Dark/Light Mode

Meski Hadapi Banyak Tantangan

PLN IP Siapkan Kebutuhan Sumber Listrik Dari EBT

Sabtu, 11 Mei 2024 07:05 WIB
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Fotografer / RM
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Fotografer / RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia telah menetapkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2030 sebesar 25 persen. PT PLN (Persero) dan subholding optimistis target tersebut tercapai.

Sebenarnya, jika mengacu pada target skema Just Energy Transition Partnership (JETP), target bauran EBT justru lebih tinggi, yakni 34 persen pada 2030.

Menyoal ini, Direktur Utama PT PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra mengatakan, sebagai Subholding PT PLN (Persero), PLN Indone­sia Power, akan berupaya keras untuk mencapai target tersebut.

Edwin menegaskan, pihaknya telah mempersiapkan pemenu­han kebutuhan listrik Indonesia pada masa depan dengan bera­gam jenis sumber EBT.

Baca juga : Pelaku Usaha Kudu Siap Bertahan Di Situasi Sulit

Perseroan pun berkomitmen mendukung target Indone­sia menuju Net Zero Emis­sion (NZE) dan pertumbuhan ekonomi ke depan.

“Untuk menuju NZE, me­mang bukan hal yang mudah, tetapi kami yakin (bisa),” kata Edwin dalam keterangan resmi, Selasa (7/5/2024).

Dalam diskusi transisi energi di forum Asia Pacific Energy Talks, Edwin menekankan, PLN terus berupaya keras membuat solusi strategi energi terbaik untuk transisi energi.

Pihaknya tidak hanya memikirkan pemenuhan listrik saat ini, tetapi juga masa datang. Korporasi pun telah menyiapkan berbagai strategi pengembangan EBT untuk memenuhi kebutu­han listrik 35 tahun ke depan.

Baca juga : Aturan Uji KIR Mesti Konsisten Dan Tegas

“Periode 35 tahun dari seka­rang beban akan sangat tinggi. Kami perlu melihat energi baru terbarukan yang mungkin terse­dia di Indonesia,” katanya.

Menurut Edwin, dengan mem­pertimbangkan berbagai hal, pengembangan EBT yang di­siapkan PLN IP saat ini memang belum cocok diterapkan. Dengan begitu, penerapannya ke depan akan seiring dengan perkembangan teknologi, sehingga bisa realistis digunakan.

Dia menjelaskan, saat ini perseroan sudah mulai menge­nalkan EBT hydro, panas bumi, nuklir dan cofiring ammonia. Namun belum dapat digunakan, karena akan berdampak pada kenaikan biaya listrik.

“Kami menunggu kematangan teknologi dan akan menggunakannya untuk menekan emisi karbon,” jelasnya.

Baca juga : Sesi Latihan, City Santai Fulham Main Layangan

Edwin menerangkan, sebagai langkah awal dalam mencapai target NZE, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023.

Dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Lis­trik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dengan total kapasitas 1.055 MW (Megawatt) melalui skema strategic partnership.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.