Dark/Light Mode

KAI Siap Terbitkan Obligasi Rp 2 T

Senin, 11 November 2019 16:48 WIB
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro membuka Investor Gathering Penawaran Umum Obligasi KAI Tahun 2019 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (11/11). (Foto: Humas KAI)
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro membuka Investor Gathering Penawaran Umum Obligasi KAI Tahun 2019 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (11/11). (Foto: Humas KAI)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengumumkan rencana untuk menerbitkan obligasi, melalui Penawaran Umum Obligasi II Kereta Api Indonesia Tahun 2019, Senin (11/11).

Penjamin Pelaksana Emisi dalam obligasi ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.

“Obligasi II Kereta Api Indonesia 2019 dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya sebesar Rp 2.000.000.000.000 (dua triliun rupiah). Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, berjumlah Rp 1.200.000.000.000,- (satu triliun dua ratus miliar rupiah). Dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman kepada PT Bank HSBC Indonesia (tidak terafiliasi). Sisanya akan digunakan untuk pengadaan sarana baru dan pembaruan sarana," ujar Direktur Utama KAI Edi Sukmoro, dalam acara Investor Gathering di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/11).

Suasana Public Expose KAI tahun 2019 (Foto: Humas KAI)

Pengadaan sarana baru ini, mayoritas ditujukan untuk membeli kereta baru. Menggantikan kereta yang usianya sudah tua.

Untuk diketahui, sampai Oktober 2019, terdapat 672 kereta yang usianya di atas 30 tahun. Kereta tersebut antara lain berupa kereta penumpang, kereta makan, kereta bagasi dan kereta pembangkit.

Titik utama pembaruan sarana adalah melakukan repowering, yaitu peningkatan daya sarana kereta api. Repowering ini meliputi pekerjaan penggantian mesin kereta penumpang, gerbong barang, pembaruan lokomotif, kereta rel diesel dan lainnya.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, serta peningkatan layanan. Baik untuk angkutan penumpang, maupun barang.

Baca juga : Wanita Tertua Dunia Meninggal di Usia 123

Terkait hal ini, Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo menilai, dengan track record dan manajemen yang baik serta proyeksi arus kas yang kuat, KAI berpeluang mendapatkan peringkat Obligasi yang bagus.

“KAI optimis, Penawaran Umum ini akan sukses seperti yang sebelumnya,” ujar Didiek.

Obligasi ini mendapat peringkat idAAA (Triple A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Obligasi terbagi menjadi 2 seri. Untuk Seri A yang berjangka waktu 5 tahun, memiliki indikasi tingkat kupon Obligasi 7,45 - 8,10 persen per tahun. Sedangkan Seri B yang berjangka waktu 7 tahun, memiliki tingkat kupon Obligasi 7,80 - 8,50 persen per tahun.

Bunga Obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi.

Selama lima tahun terakhir, sejak tahun 2014 hingga 2018, KAI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,5 persen, dan rata-rata pertumbuhan laba bersih dengan CAGR sebesar 22,3 persen.

Berdasarkan laporan posisi keuangan, KAI juga menunjukkan perkembangannya dengan peningkatan jumlah aset mencapai CAGR 20,1 persen. Serta diiringi pertumbuhan ekuitas dengan CAGR 30,2 persen.

Baca juga : Menperin Agus Siap Revitalisasi Industri Manufaktur

Dalam posisi akhir semester I Tahun 2019, total aset KAI mencapai Rp 41,2 triliun. KAI mampu mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 5,84 persen, pertumbuhan total liabilitas sebesar 7,1 persen, dan pertumbuhan total ekuitas sebesar 4,4 persen.

Jika dibandingkan dengan periode 30 Juni 2018, KAI mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,31 persen, dan pertumbuhan laba bersih hingga 54,39 persen.

Didiek juga yakin, KAI akan memperoleh Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 5 Desember 2019, dan melakukan penawaran umum pada tanggal 6 sampai dengan 9 Desember 2019.

Tanggal penjatahan diperkirakan pada 10 Desember 2019, dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Desember 2019.

“Dukungan yang kuat dari pemerintah terhadap KAI, dapat terlihat dari sikap pemerintah yang mempertahankan kepemilikan 100 persen di KAI. Karena KAI ini merupakan BUMN yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di seluruh Indonesia,” pungkas Didiek.

Beberapa proyek yang saat ini sedang ditangani oleh KAI di antaranya dilakukan melalui Perpres No. 49/2017 tentang percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Kemudian, program peremajaan sarana dengan tujuan untuk meningkatkan layanan angkutan penumpang.

Baca juga : Awal 2020, Lima Produk Perkebunan Organik Rambah Taiwan

Dari segi angkutan barang, KAI secara berkelanjutan melakukan pengembangan kapasitas angkutan batu bara, dengan cara menambah lokomotif dan gerbong ,serta mengembangkan jalur di Sumatera Bagian Selatan.

Sebelumnya, pada November 2017, KAI telah menerbitkan surat utang (obligasi) perdana sebesar Rp 2 triliun.

Dana tersebut digunakan untuk mendanai proyek KA Bandara Soekarno-Hatta sebesar 55 persen. Sisanya yang 45 persen, untuk pengadaan kereta baru.

Penawaran obligasi ini mendapat minat yang cukup besar dari para investor. Permintaan obligasinya mencapai Rp 5,2 triliun, atau melebihi 2,5 kali dari nilai yang ditawarkan. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.