaah di sana diperbolehkan menabung setiap hari atau minggu dengan mengumpulkan barang-barang plastik yang bisa didaur ulang.

2.    Gradasi 

Gerakan Sedekah Sampah Indonesia, yang dikenal sebagai Gradasi, adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah melalui pendekatan keagamaan. Gerakan ini dimulai oleh Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN-PSL) sejak tahun 2021 dengan tujuan mengajak masyarakat untuk mengurangi pencemaran plastik melalui sedekah berupa sampah plastik di masjid. (Seftyana K, 2024)

Melalui Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi), majelis taklim menggalakkan perubahan perilaku dan kampanye pengelolaan sampah berbasis agama. Gradasi, yang melibatkan enam masjid penggerak, telah mengumpulkan 21 ton sampah, dengan kertas dan kardus menjadi jenis sampah yang paling banyak ditemui. Masjid-masjid penggerak termasuk Masjid Raya Bintaro Raya Tangerang, Masjid An Nazhofah Jakarta, Masjid An-Nahlah Jaka- Masjid Baitul Makmur Bekasi, Masjid Al- Muharram Yogyakarta, dan Masjid Az-Zikra Bogor.

Baca juga : KPK Fasilitasi Tahanan Kasus Dugaan Korupsi Salat Ied Di Rutan Guntur

3.    Yayasan Majelis Ta'lim AT-Taqwa Ngaliyan Indah Semarang

Hal menarik pada program sedekah sampah ini yaitu, kegiatan penyaluran mencakup pemberian beasiswa kepada anak-anak di lingkungan RW III dan di luar RW III dengan tingkat pendidikan mulai dari SD hingga SMA. Besaran beasiswa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan dana sedekah sampah, dengan penentuan yang didasarkan pada pengamatan langsung dan rapat pengurus sedekah sampah untuk memastikan keputusan yang tepat.

Warung Sedekah Sampah yang buka setiap hari Sabtu dan dikelola oleh ibu-ibu pengajian putri Majelis at-Taqwa. Pada tahun 2010, program sedekah sampah juga melibatkan kegiatan peduli dhu'afa dan memberikan modal usaha kepada ibu-ibu yang memiliki home industri, dengan sumber dana berasal dari sedekah sampah yang terkumpul. Pinjaman modal usaha ditetapkan sebesar Rp 500.000 dan dikembalikan dalam waktu maksimum sepuluh bulan dengan tambahan bunga. (Ziyadatul M, 2018)

Selain itu, Majelis Taklim di beberapa kota Indonesia, seperti, Majelis Taklim Al-Hidayah Jakarta Selatan, Majelis Taklim Baitul Hikmah Bandung, serta Majelis Taklim Nurul Huda Surabaya juga telah mendirikan bank sampah untuk mendorong daur ulang sampah dan kegiatan sosial, mengadakan program edukasi untuk anak-anak dan remaja, bahkan bekerja sama dengan pemerintah setempat. Inovasi-inovasi ini hanyalah contoh kecil dari peran besar majelis taklim dalam mitigasi krisis sampah. 

Majelis Taklim Indonesia melakukan inovasi serupa dengan gerakan kelompok agama dunia, seperti IFGAN di Amerika Serikat, EcoIslam di Inggris, Buddhist Tzu Chi Foundation di Taiwan, dan Hindu Environmental Network (HEN) di India. Mereka menyatukan pendidikan, advokasi tentang perubahan iklim, dan energi terbarukan dengan tindakan nyata.

Mengapa Majelis Taklim? Dan Kaitannya dengan SDGs

Mengutip perkataan Pat Buckley, “I can find God in nature, in animals, in birds and the environment”. Pernyataan Pat Buckley menggambarkan pentingnya mengakui kehadiran Tuhan dalam alam semesta, termasuk dalam pengelolaan sampah. Dalam konteks peran inovasi majelis taklim dalam mengelola sampah, kutipan tersebut mengajak untuk melihat alam sebagai ciptaan Tuhan yang indah dan bernilai.

Hal ini dapat menginspirasi majelis taklim untuk mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dalam mengelola sampah, dengan memandangnya sebagai tanggung jawab spiritual untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Majelis taklim dapat mengaktifkan komunitas mereka untuk bertindak secara proaktif dalam merawat ciptaan Tuhan melalui pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Baca juga : Malam Takbiran, Masjid Istiqlal Gelar Rampak Bedug Dan Pawai Obor

Inovasi ini bukan sekadar edukasi agama, tapi aksi nyata untuk menyelamatkan bumi. Majelis Taklim sebagai oase dakwah, mengantarkan pesan pelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah yang efektif. Serta senada dengan SDG nomor 11, 13, 15, 16 dan 17.

Penutup

Sampah, yang sering kali menjadi momok, menjelma berkah. Majelis Taklim mengajak masyarakat mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang sampah, dan mengolahnya menjadi produk bermanfaat. 

Nilai-nilai agama Islam yang menekankan kebersihan dan kelestarian alam, Majelis Taklim telah mampu menciptakan dampak yang signifikan. Majelis Taklim berhasil menjangkau banyak orang, membuka peluang untuk inovasi teknologi dalam pengolahan sampah, dan menghasilkan nilai ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan demikian, Majelis Taklim menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dapat menjadi kekuatan penggerak perubahan, membawa berkah bagi manusia dan alam.

Wa Allahu ‘Alam bi Shawwab

Elsa Balqis Shafira
Elsa Balqis Shafira
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.