Dark/Light Mode

PLN EPI Dukung Pemerintah Dan KKKS Manfaatkan Gas Bumi Indonesia

Rabu, 22 Mei 2024 13:39 WIB
Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto. PLN EPI, sangat mendukung dan siap menjadi offtaker untuk pengembangan lapangan migas Indonesia. (Foto: Istimewa)
Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto. PLN EPI, sangat mendukung dan siap menjadi offtaker untuk pengembangan lapangan migas Indonesia. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) merupakan salah satu offtaker produksi gas alam nasional.

PLN EPI mendukung penuh Langkah Pemerintah serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Gas untuk bisa meningkatkan produksi gas, mengingat pertumbuhan kebutuhan gas oleh pembangkit untuk mendukung konsumsi listrik di masa transisi energi.

Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto menjelaskan total kebutuhan gas untuk pembangkit listrik saat ini hingga 2040 mendatang akan terus tumbuh.

Baca juga : BKS Tancap Gas Garap Bus Listrik

Hal ini dikarenakan pembangkit gas merupakan energi transisi yang lebih rendah emisi untuk menyongsong target Net Zero Emissions  (NZE).

"PLN saat ini mempunyai skema Accelerrated Renewable Development, di mana kebutuhan gas untuk pembangkit menjadi salah satu backbone kelistrikan di masa transisi ini. Kami PLN EPI, sangat mendukung dan siap menjadi offtaker untuk pengembangan lapangan migas Indonesia," ujar Rakhmad dalam keterangan resmi PLN EPI, Rabu (22/5/2024).

Rakhmad merinci pada tahun ini saja misalnya, kebutuhan gas pembangkit mencapai 1.213 Million British Thermal Unit (MMBTU). Sedangkan tahun depan bisa mencapai 1.706 MMBTU jika adanya pertumbuhan konsumsi listrik yang signifikan.

Baca juga : INKUD Gandeng Perusahaan Cina Kembangkan Pabrik Susu Dan Penggilingan Beras Di Indonesia

Tahun ini, setidaknya PLN EPI telah memetakan potensi sumber gas seperti 532 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) dari gas pipa terkontrak, 488 MMSCFD gas pipa yang potensial untuk diserap.

Sedangkan untuk LNG, 115 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) yang berasal dari Bontang.

Menurut dia, meningkatnya kebutuhan gas untuk LNG memang hampir dipastikan akan terjadi.

Baca juga : Salurkan Dana Pensiun, Asabri Gaet Pos Indonesia

Selain karena ada penurunan dari sisi hulu, ke depan pembangkit listrik yang membutuhkan gas juga bertambah dengan adanya program gasifikasi pembangkit listrik.

Agresifitas PLN mencari alokasi gas memang wajar lantaran dalam proyeksi yang disusun PLN ada peningkatan kebutuhan LNG di tahun mendatang. Tahun ini saja porsi penggunaan LNG dari keseluruhan penyerapan gas PLN mencapai 53 persen dan akan terus meningkat hingga 68 persen pada tahun 2030. Nov

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.