Dark/Light Mode

Menilik GOTIK Sebagai Solusi Penyedia Listrik di Daerah Pedalaman

Kamis, 18 April 2024 21:29 WIB
GOTIK (Gerobak Termoelektrik). (Gambar: Istimewa)
GOTIK (Gerobak Termoelektrik). (Gambar: Istimewa)

Hampir 79 tahun sejak Indonesia merdeka, belum semua masyarakat mendapatkan fasilitas dalam menggunakan listrik. Padahal listrik saat ini menjadi sebuah kebutuhan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari. Tantangan geografis mengakibatkan upaya penyaluran listrik terhambat seperti menentukan jalur yang efektif, melakukan proses lokalisasi dalam area yang luas, membutuhkan waktu yang cukup lama, dan investasi yang mahal jika daerah pedalaman sangat jauh dari jalur transmisi

Hingga tahun 2023 rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 99,78% sedangkan rasio desa berlistrik tercatat 99,83% (Adi, 2024). Sedangkan di tahun 2024 Indonesia memiliki tujuan besar yaitu menuntaskan 100% rasio elektrifikasi. Walaupun tersisa 0,22% untuk rasio elektrifikasi dan 0,17% untuk rasio desa berlistrik, namun jika dilihat per satuan unit tentu nilai ini bukan jumlah yang sedikit. Rinciannya bisa dilihat pada tabel berikut:

Jumlah rumah tangga belum terlistriki

185.662 rumah tinggal

Jumlah desa belum terlistriki

140 desa

Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pemain penyediaan listrik menyatakan optimis rasio elektrifikasi bisa selesai di tahun ini. Namun perlu sekiranya membuat rencana cadangan, sebagai upaya mitigasi jika program elektrifikasi belum terselesaikan di tahun ini. Beberapa solusi ditawarkan untuk mencari alternatif lain seperti pemasangan panel surya. Panel surya memiliki kelebihan yakni membuat pembangkit listrik yang dekat dengan beban, namun dalam proses awal pemasangan membutuhkan investasi yang besar selain itu dibutuhkan lahan kosong atau atap yang mampu menopang panel surya. Cara berikutnya adalah menggunakan tenaga diesel atau masyarakat menyebutnya dengan “genset”. Tentu dari sisi praktis genset lebih mudah untuk diaplikasikan, namun penggunaan bahan bakar perlu mempertimbangkan biaya, suara yang dihasilkan, faktor keramahan lingkungan serta jarak tempuh untuk mendapatkan bahan bakar. 

Solusi berikutnya yang dapat ditawarkan ialah penggunaan generator termoelektrik. Sesuai Namanya generator termoelektrik merupakan generator yang menghasilkan listrik dari panas (thermo). Komponen generator termoelektrik terdiri dari 2 bagian di mana terdapat sisi bagian yang panas serta sisi bagian yang dingin serta jalur penghubung melalui 2 bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Prinsip kerjanya yaitu pemberian suhu yang tinggi misalkan 80 derajat celcius pada sisi bagian panas.

Baca juga : Gandeng IBC, Elnusa Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Kemudian di saat yang bersamaan, pada sisi bagian dingin memiliki suhu yang lebih rendah misalkan 20 derajat celcius. Perbedaan suhu (80-20 = 50 derajat celcius) inilah yang nantinya panas akan mengalir ke sisi bagian yang dingin. Selanjutnya, muatan bebas pada 2 bahan semikonduktor juga bergerak dan pergerakan ini akan mengubah energi panas menjadi energi listrik. Konsep ini disebut dengan “efek seebeck”.  

Generator termoelektrik ini juga merupakan teknologi untuk mencapai energi baru di mana dalam proses konversi menjadi energi listrik tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan. Melihat konsep sederhana yang ditawarkan generator termoelektrik, berikut beberapa pertimbangan dalam menggunakan generator termoelektrik yang akan disajikan melalui analisis sederhana Strenght-Weaknesses-Oppurtunity-Treat atau lebih dikenal dengan analisis SWOT. 

Strength

Keutamaan pertama dalam menggunakan generator termoelektrik adalah memanfaatan panas sebagai energi utama. Sumber panas untuk generator termoelektrik dapat berasal dari api unggun atau api masak (Rimbawati et al., 2022). Penggunaan api unggun atau api masak merupakan hal yang mudah dijumpai mengingat masyarakat tradisional masih memanfaatkan api untuk memasak makanan menggunakan kayu bakar. Sehingga untuk mendapatkan panas bukan menjadi persoalan, sedangkan untuk komponen bagian dingin akan memanfaatkan heatsink dengan cara diberi kipas dan piranti celah untuk mengeluarkan panas.

Keunggulan berikutnya ialah penggunaan generator termoelektrik dapat diaplikasikan secara portable, artinya mudah untuk dipindah-pindah dalam hal ini ditempatkan pada gerobak. Tempat yang dibutuhkan tidak terlalu luas, karena ukuran generator termoelektrik tidak begitu besar. Manfaat dari sifat portable ini adalah bisa dipindahkan ke tempat yang membutuhkan energi listrik, misalkan bisa dipinjamkan ke rumah tetangganya. Selain itu harga dari generator termoelektrik sendiri sangat murah, di pasaran hanya kurang dari Rp 100.000 sebagaimana gambar di bawah ini.

Image CaGenerator Termoelektrik Tipe SP 1848 27145 SA (tokopedia, n.d.)ption

Weaknesses 

Kelemahan dari generator termoelektrik adalah output yang dihasilkan masih terlalu kecil. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rimbawati dkk, generator termoelektrik diberi panas dengan suhu 78 derajat celcius selama 4 menit baru menghasilkan tegangan sebesar 6,32 volt. Penelitian ini dilakukan murni hanya menggunakan generator termoelektrik sebagai konversi energi listrik. 

Sebagaimana pembangkit listrik lainnya, generator termoelektrik juga membutuhkan komponen pendukung. Komponen pendukung ini erat kaitannya dengan biaya, artinya biaya yang dikeluarkan tidak hanya untuk generator termoelektrik saja melainkan seperti pengkabelan, heatsink, komponen penaik tegangan, dan lainnya.   

Baca juga : KSPSI Siagakan Posko Pengaduan THR di Seluruh Daerah

Opportunities

Generator termoelektrik memiliki peluang untuk mengalami perkembangan. Contohnya tegangan output generator termoelektrik ini bisa diperbesar menggunakan boost converter serta dikonversi ke tegangan AC, sehingga bisa menghasilkan tegangan 219 V AC dengan beban 60 Watt (Cekdin et al., 2023):

Threat

Generator termoelektrik masih menjadi teknologi yang belum dikenal secara luas, terlebih untuk masyarakat awam. Dalam proses pembuatan perlu didampingi oleh orang yang ahli untuk menjelaskan prinsip kerja dari generator termoelektrik. Pada proses pemakaian pun harus diberitahu bahwa generator termoelektrik ini memiliki batasan nilai maksimum panas yang dapat diterima, jika melebih level maksimumnya maka bisa jadi lempengan logam maupun komponen lainnya akan mengalami kerusakan.

Kemudian jika dilihat dari waktu pemanfaatan generator termoelektrik yang menggunakan api masak tentu penggunaannya hanya di pagi-sore hari. Di malam hari penggunaan api masak tidak lebih lama dari pagi-sore hari, karena sudah masuk waktu istirahat. Sedangkan kebutuhan listrik di malam hari bisa jadi lebih dibutuhkan misalnya untuk penerangan. 

Analisis SWOT

Berikut disajikan tabel yang merupakan rangkuman faktor-faktor SWOT  

Strength

Baca juga : BNI dan KBRI Seoul Sosialisasikan Solusi Finansial untuk Diaspora Indonesia

Weaknesses

  • Sumber panas mudah ditemui
  • Mudah di pindah
  • Harga murah
  • Daya listrik yang dihasilkan rendah
  • Membutuhkan komponen pendukung

Opportunity

Threat

  • Memperbesar daya output
  • Teknologi yang belum familiar
  • Penggunaan masih terbatas pada siang hari
  • Kebijakan penyedia listrik

Melihat dari faktor-faktor SWOT yang telah dikumpulkan, perlu memilih faktor yang sifatnya subtansial. Dari sisi internal yaitu faktor S berupa sumber panas mudah ditemui dan faktor W yaitu daya listrik yang dihasilkan rendah. Sementara dari sisi eksternal yaitu faktor O berupa memperbesar daya output dan faktor T yaitu penggunaan masih terbatas pada siang hari. Keempat faktor subtansial ini dinilai saling berkaitan, semisal untuk menutupi daya listrik yang dihasilkan rendah bisa dilakukan dengan menggunakan banyak generator termoelektrik mengingat sumber 

panas bisa dimanfaatkan. Jika hanya ingin menggunakan satu buah generator termoelektrik maka bisa dinaikkan tegangan dan arusnya sehingga memperbesar daya output walaupun dari segi biaya akan bertambah dengan pengadaan komponen. Ancaman yang perlu diperhatikan ialah mencari alternatif agar bisa digunakan di malam hari, jika faktor W sudah tertutup dengan faktor O maka bisa menggunakan baterai yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan di malam hari. Dengan memperhatikan asumsi ini maka generator termoelektrik dinyatakan bisa diterapkan menjadi solusi. Sehingga harapannya GOTIK tidak hanya terkhusus pada daerah pedalaman namun juga masyrakat yang kurang mampu untuk mendapatkan akses listrik.

 

 

Hasbi Dicky Baihaqi
Hasbi Dicky Baihaqi
Hasbi Dicky Baihaqi | Mahasiswa

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.